Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat. e-mail: [email protected] @FB Jumari Tito Galing @IG Jumari Tito @Tiktok Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Petualangan Hijau di Hutan Gunung Gumitir (T.357)

Petualangan Hijau di Hutan Gunung Gumitir (T.357)

Di sebuah rumah kecil di tepian hutan Gunung Gumitir, hiduplah tiga saudara bernama Balqiz, Fathir, dan Zahira. Mereka tumbuh dikelilingi keindahan hutan, mulai dari hutan lindung yang lebat hingga hutan produksi pinus. Suatu pagi, Balqiz memandang ke arah hutan pinus yang kini tampak gersang setelah pohon-pohon tua ditebang,

"Kak, kenapa hutan itu jadi kosong begini?" tanya Fathir sambil menunjuk.

Balqiz menjelaskan dengan lembut,

"Pohon-pohon pinus itu ditebang karena usianya sudah tua. Sekarang, kita harus menanam pohon baru supaya hutan kembali hijau." Zahira, si bungsu yang sedang bermain dengan tanah, menimpali,

"Apa kita bisa membantu, Kak?"

Balqiz mengajak kedua adiknya ke hutan lindung yang kondisinya mulai rusak,

"Lihat, hutan ini juga butuh bantuan kita," kata Balqiz sambil menunjukkan tanah yang tererosi. Ia melanjutkan,

"Jika tidak segera direhabilitasi, tanahnya bisa longsor, dan banyak hewan kehilangan rumah." Zahira mengangguk dengan mata berbinar,

"Kalau begitu, ayo kita mulai!" Balqiz lalu menceritakan rencana pemerintah setempat yang mengajak warga untuk menanam kembali pohon dan menjaga tanah agar subur.

"Kita bisa ikut membantu mereka dengan menanam bibit pohon ini," ujar Balqiz sambil menunjukkan bibit mahoni yang ia bawa.

Hari itu, mereka bertiga mulai bekerja. Fathir menggali lubang di tanah, Zahira memasukkan bibit pohon, dan Balqiz menutupnya dengan tanah sambil memberi air,

"Kita harus merawat pohon ini seperti keluarga," kata Balqiz.

"Kenapa seperti keluarga, Kak?" tanya Zahira sambil menyeka keringatnya. Balqiz tersenyum,

"Karena pohon memberi kita udara bersih, melindungi tanah, dan menjadi rumah bagi binatang. Mereka adalah bagian dari hidup kita." Fathir menambahkan,

"Berarti, kalau kita sayang pohon, kita juga sayang diri kita sendiri."

Setelah selesai menanam, mereka duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati angin sejuk,

"Kak, aku ingin menanam lebih banyak pohon besok," kata Zahira penuh semangat. Balqiz tertawa kecil dan berkata,

"Kita akan terus melakukannya sampai hutan ini kembali hijau." Fathir memandang ke langit dan berbisik,

"Hutan ini pasti akan jadi indah lagi, Kak." Balqiz mengangguk,

"Ya, asal kita mau bekerja bersama, semua akan berubah menjadi lebih baik."

Beberapa bulan kemudian, bibit-bibit yang mereka tanam mulai tumbuh menjadi pohon kecil. Hutan pinus pun perlahan pulih dengan reboisasi yang melibatkan banyak warga. Balqiz, Fathir, dan Zahira merasa bangga melihat usaha mereka memberikan hasil.

"Lihat, Kak, pohon-pohon itu tumbuh dengan subur!" seru Zahira dengan wajah ceria. Balqiz memeluk kedua adiknya,

"Ini semua berkat kerja keras kita. Kita telah membantu hutan ini kembali hijau untuk generasi selanjutnya."

Hutan Gunung Gumitir kini kembali hidup, menjadi tempat yang aman dan indah bagi manusia dan alam.

======================================================

Garahan, 22 Januari 2025/Rabu Kliwon, 22 Rajab 1446 H, 08.16 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post