Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat. e-mail: [email protected] @FB Jumari Tito Galing @IG Jumari Tito @Tiktok Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kawah Ijen yang Legend (T.179)

Kawah Ijen yang Legend (T.179)

Siapa yang tidak tahu tentang pesona Kawah Ijen? secara administrasi Kawah Ijen berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. Sejak dulu keindahan kawah ijen mempunyai daya tarik yang luar biasa karena mempunyai satu keistimewaan yaitu Blue Fire yang hanya bisa dijumpai di dua tempat di dunia yaitu di Kawah Ijen Indonesia dan Islandia, Api biru abadi begitulah julukannya.

Di tahun 2017 saya bersama teman guru berkesempatan mendaki kawah Ijen lewat Bondowoso melalui jalur Garahan-Sukowono-Bondowoso-Wonosari-Sumber Beringin-Kali putih- Sempol-Kawah Ijen. waktu itu saya belum mengetahui ada jalur kompas yang dapat mempersingkat perjalanan yaitu dari Garahan-Ledokombo-Sumber Jambe-Pujer-Sumber Beringin-Sempol dan Kawah Ijen.

Kami berangkat setelah sholat Ashar menggunakan sepeda motor dan sampai ke ground camping atau parkiran Kawah Ijen jam 9 malam setelah melewati medan yang sangat menegangkan yaitu perjalanan dari Wonosari menuju Sempol kawasan yang sepi kendaraan hanya yang melintas mobil Travel menghiasi jalan yang penuh kesepian, kanan kiri sejak masuk sumber beringin hutan Pinus dan kopi dan juga hutan lebat yang menambah suasana ngeri-ngeri sedap, Alhamdulillah perjalanan diberi kelancaran. Kami mencari warung kopi untuk dapat menghangatkan tubuh sembari berbincang-bincang dengan pedagang kopi. saking akrabnya kami disajikan api unggun untuk menanggulangi rasa dingin yang luar biasa dan ekstrim kata mas Karto suhu malam hari bisa mencapai 0 derajat celsius. Beliau juga memberikan tumpangan tempat tidur diwarungnya karena kami tidak membawa tenda sambil menunggu pembukaan tiket masuk Jam 02.00 WIB.

Tepat Jam 02.00 WIB saya dibangunin sama Mas Karto untuk segera membeli tiket, akhirnya saya kemas-kemas berangkat ke tempat tiket membayar tiket seharga Rp. 25.000,- dan selanjutnya menuju puncak Kawah Ijen, perlahan-lahan kami menyusuri jalan yang gelap hanya sebatas lampu senter yang kami bawa, banyak pendaki turut ambil bagian berjalan kaki dengan peralatan tongkat pendaki sedangkan kami hanya bermodal nekat dan semangat. Belum sampai di tengah perjalanan kami kecapekan dan beristirahat di bahu jalan untuk menenangkan detak jantung dan pernapasan yang hampir ngos-ngosan, minum air putih dan membawa bekal berupa nasi gulung yang kami bawa dari rumah. Dirasa cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke puncak dengan tenaga yang full. benar kata Mas Karto bahwasanya sejauh mata memandang lampu senter menghiasi disepanjang jalan seperti kunang-kunang nampak indah dipandang. Belum berjalan jauh kami harus istirahat terlebih dahulu mengingat kita berjalan menjauhi gravitasi bumi membuat tenaga terkuras habis seolah-olah badan kita di tarik oleh magnet bumi, Sepanjang perjalanan ada rombongan anak muda mahasiswa Jakarta salah satunya menyerah tidak mampu mendaki saking ekstrimnya jalan mendaki dan menangis minta turun kembali. Begh kok kalah dengan saya yang sudah tuwir mampu mendaki kawah Ijen. Ada alternatif agar sampai ke kawah Ijen tanpa mengeluarkan tenaga yaitu menyewa gerobak dorong waktu itu biayanya sekitar Rp.800.000,- pulang pergi, karena kami tidak cukup uang untuk menyewa gerobak mau tidak mau saya harus berjalan selama 2 jam untuk mencapai ke Kawah Ijen.

Sekitar Jam 04.00 kami sampai ke puncak Kawah Ijen masih gelap gulita yang nampak hanya lampu senter para wisatawan dan yang paling menakjubkan adalah Blue Fire jauh dibawa sana nampak indah kebiruan, waktu itu para wisatawan tidak dianjurkan turun ke bawah karena asap belerang sangat tebal menjaga kemungkinan akan pingsan karena asap sulfur yang dapat menyesakkan pernapasan. Boleh ke bawah asal beli masker yang harganya Rp. 25.000,- dan ada pemandunya tentunya harus membayar sewa guidman. apa daya kami berdua menikmati Blue Fire dari bibir kawah Ijen sambil menunggu Sunrise tiba. Lalu lalang wisatawan di bibir kawah Ijen untuk mengabadikan keindahan alam, termasuk saya tidak menyia-nyiakan untuk berfoto bersama para wisatawan mancanegara dengan bahasa inggris apa adanya, saya mencoba bercakap dengan para turis minta ijin berfoto bersama Alhamdulillah ada Daniel dari Perancis, Anastasya dan Michaelinov dari Rusia, Alan dari USA, Madam Margareta dari Belanda.

