Jumriyah,S.Pd, M.Pd

Namaku Jumriyah Aku Lahir di Desa Bergaskidul tepatnya di RT 01/I Ayakhu Karto saleh Alm dan Ibuku Katijah Aku memiliki satu putri yang sekarang sudah bekerj...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJAR

GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJAR

GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJAR

#Tantangan Gurusiana Menulis 30 Hari# (Tantangan Hari Ke 5)

Oleh Jumriyah, S.Pd, M.Pd

Ketika aku duduk di bangku sekolah dasar aku belum tau kelak pengin jadi apa. Saat ditanya bu guru apa cita-citaku aku hanya bisa terdiam. Aku bingung mau jawab apa. Apa sebenarnya tujuan aku sekolah? Aku pengin jadi apa kelak? Semua berkecamuk di dalam hatiku.

Seiring berjalannya waktu, aku sudah menghadapi ujian akhir kelas 6. Waktu itu semua anak diajari untuk menulis tanda tangannya masing-masing. Kami belajar menulis paraf dan tanda tangan. “Buat yang bagus ya! “seru guruku” di depan kelas. Kami semua mulai mencoret-coret buku mencoba membuat tanda tangan yang bagus. “Jangan lupa tanda tangan harus mendekati nama, atau huruf-huruf yang dipakai ada dalam nama kalian!” “iya bu!” jawab kami serempak.

Begitulah kami mengawali titik nol garis masa depan kami masing-masing. Berawal dari itu kami semua mulai merancang angan-angan. Ingin jadi apa kelak ketika sudah dewasa. Ada yang ingin jadi dokter, jadi polisi, pramugari, polwan dan ada juga yang ingin jadi presiden. Aku sendiri berbisik dalam hati, aku ingin menjadi guru. Karena aku ingin seperti bu guru.

Setiap hari aku melihat bu guru meninting tas kerja dibahu kirinya sambil membopong buku besar. Bangga rasanya melihat guruku setiap hari pulang dan pergi sekolah seperti itu. Guruku sangat sederhana, penyabar dan selalu siap membimbing kami para muridnya.

Menjadi guru mulai jadi angan-anganku. Dan sampai saat ini aku sudah merasakan dan menjalani profesi itu. Dalam era milenial ini, figur guru bukan lagi guru sederhana dan membopong buku besar atau stofmap seperti dulu. Guru kini tampil lebih profesional dan kekinian. Yang ditinting bukan tas cantik di tangan melainkan tas punggung berisi laptop yang menempel di bahunya. Laptop yang selalu menemani keseharian guru dalam menjalani karirnya.

Kesederhanaan guru lebih kepada ketelatenan dalam memberikan pelayanan kepada siswanya. Guru harus memahami betul apa yang diperlukan oleh siswanya. Guru harus mampu berperan ganda di sekolah. Sebagai guru bagi siswanya dan menjadi orang tua buat siswanya juga. Guru harus merubah mindset dan pola pikirnya bahwa dalam menjalani tugasnya, seorang guru harus mampu mengendalikan dan mamanaj emosinya dengan baik. Guru sebagai agen pembelajar harus bisa memberikan layanan terbainya dalam proses pembelajaran. Menjadi guru tidak untuk dilayani, namun harus mampu melayani. Melayani siswanya, melayani masyarakat pendidikan dan menumpahkan seluruh energi positif yang dimiliki untuk tumbuh kembang siswanya. Guru harus mampu menyajikan pembelajaran dengan sistematis dan terstruktur. Guru harus bangga dengan keberadaannya secara profesional.

Tak hanya di sekolah saja. Seorang guru sebagai model bagi siswanya. Gerak tubuh dalam aktifitas keseharian semuanya menjadi inspirasi buat seluruh siswanya. Begitu juga di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua kepiawaian guru menjadi contoh bagi masyarakat sekitar. Dalam berinteraksi sosial juga sealalu menjadi panutan bagi lingkungan dimana mereka tinggal.

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga guru banyak dicontoh oleh keluarga yang lain. Guru lebih mencerminkan kehidupan yang sederhana dan tidak suka boros. Ibarat kata kehirupan guru mencerminkan contoh teladan buat siapa saja. Guru tidak hanya sebagai agen pembelajar tapi sekaligus sebagai agen penggerak kehidupan terhadap sesama dengan memberi aura positif terhadap sesama di lingkungan mereka berada.

Kehidupan sebagai guru kini menjadi sebuah pilihan bagi anak muda jaman sekarang. Banyak remaja lulusan pendidikan guru yang antre untuk menjadi guru. Bahkan pada kenyataannya profesi guru berubah menjadi impian. Berbahagiaalah guru, karena guru bukan slogan Umar Bakre lagi. Tetapi guru sudah menjadi profesi impian. untuk itu seorang guru dituntut harus terus mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya. guru tidak boleh kagetan atau gumunan. Guru harus mampu menghadapi perubahan. karena sejatinya yang abadi di dunia ini adalah perubahan itu snediri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post