Pantun untuk TNGP Bukit Tinggi (T.271)
Ke laut mati beli apokat
Makan apokatnya di bibir pantai
Maksud hati ingin berangkat
Apa daya tangan tak sampai
****
Pariaman tempat mempesona
Kue lapis rasanya manis aekali
Hati riang berjumpa saudara
Sesama penulis di Bukittinggi
***
Tinggi sekali jauh letaknya
Kota Padang kota yang ramah
Jika Bukittinggi dekat jaraknya
Ku pastikan datang untuk berjumpa
**
Buah mangga terasa manis
Buah pepaya masak di atas panci
Mohon maaf kepada semua penulis
Hanya punya niat tak bisa terealisasi
*
Pulau Papua kaya alamnya
Tanahnya berlumpur ditanami padi
Semoga berjumpa di TNGP berikutnya
Di Jawa Timur bolehlah jadi.
====================================================
Garahan, 27 Oktober 2024 / Ahad Pahing, 23 Rabiul Akhir 1446 H, 15.05 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kl msh di Jawa mungkin bs berangkat ya, Mas?
Iya Oma, apalagi kalau di solo, Semarang atau Jogja pasti saya bela
Tanam kupa di pematang. Biji jambu merah warnanya. Salam jumpa di kota Padang. Hati haru tak bisa jumpa semuanya
Ha-ha-ha mantap pantunnya Bunda
Cakep Pak Jumari
Tarimo kasih pak lukman
Sama, Bapak. Saya juga ga bisa ikutan. Selain jauh, waktunya Sabtu Minggu. Harus berangkat jumat. Ga ada ijin. Hehe....
Nah itu Bunda berat di ijin, belum pulangnya dan capeknya, salam sukses bunda syantik
Mantap. Maksud hati ingin berangkat, apa daya tangan tak sampai. Semoga tahun depan di Jawa lagi, Pak.
Amin YRA, apalagi pas di Jember wah mantap Bund
Saya juga ingin sudah daftar tapi entah jadi apa tidak.
Kenapa bun?