Anak santri kembali ke pondok pesantren, puasanya di pondok selama beberapa hari setelah 3 hari berpuasa di rumah. Terasa sepi dan ada yang kurang ketika berbuka puasa dan sahur. Ada keceriaan yang hilang sejenak ketika salah satu anggota keluarga tidak melengkapi hari-hari dibulan puasa.

Dua anak selama bulan puasa yang masih duduk di bangku sekolah dasar berguling-guling di kasur di kamarnya masing-masing sambil memegang hp, beribadah ketika waktunya, sedangkan istri menjahit di kamar sebelah sambil menunggu sore hari. Adzan Ashar berkumandang di masjid, saatnya ibunya anak-anak kembali menjadi inem untuk persiapan buka puasa. Tiba-tiba anak-anak keluar dari kamarnya mengajak ngabuburit keliling desa, eh ternyata sang inem mendengar juga dan bilang juga mau ikut ngabuburit, Alhasil, sambil menunggu selesai masak dan anak-anak mandi, saatnya menyiapkan sepeda motor keliling kampung selama 4 hari si kuda putih tidak keluar rumah.

Jam 17.05 WIB saatnya ngabuburit, Ayah, mama, Zahira dan Fathir keliling kampung, terasa beda jalanan kampung dari hari biasanya, banyak sepeda motor ditunggangi anak muda markir di tepi jalan dan sawah, bahkan ada balapan liar, Hadeh anaknya siapa nih? Nanti kalau ada kecelakaan atau penggerebekan pasti kocar kacir. Tak selang beberapa lama memasuki desa tetangga kondisi jalannya begitu menantang sampai-sampai anak-anak ketawa ketika ban sepeda masuk dalam lubang, belum seberapa lama, rintik hujan menerpa wajah tak lama kemudian tumpahan air yang jatuh dari langit semakin deras, sejenak berhenti untuk memakai mantel. Niatnya ngabuburit sambil beli takjil di kampung sebelah berakhir kehujanan.

====================================================

Garahan, 05 Maret 2025/ Rabu, 05 Ramadhan 1446 H, 09.34 WIB