Para pramugari dan Pramugara telah bersiap untuk lepas landas. Dari pagi terbang hingga sore ini. Makassar-Jeddah, penerbangan yang cukup melelahkan, namun setiap momen selalu diabadikan. Entah itu tentang awan, pesawat, makanan ringan, candaan kecil, diskusi singkat, dan yang paling utama penguatan diri unutk perjalan umrah ini.

Masih dalam penerbangan sesekali mata terpejam, menarik napas dan menyebut Asma-Mu Ya Rabb. Masih dalam penerbangan acap kali kucubit lagi lenganku sendiri. Itu hanya untuk menyakinkan diriku bahwa aku tak bermimpi. Itu hanya untuk menguatkan tekadku bahwa , InsyaAllah, bisa menjadi tamu Allah yang layak.

Rasa haru dan merinding mulai menghampiri diri, saat zikir dan doa perjalanan dari muthawif tak putus untuk jamah. 'Tour Leader"(TL) kamipun sigap dengan segala amanah, dan tibalah kami memasuki kota Makkah. Ada hening sejenak, ada rasa haru, dan berulang kalai dengan kalimat zikir unutk rasa syukur. Tibalah di Hotel Makkah Tower, lantai 15 itu, hati gembira bercampur gelisah, lalu diri ini beranikan mata menengok ke bawah nun jauh di pelataran Masjidil haram, Ya...Allah.....mata ini hanya berkaca. Air mata ini mengalir dengan sendiri dan deras....Alhamdulillah Syukur unutk nikmat_Mu Ya...Rabb. Tak sabar hati untuk segera memulai ibadah di dalam masjidil harap, di depan ka'bah.Hanya bisa bersusjud Syukur , syukur alhamdulillah unutk semua nikmat-Mu ya...Allah Ya...Rabb.

#Arminareka_Jamaah Timika_Bis 82

#Oktober_2023