Lala dan Romi (T.434)
Bab 13 – Tugas Pertama Saka
Setelah musyawarah yang penuh haru itu, kehidupan di hutan perlahan kembali normal. Namun, kini ada satu perubahan besar: Saka si ular resmi menjadi bagian dari komunitas hutan, dengan tugas berat untuk membuktikan bahwa ia benar-benar ingin berubah.
Pagi itu, Romi dan Lala datang menemui Saka di dekat sarangnya.
"Hari ini kamu akan menjalankan tugas pertamamu, Saka," kata Lala sambil tersenyum.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Saka, sedikit gugup namun bersemangat.
"Kamu akan membantu membersihkan sungai kecil di hutan barat," jawab Romi. "Beberapa ranting dan dedaunan menyumbat aliran air. Kita butuh tangan eh, badanmu yang lincah untuk membersihkannya."
Saka mengangguk penuh semangat. "Aku siap!"
Romi, Lala, dan beberapa hewan lain, seperti kelinci, burung, dan berang-berang, berangkat bersama menuju sungai. Di sana, mereka melihat sungai yang sempit dipenuhi ranting-ranting besar dan dedaunan kering.
"Kalau ini terus dibiarkan," kata seekor berang-berang,
"air tidak akan mengalir dan kita akan kekurangan air bersih."
Saka segera meluncur ke dalam air. Dengan gesit, ia menggunakan tubuhnya untuk mendorong ranting besar ke pinggir sungai. Ia juga membantu mengangkat dedaunan yang menumpuk.
Awalnya, beberapa hewan masih mengawasinya dengan cemas. Mereka belum sepenuhnya percaya kepada Saka. Tapi perlahan, saat melihat kerja kerasnya, senyum mulai muncul di wajah mereka.
"Hebat sekali kau, Saka!" seru burung kecil dari dahan.
Saka hanya tersenyum kecil, merasa hatinya menghangat. Ini adalah pertama kalinya ia merasa bermanfaat untuk sesama.
Hari semakin siang, dan pekerjaan membersihkan sungai hampir selesai. Air kini mengalir kembali dengan jernih, membuat suara gemericik yang merdu di telinga.
Romi dan Lala duduk di batu besar sambil memandang hasil kerja mereka.
"Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik, Saka," kata Romi.
"Terima kasih," jawab Saka, sedikit terharu.
"Kau membuktikan bahwa kau bisa berubah," tambah Lala, menepuk punggung Saka dengan sayapnya yang kecil.
Saat mereka beristirahat, tiba-tiba muncul sekelompok anak kelinci yang datang berlari, tertawa-tawa. Mereka bermain di tepi sungai, menikmati air jernih yang mengalir berkat kerja keras Saka.
Melihat itu, Saka tersenyum lebih lebar. Ia merasa hatinya penuh kebahagiaan. Untuk pertama kalinya, ia tidak merasa sendiri. Ia diterima dan dihargai.
"Ini baru awal, Saka," kata Romi sambil menatap sungai yang berkilau di bawah sinar matahari.
"Ya," jawab Saka,
"aku akan terus berusaha menjadi lebih baik."
Di tengah suara gemericik sungai dan tawa anak-anak kelinci, Saka tahu, jalan menuju perubahan memang tidak mudah, tapi sangatlah indah.
Dan di hutan kecil itu, di bawah sinar matahari yang hangat, sebuah persahabatan baru mulai tumbuh.
================================================================
Garahan, 03 Mei 2025 /Sabtu, 05 Dzulqo'dah 1446 H, 23.17 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar