Ada ayah bertanya pada anaknya (T.96b)
Sholat subuh berbeda dari biasanya, ada keponakan menginap di rumah ingin buka puasa dan sahur namanya Nahda sepupunya adik Zahira terpaut satu tahun usianya.
Sangat berbeda ketika sahur bersama, Nahda semangat bersahur dengan adik Zahira walaupun lauk pauknya hanya tempe goreng, sangatlah lahap menikmati sahur, Alhamdulillah mereka sangat akur. Setelah sahur Nahda dengan Zahira langsung ambil wudhu menunggu adzan subuh berkumandang, mereka bedua langsung ke musholla begitu juga Fathir secara bergantian berwudhu, selang beberapa menit adzan subuh terdengar di masjid, kemudian mereka bersiap sholat subuh berjama'ah yang di imami oleh ayahnya. Sholat subuh berjalan khusyuk dan tuma'ninah, dzikir tidak terlupakan yang ditutup dengan doa bersama, selesai sholat dan berdoa, ayah Tito memberikan kultum kepada mereka
"Alhamdulillah sholat Subuh sudah kita laksanakan dengan sempurna namun tadi ayah dengar ketika berdoa kalian mengucapkan Amin dengan nyaring oleh karena itu ayah akan menjelaskan tata cara ketika berdoa yang baik dan benar" kata ayah Tito sembari memperbaiki tempat duduknya
"Boleh dibantu menjawab, kira-kira ketika kita berdoa bagaimana adabnya yang benar?" Ayah Tito memandang Fathir, Fathir sedikit berpikir dengan pandangan menuju ke atas langit-langit
"Dengan suara pelan yah" jawab Fathir
"Jawaban Fathir benar, Alhamdulillah, Nahda mungkin punya jawaban?
Nahda menggelengkan kepalanya artinya tidak tahu
"Zahira mungkin bisa menjawab?" Mata ayah Tito tertuju pada Zahira
Mata Zahira berputar-putar sambil lalu jari telunjuknya mengarahkan ke kepalanya dan menggelengkan kepala juga sambil tersenyum
"Baiklah ayah akan menjelaskan tata cara berdoa dengan baik yaitu satu berdoalah dengan khusyuk seolah-olah kita di lihat oleh Allah SWT, kedua, pelankan suara seolah-olah kita berbicara dengan orang yang kita hormati, ketiga, kedua tangan kita disatukan terbuka lebar persis di depan hidung seolah-olah menadah air hujan, keempat, ucapkan amin ketika doa di akhir kata, tidak di anjurkan mengucapkan Amin ditengah kalimat, kelima, bulatkan tekad bahwa doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Nah itu tata cara berdoa yang baik, adakah pertanyaan mengenai tata cara berdoa?" Ayah Tito memancing agar mereka bertanya, maklumlah mereka masih anak dibawah umur pasti belum mampu merangkai kalimat tanya yang benar,
Tiba-tiba Zahira nyeletuk bertanya
"Ayah waktu Zahira berdoa, teman-teman Zahira selesai sholat ketika ustadz berdoa kalau mengucapkan Amin sangat keras, kan tidak boleh ya yah?" Zahira bertanya secara spontan karena dia bertanya sesuai pengalamannya ketika ngaji
"Iya benar sekali Zahira, Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui, tentunya ketika kita menjawab doa dengan amin tidak sepatutnya Allah SWT diteriakin seperti Aaamiiiiinnn," ayah Tito memberikan penjelasan beserta contohnya, Fathir, Nahda dan Zahira mulai mengerti yang dijelaskan ayah Tito
"Kalau sekiranya tidak ada pertanyaan lagi, kita akhiri dengan bacaan Hamdalah bersama-sama
"Alhamdulillahi robbil 'alamin"
Dengan barisan teratur mereka bersalaman kepada ayah Tito dengan tertib dan sopan, dan keluar dari Musholla.
====================================================
Garahan, 18 Maret 2024/07 Ramadhan 1445 H, 23.10
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasih, Ayah. Jadi belajar lagi saya juga hehe.... Keren, Pak
Hahaha, senyampang utk kebaikan teruslah belajar, sukses utk bunda
Mantap ceritanya Ustad. Ada anak bertanya pada Bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa. Ada anak bertanya pada Bapaknya........
Matur nuwun bunda, mendidik anak sesuai kaidah agama, sukses Bunda
Dua jempol.
Terima kasih dua jempolnya bunda
Wauw...benar2 kelg teladan. Sukses sllu p gr.
Ha-ha-ha hanya sebuah cerita keluarga bunda, terima kasih bunda
Luar biasa
terima kasih bapak