Kepedulian tidak ada di Google (T.242)
Ada sebuah cerita yang menggugah jiwa, mari kita simak!
"Yang menggendong anak ini adalah seorang profesor universitas, dan bayi ini bukanlah anaknya sendiri. Tapi dia adalah dari salah satu anak mahasiswanya.
Saat selesai mata kuliah, sang profesor ditanya oleh salah satu mahasiswanya, tentang apa alasannya yang membuatnya ia melakukan hal itu?
Sang profesor menjawab "Karena aku tak ingin bayi ini terus menangis dan mempermalukan ibunya, sehingga ia nanti akan meninggalkan kuliah, dan aku berharap agar dia menjadi fokus untuk belajar, karena aku kagum dengan pengorbanan dan semangatnya dalam menuntut ilmu, sebab itu aku tak ingin ia kecewa."
Cerita di atas berbanding terbalik dengan yang saya alami waktu kuliah, teman saya membawa anak yang baru berusia 1,5 tahun, jadwal kuliah pada sore hari yaitu jam 3 sore sampai malam, sambil menggendong anaknya, dia mengikuti mata kuliah dengan nyaman, sekali-kali dia harus menyusui anaknya sambil minta ijin keluar ruangan ke dosen yang sedang memberikan mata kuliah.
Pada suatu sore, waktu kuliah berlangsung anaknya menangis, dia panik dan takut, segera menyusui anaknya di dalam kelas namun tidak juga diam, si ibu nampaknya bingung dan cemas karena mengganggu mata kuliah yang sedang berlangsung, di saat kondisi yang tidak nyaman sang dosen marah dengan berkata kalau kuliah jangan membawa anak, sangat mengganggu mata kuliah, mempersilahkan keluar kelas. betapa hancurnya perasaan teman saya waktu itu. Sejak Saat itu, teman saya mengalami trauma dan tidak membawa anaknya ke ruang kelas ketika dosen perempuan itu mengajar, namun sang suami setia menunggu di luar kampus untuk menemani anaknya sampai malam.
Sebuah pesan moral:
Demikianlah hendaknya guru/dosen, ia tidak hanya sekedar memberikan materi saja atau mentransfer pengetahuan, sebab jika anda menjadi seorang guru/dosen hanya sekedar memberikan materi saja atau mentransfer pengetahuan, maka ada saatnya anda tidak akan dibutuhkan lagi. karena nyatanya google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal daripada anda!
Namun, jika anda menjadi guru/dosen yang juga mentransfer adab, akhlak, ketaqwaan, kepedulian dan keikhlasan anda akan selalu dibutuhkan. Karena Google tidak memiliki itu semua!"
=================================================================
Garahan, 16 Agustus 2024 / Jum'at, 13 Safar 1446 H, 07.46 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap surantap ulasannya Mas ustadz. Saya pernah ngalaminya saat bertugas sebagai guru. Membawa anak ke dalam kelas saat mengajar. Karena kita bersepakat tidak pakai pengasuh. Siapa yang tidak terlalu padat jadwal ngajar, harus berkenan ngasuh anak nyambi ngajar. Sekarang anaknya sudah merantau kuliah di Al Azhar Cairo. Ternyata dampaknya sangat positif terhadap tumbuh kembang inteligensi anak.. hehe. Sukses selalu
Alhamdulillah semoga anak Sholih yang ada di Cairo menjadi orang sukses dunia akhirat
Contoh yang sungguh mulia. Makasih ceritanya, Pak.
Mantap banget. Sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih Opa Sun
Mudahkan urusan saudaramu, maka Allah mudahkan pula urusanmu. Terima kasih untuk nasihatnya dalam cerita ini.
Sama-sama bunda, salam sukses selalu
Mudahkan urusan saudaramu, maka Allah mudahkan pula urusanmu. Terima kasih untuk nasihatnya dalam cerita ini.
Oma jg punya tmn kuliah, saat uji semester dia br sj melahirkan. Mk bayi dibawa dititipkan ibunya yg duduk di rmh penjaga sklh. Wkt menyusui dia izin keluar & diizinkan. Bahkan tmn2 kuliahnya mensupport semua. Skrng anak itu sdh dewasa
Puji tuhan Oma, semoga beliaunya menjadi orang sukses
Sikap yang bijak, tidak semua orang bisa
bahkan saya sendiri pak
Saya sendiri belum tentu seperti dosen A pak
Masya Allah, alangkah baiknya manusia yaitu orang orang yang punya hati dan perasaan. Google bisa menjadi sumber pengetahuan tetapi bodoh dalam berprilaku maupun bermoral. Salut dengan tulisan ini pak Jumari
Terima kasih Pak yang selalu memberikan support kepada saya