Sebelum Sunrise tiba tidak lupa kami harus sholat Subuh terlebih dahulu di bibir Kawah dengan bertayyamum dan menjalankan sholat Subuh seperti biasanya. kami berjalan ke arah timur laut mencari spot foto yang bagus ternyata benar banyak wisatawan berfotoria sambil menunggu Sunrise tiba, Alhamdulillah Matahari terbit sekitar jam 05.00 WIB, momen ini tidak kami sia-siakan untuk berswafoto, setelah matahari terbit betapa tercengangnya mata melihat pemandangan Kawah Ijen yang sangat spektakuler seraya mengucapkan Subhanannlah walhamdulillah Allahu Akbar, Amazing and Awesome guys, terbayar sudah perjuangan mendaki kawah ijen dengan disajikan Kawah api berapi yang aktif dan memepersembahkan kepulan asap belerang, belerang yang melimpah, nampak penambang belerang membawa belerang dengan pikulan di bahu menuju ke atas kawah, Luar biasa si penambang belerang ini hanya ingin menyambung hidup harus memikul beban belerang sekitar 50 kg. Rasa takjub belum berakhir setelah menikmati pemandangan kawah ijen dan sekitarnya secara tidak sengaja, ada rombongan Penari Tari gandrung sedang menari untuk dijadikan Video, saya pun mengabadikan peristiwa ini karena Tari gandrung adalah salah satu Tarian yang paling saya sukai, Ya Allah saya baru ingat kalau penari Gandrung ini bersama-sama dengan saya naik ke Kawah Ijen dari parkiran sampai ke puncak. Selesai menikmati tari gandrung, saya berjalan menuju di pohon kering di bibir kawah, sangat disayangkan bila tempat se-eksotis tidak diabadikan, dengan background danau kawah ijen hijau kebiruan menambah keindahan tiada tanding yang Allah ciptakan.

Puas menikmati alam Kawah Ijen sekitar Jam 08.00 WIB kami berkemas-kemas pulang, sepanjang perjalanan sejauh mata memandang pemandangan disajikan dengan apiknya, tadi malam tidak menyadari bahwsanya di sisi kanan kiri adalah jurang yang cukup dalam, sekitar satu kilometer area jalan nampak bersahabat namun setelah itu jalan yang terjal siap dilalui, kalau tadi malam badan melawan gravitasi bumi tetapi sekarang badan di tarik oleh gravitasi bumi membuat lutut bergemetaran, sekali-kali istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga berkumpul dengan wisatawan yang turun juga. Yidak membutuhkan satu jam akhirnya kaki menginjakkan di pintu keluar kawah Ijen, Alhamdulillahi robbil 'alamin. Sekitar jam 09.00 WIB saya pamitan ke Mas Karto dan membayar uang parkir mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikannya dan Insyaallah akan bertemu kembali di lain hari. Sepeda Motor berjalan menyusuri jalan menurun kawasan hutan pinus menghiasi sepanjang perjalanan hingga akhirnya sepeda motor berhenti sejenak di air terjun Kaliputih untuk mengambil gambar sambil mengistirahatkan sepeda motor sekitar 15 menit. Walau mata sepat karena kurang tidur, kami melanjutkan perjalanan menuju kawah wurung, waktu itu jalan yang kami lalui masih banyak lubang yang menghiasi jalan termasuk jalan yang menuju ke kawah wurung. akhirnya jam 10.00 WIB tiba di kawah wurung menikmati pemandangan kawah yang tidak jadi-jadi dan tidak lupa kami pun juga berswafoto sebagai bukti kalau saya pernah ke Kawah wurung.

Jam 12.00 WIB kami benar-benar meninggalkan Kawasan Geopark Kawah Ijen, rasa lelah mendera badan, mata kantuk, badan tidak segar karena kecapekan, dengan sisa tenaga yang ada kami harus berhenti sejenak di Masjid pertigaan Desa Sumber Beringin istirahat dan tidur sejenak sebelum benar-benar pulang ke kampung halaman.

Tadabbur alam sangat penting bagi kita agar tubuh kembali fresh, bukan menghilangkan stres tapi mensyukuri alam semesta yang Allah SWT ciptakan agar senantiasa mempertebal keimanan kita bahwa ketika kita berada di alam, tubuh kita sangat kecil dibanding dengan alam yang sangat luas dan besar, kekuasaan Allah SWT tiada tanding dan tiada banding.

Bersyukur dan selalu bersyukur insyaallah kita akan sehat lahir dan batin.

===================================================================

Garahan, 09 Juni 2024 / 02 Dzulhijjah 1445 H, 13.54 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaap... Kalau saya kayaknya ga kuat haha....

10 Jun
Balas

Hahaha bunda cukup ke tangkupan perahu lebih dekat dan tidak ekstrim

10 Jun

Luar biasa pesona indah Ijen Gus

09 Jun
Balas

Monggo Gus mumpung ada di Situbondo langsung capcuz ke kawah ijen

09 Jun

Kepingin ikutan. Tempat wisata yang luar biasa. Jelajahi dunia menambah rasa syukur atas anugerah tuhan.kren

09 Jun
Balas

Silahkan pak datang ke Jember hahaha, terima kasih pak hadirnya

09 Jun

Amin. Luar biasa pengalamannya, Pak. Saya jadi penasaran. Salam sukses selalu!

10 Jun
Balas



search

New Post