Siang itu hujan turun begitu derasnya. Air mengalir dimana-mana. Beberapa orang sibuk menyibak karpet merah yang sudah basah. Tenda ungu itu tak mampu menahan derasnya air hujan. Semua basah, meja hidangan, meja tamu, bahkan air hampir masuk ke dalam rumah.

Kami semua terpaku, dan mencari tempat yang aman dari timpaan air hujan. Mataku tak henti-henti memandang air yang mengalir dekat kakiku. Sekali-sekali ku angkat kakiku, aku takut sepatu yang ku pakai basah.

Tiba-tiba mataku tertuju kepada sepasang penganten yang duduk di pelaminan. Penganten pria asyik makan, mungkin lapar. Penganten wanita asyik memainkan gawainya. Layaknya sepasang penganten yang menikmati kebahagiaannya, kulihat penganten pria ingin menyuapkan sang isteri sesendok nasi. Namun dengan lembut sang isteri menolak, mungkin ada rasa malu kepada tamu-tamu yang ada.

Hujan tak juga reda, aku tak sabar ingin pulang dan kembali ke tempat kerja. Ada tugas yang menanti. Virus sagusabu sedang bercokol di tubuhku, Jariku tak sabar ingin menari di atas keyboard laptopku.

Dengan semangat aku gas motorku, menghadang hujan yang tak kunjung reda. Jarak tempuh tak begitu jauh, tubuhku tak kuyup oleh hujan, akupun sampai di kantorku.

Azan sholat zuhur sudah tak terdengar lagi, karena waktu sudah pukul 13.25 menit. Akupun segera mengambil wudhu' untuk menunaikan sholat.

Dalam hatiku hanya ada sebuah tekat, jangan sampai aku gagal memenuhi janjiku pada diriku dan pada media guru yang membimbing dan mensupportku untuk menjadi penulis

Aku ingin hayalanku terwujud. Aku ingin bukuku dipajang di salah satu sudut pustaka Suman HS. Akuingin duduk di tenda VIV haman kantor Gubernur Riau tanggal 2 Mei 2018 nanti dengan buku hasil karyaku di dadaku.

Rabb, doa dan harapanku, lancarkan jemari ini untuk selalu menari dan menari di atas keyboard laptopku. Semoga inspirasi demi inspirasi mengalir deras, sedera air bah yang menghanyutkan isi bumi ini. Aamiiin Ya Rabbal alamin.