Nampaknya bahagia terasa jika aku bergegas dari rebahan untuk memenuhi panggilan itu, Ku ambil panci yang tergantung di atas meja coklat tersebut, kumulai menuangkan air kemudian memanaskannya sembari menyediakan kopi yang selalu membuatku dag*dig*dug jika kopinya kemanisan atau hambar. Jujur, aku tidak tahu membuat kopi. tapi semenjak kamu ada Aku slalu ingin manjadi org yg harus tahu semuanya. Istri ku. Terima kasih, sudah membuatku Bahagia di setiap sela waktumu. Langkahnya semakin lihai, tanda ia harus bergegas menyediakan semuanya dengan tepat waktu. Kakinya kadang nampak gemetar, mungkin ia lelah,, tidakk,,, Ia hanya butuh pelukan hangat kemudian bersandar dipundakku lalu kubisikkan kata.m "istrahtalah," mngkin kamu butuh aku yg menggantikan. Tidak Aku hanya butuh kamu di setiap waktu istrahatku, memeluk erat tubuhku, menatapku dengan senyuman manisku, mengecup keningku, sesekali menanyakan kesehatanku, dan mendengar ceritakuu. Istriku?? Apakah kamu lelah hari ini? Bagaimna dengan kesehatanmu?? Sudahkah engkau menghabiskan makananmu?? Sudahkah engkau menyegerakan shalat jika waktunya telah tiba. Rajinkah engkau shalat tahajjud, shalat duha dan bersedekah.. Kamu memang Riuhan Ombak yg slalu ingin kudengar desirnya jika Tuhan memberiku umur yang panjang.