Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Seorang guru Madrasah Ibtidaiyah AL-Amin Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Jawa Timur, mengabdi untuk Agama dan negara semata-mata mencari Ridho Allah SWT...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rumah Induk tak lagi Damai

Rumah Induk tak lagi Damai

Rumah ini sudah tak lagi seperti dulu lagi, saya dan tiga bersaudara hidup dalam kesederhanaan tapi penuh dengan kebahagiaan, cuman kakak pertama yang keluar dari rumah karena berada dirumah dinas desa sebagai staf desa setelah lulus dari SMP diajak oleh kepala desa untuk menjadi perangkat desa dan menempati rumah dinas desa. Saya, Kakak kedua dan ketiga berada dirumah ini karena masih sekolah dan ada yang mondok ditetangga sebelah. Kakak pertama bernama Somat, kakak kedua sodat, kakak ketiga bernama soyati, dan keempat saya sendiri Sopan.

Ibu dan bapak selalu mengawasi saya dan kedua saudara yang berada dalam satu rumah, sodat sudah tamat dari pondok pesantren desa sebelah, Soyati masih mondok ditempat yang sama, sedangkan saya duduk di bangku sekolah Tsanawiyah ditempat yang sama juga. Karena soyati sebentar lagi akan menikah maka bapak dan ibu membuat rumah untuk persiapan pindah karena adat istiadat anak perempuan yang menikah danbawa suami kerumah sang istri setidaknya orang tua dan saya sendiri harus pindah rumah kesebelah walaupun terbuat dari gedek (bambu yang dianyam sedemikian rupa) dan terdapat dua kamar tanpa pintu, satu ruang tamu dan satu ruang dapur dan beralaskan tanah sehingga jauh dari kata rumah mewah. Beberapa waktu kemudian bapak merantau ke negeri pulau Dewata sebagai pasukan kuning ikut bibi dan paman yang telah lama berada di Bali tepatnya di depan terminal bus Ubung Denpasar gang kemuning, bapak mengumpulkan rosokan untuk dijual dan uangnya dikumpulkan untuk merenovasi rumah, setiap liburan semester saya selalu ke Bali ke tempat kost bapak selama beberapa hari dan membawa uang ke rumah untuk keperluan sehari-hari dan selebihnya membeli batu bata. Sepulang dari sekolah saya menggali tanah untuk membuat sumur dan akhirnya tanah mengeluarkan air sampai akhirnya menjadi sumur walau tanpa tembok.

Beberapa tahun kemudian kakak kedua Sodat menikah dengan wanita dari tanah Persil sumbersari Mrawan, mau tidak mau sodat dan istrinya hidup bersama dengan saya walau ukuran rumah hanya 3 x 7 meter tapi kami selalu bahagia, kalau ada waktu kakak iparmu membuat semen bata, yaitu batu bata yang tidak terpakai dikumpulkan kemudian di hancurkan menggunakan kayu sedangkan kakak kedua pergi ke Bali sebagai kuli bangunan untuk membantu mengumpulkan uang merenovasi rumah, sedikit demi sedikit bahan bangunan mulai nampak tinggal sedikit lagi untuk merenovasi rumah. Siang dan malam kami bekerja mengumpulkan bahan seperti pasir, batu sungai, semen bata dan lain sebagainya. Tidak mengenal lelah tetap kami berusaha agar rumah bisa dihuni dengan layak.

Hampir satu tahun segala jerih payah terbukti dengan dibongkarnya rumah gedek menjadi tembok, orang tua tetap berada di Bali sedangkan saya, ipar dan kakak saya membantu tukang untuk merenovasi rumah, kebetulan kakak sepupu saya tukang bangunan sehingga cepat terselesaikan, sebelum dibongkar ibu berkata "rumah ini adalah rumah kenangan yang tak ternilai harganya dan penuh kenangan bagi kalian berdua, banyak perjuangan yang harus kita lakukan agar kalian mempunyai rumah yang layak huni tidak malu ketika teman kalian bermain dirumah ini".

Sidat dan istrinya menyewa tanah di barat rumah sehingga keluar dari rumah induk tinggal saya dan orang tua menempati rumah itu yang telah direnovasi, teman-teman kampung selalu menginap rumah saya maklumlah anak2 era 2000-an ngumpul bareng main kartu atau sekedar minum kopi bareng dirumah apalagi kalau sudah malam Minggu pasti teman2 tidur dirumah beralaskan tikar tidur dilantai, sungguh indah waktu itu namun beberapa tahun kemudian saya menikah dan harus ikut istri di desa sebelah tinggal ibu dan bapak dirumah induk,.

Kakak pertama setelah menikah masih menempati rumah dinas dan beberapa tahun kemudian setelah mempunyai anak keluar dari rumah dinas dan ngontrak rumah selama beberapa tahun kemudian, merasa kasihan saya dan istri berinisiatif bermusyawarah dengan kedua orang tua agar kakak pulang kerumah induk daripada uangnya hanya dibuat bayar kontrakan, orang tua setuju tanpa syarat tapi bagi saya untuk menempati rumah kakak harus berjanji agar kakak menghidupi kedua orang tua, kakak pertama setuju. Mereka boyongan menempati rumah induk, selama beberapa bulan tidak ada masalah, bapak dan ibu terpenuhi kehidupannya dan bahagia bahkan saya, istri dan anak-anak sering nginap walaupun tidur dilantai karena kamar sudah terpenuhi dengan kedua orang tua dan kakak beserta keluarganya namun beberapa kemudian rumah itu mau disertifikat atas nama kakak dan saya dan kedua saudara saya tidak ada curiga sekalipun kepada kakak, setelah sertifikat kepemilikan selesai beberapa bulan kemudian sudah ada masalah, ibu selalu mengeluh dengan sifat kakak ipar dan ibu harus belanja sendiri padahal kesepakatan di awal kakak pertama harus memenuhi janji kehidupan bapak dan ibu, karena sudah tidak tahan ibu dan bapak keluar dari rumah induk membuat rumah ngampung tanah miliknya ipar kedua.

Kini rumah induk tak lagi indah dan damai, akibat rumah induk itu kedua orang tua harus keluar dirumah sendiri dan mencari penghidupan sendiri, Ya ALLAH semoga mereka dijauhkan dari kesusahan, selalu sehat dan meras tercukupi segala kebutuhan hidupnya Amin YRA.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

25 Sep
Balas

Terimakasih atas dukunganx bunda....sukses juga buat bunda

25 Sep

Sabar...smoga bapak dan ibu mendapat yg terbaik....a

24 Sep
Balas

Amin YRA Insyaallah bund

25 Sep

Amin YRA Insyaallah bund

25 Sep



search

New Post