JULI ARNIWITA

Berasal dari Sungai Penuh,Jambi.Mengajar di PAUD Terpadu Islam Amanah/ Mengelola Yayasan Amanah Ummat di Kota Sungai Penuh. Assesor BAN PAUD dan PNF Provinsi Ja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Silaturahim 2 Syawal (Bagian II)

Silaturahim 2 Syawal (Bagian II)

Pepatah mengatakan:

"Sedia payung sebelum hujan," kondisi hari ini payung sering terlupakan sebab bisa turun naik mobil dan cukup berlari ke tempat tujuan atau tetap berada di dalam mobil. Tapi tidak denganku yang sudah sampai dilokasi ditinggal pergi. Maklum masih status menumpang mobil teman.

Perjalanan silaturahim mesti dilanjutkan karena sore itu kesempatan emas yang kumiliki. Bisa-bisa besoknya tepat 3 Syawal aku "open house" karena masih banyak sahabat guru yang akan bertamu ke rumah. Kondisi rintik-rintik hujan mesti dilewati. Untung ada payung butut milik teman suami yang juga sahabat karib kakak perempuanku "Bu Dian". Akhirnya aku pamit dan melewati trotoar ditemani payung butut yang sangat berjasa. Ditemani rintik hujan, dan kabut sutra ungu serta berjalan berdua dengan suami tercinta membuat alunan lagu "Sepanjang jalan kenangan" seolah mengiringi perjalananku. Tanpa terasa rumah berikutnya yang menjadi tujuanku serasa singkat. Tiba-tiba aku sudah berada di pintu gerbang masuk rumah.

Rumah ini tak asing bagiku dan penghuninya juga demikian. Teringat 2 tahun yang lalu juga di tengah rintik hujan aku datang mengantarkan buku otobiografi karya Ayah tercinta. Di dalam buku tersebut ada kisah persahabatan Ayahku dengan sosok yang ada di rumah itu. Ya...beliau Ayah Algazi sahabat seperjuangan Ayahku dimasa muda. Persahabatan mereka awet sampai usia mereka di ambang senja. Namun Allah berkehendak lain. Ayahku lebih dahulu menghadapnya dan persahabatan tinggallah kenangan. Allah punya cara menautkan kembali persahabatan dengan menggerakkan hati anak keturunan Ayahku untuk silaturahim. Aku contohnya.

Awal kedatangan langsung saja aku menuju pintu masuk bagian belakang. Ternyata benar, baru dipanggil beberapa kali daun pintu bersibak. Hadir sosok Ayah yang kukenal. Beliau menatapku dan aku juga menatap wajah Ayah yang sudah semakin lansia.

"Ayah kenal aku?"...pertanyaan awal yang terlontar dari lisanku. Ayah menggeleng seraya semakin menatapku. Langsung saja kusebut nama almarhum ayahku. Sambil berucap,

"Gitulah...kami orang-orang tua sering lupa." Sambil mempersilahkan aku dan suamiku duduk beliau pun mengambil tempat disamping "Ibuk" istri tercinta beliau. Ibuk yang sudah kukenal dari masa kecilku baik karena hubungan keluarga maupun karena aktivitas. Beliau kekenal aktif beorganisasi dan aktif berinteraksi di tengah keluarga maupun masyarakat umum.

Pertemuan berlangsung hangat dan seolah aku merasa almarhum Ayahku ada di tengah kami. Sebab perbincangan kami selalu hadir cerita sosok Ayah. Sampai-sampai Ibuk mengatakan,

"Almarhum Ayah selalu hadir bertamu di rumah ini setiap lebaran kedua." Tiba-tiba aku tersentak seolah hadirku di 2 Syawal sudah diatur Allah, sampai-sampai aku nekad walau di tengah rintik hujan. Ibuk melanjutkan ceritanya sambil menunjuk ruangan makannya.

" Di situ Ayah duduk lesehan menikmati sambal dan sayur kesukaan beliau." Saat melihat ruangan itu aku seolah berhalu mengingat sosok Ayah tercinta. Sungguh serasa waktu yang sekejap berpulangnya Ayah. Tepat 7 bulan berpulangnya Ayah di 10 Mei ini.

Tidak lama kunjungan itu. Akhirnya aku mesti pamit dengan alasan senja sudah semakin larut dan aku harus melanjutkan petualanganku untuk bersilaturahim ke rumah sahabat yang sedang terkapar lemah. Akhirnya aku pamit dan mengulur dalam hangatku dengan cipika-cipiki dengan Ibuk yang terasa hangat dan menusuk ke ulu hati. Sungguh rasa rinduku terobati dengan sosok almarhum ibu kala itu. Ayah dan Ibuk pun melepas aku dan suami sementara hujan pun masih tetap awet menyertai perjalananku yang paling hanya dilewati 7 menit. Ya ke rumah sahabat yang terbaring lemah.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post