Lala dan Romi (T.432)
Bab 11 – Perangkap untuk Saka
Malam itu, hutan kembali sunyi. Tapi di dalam keheningan itu, ada rencana besar yang sedang disusun oleh Romi dan Lala. Mereka tahu Saka tak akan berhenti begitu saja. Ia pasti akan kembali membuat kekacauan. Karena itu, mereka berencana untuk membuat sebuah perangkap.
"Kita harus membuat Saka keluar dari persembunyiannya," bisik Lala saat mereka berkumpul bersama teman-teman yang sudah kembali percaya kepada mereka.
Rusa, kelinci, tikus pohon, bahkan burung pelatuk berkumpul mendengarkan. Mereka semua ingin membantu memperbaiki keadaan dan menangkap Saka agar hutan kembali damai.
"Aku tahu Saka sangat tamak," kata Romi sambil tersenyum.
"Kalau kita membuat gudang makanan terlihat penuh dan tak dijaga, ia pasti akan tergoda untuk datang."
Para hewan langsung semangat. Mereka bergotong royong membersihkan gudang dan mengisi keranjang-keranjang dengan buah segar, biji-bijian, dan madu manis.
Namun, sebenarnya, mereka menyembunyikan dirinya di berbagai tempat. Ada yang bersembunyi di balik semak, ada yang di atas pohon, dan Lala sendiri terbang tinggi untuk mengawasi dari udara.
Ketika malam tiba, bulan bersinar terang. Dari balik pepohonan, muncullah sosok Saka yang berjalan mengendap-endap, matanya berbinar melihat gudang yang tampak penuh tanpa penjaga.
"Hahaha, sungguh bodoh mereka," gumam Saka.
"Sekali ini, semua makanan ini akan jadi milikku!"
Tanpa menyadari bahwa dia diawasi, Saka mulai masuk dan mengambil buah-buahan. Ia bahkan menumpuk madu di punggungnya.
Begitu Saka mulai serakah dan mengambil terlalu banyak, Lala memberikan isyarat.
"Tiga... Dua... Satu... Sekarang!" seru Lala dari atas.
Para hewan serentak keluar dari persembunyian mereka!
Seekor rusa besar berdiri menghadang di pintu masuk, kelinci melompat menutup jalan keluar, dan burung pelatuk mengetuk tanda bahaya dari atas pohon.
Saka terkejut dan panik. Ia berusaha kabur, tapi kakinya terpeleset karena tumpahan madu yang sengaja ditaruh di lantai. Ia terjatuh dengan posisi memalukan, membuat semua hewan yang menonton menahan tawa.
Romi mendekat, matanya tajam menatap Saka. "Kamu telah memfitnah kami, memecah belah kita semua, dan mencoba mencuri makanan hutan ini. Apa kamu tidak malu, Saka?"
Saka menggeliat, berusaha membela diri.
"Aku... aku hanya... aku butuh makanan..." katanya dengan suara lemah.
Tetapi semua tahu bahwa apa yang dilakukan Saka bukanlah karena lapar, melainkan karena keserakahan.
Rusa tua yang bijaksana berjalan ke depan. "Kamu harus bertanggung jawab, Saka. Kita akan mengadakan musyawarah di tengah hutan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan."
Saka hanya bisa menunduk.
Sementara itu, Romi dan Lala saling tersenyum. Mereka tahu bahwa malam itu bukan hanya tentang menangkap Saka, tapi tentang mengembalikan kepercayaan, persahabatan, dan kedamaian di antara para penghuni hutan.
Bulan bersinar makin terang, seakan ikut merayakan keberhasilan mereka.
============================================================
Garahan, 01 Mei 2025 / Kamis, 02 Dzulqo'dah 1446 H, 09.48 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar