Mr Jun

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dahsyatnya Iqra'
Ilustrasi

Dahsyatnya Iqra'

MENGAPA ANDA HARUS MENULIS ?

Surah Al-Alaq ayat 1-5 adalah ayat pertama kali yang diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara malaikat jibril yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Artinya seluruh manusia di perintahkan untuk membaca. Lalu apa yang harus di baca ketika tidak ada tulisan ?. lebih lanjut di perjelas di ayat ke empat dan lima, bahwa yang mengajarkan (manusia) dengan pena dan dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya. Sangat halus perintah Allah dalam ayat tersebut seolah membisikkan kepada manusia bahwa menulis dan membaca adalah satu paket yang tak terpisahkan.

lewat ayat tersebut, memberikan penjelasan bahwa jika seseorang yang hendak menguasai ilmu pengetahuan, maka, syaratnya selain harus banyak membaca, ia juga dituntut harus banyak menulis. Itulah yang dalam tafsir Azyumardi Azra (2000) disebutkan bahwa orang yang suka membaca tetapi tidak suka menulis, ia akan kehilangan artikulasi diri. Sedangkan jika kita tampil menjadi penulis tetapi tidak suka membaca, maka, tulisannya akan kering pesan. Karena itu, bacalah dan kemudian tulislah.

Mengapa para pendahulu kita kenal dan mengetahui seluk beluk kehidupannya ? padahal kita tidak hidup dan bersama di zamannya. Mengapa plato dan aristoteles masih jadi pembicaraan di ruang-ruang diskusi ? padahal sudah lama tiada dan tidak hidup bersama kita. Dan mengapa pula motivator-motivator seperti ary ginanjar dan mario teguh seolah ada di dekat kita membisikkan kata-kata hebat sehingga kita bisa bangkit. Semuanya karena pikirannya di abadikan dalam sebuah tulisan (buku). Menuliskan dirinya dan dirinya di tuliskan oleh orang lain. Jadi tak heran jika kita menemulan penulis bisa hidup selamanya karena tulisan-tulisannya.

Ali bin abi talib pernah berkata, “jika engkau bukan anak raja dan bukan orang yang kaya maka menulislah”. Artinya jika kita bukan anak raja dan juga bukan seorang yang kaya raya, dengan menulis kita akan di kenal dan di kenang serta hidup diantara mereka. semua penulis akan meninggal, hanya karyanya yang akan terus abadi, maka dengan menulis akan menjadi investasi di dunia maupun di akhirat.

Apapun profesinya, semua bisa menuliskan buku. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita harus menulis.

1. KREDIBILITAS (Kualitas, Kapabilitas, dan Kekuatan)

Kualitas, kapabilitas, dan kekuatan seseorang tak akan terukur jika tak pernah di perlihatkan. Jika saat ini anda adalah guru honor, pegawai biasa yang gajinya pas-pasan bahkan jauh dari kata cukup, maka dengan menghasilkan karya atau menuliskan sesuatu hingga terbit yang kemudian di sebut dengan buku, maka yakin dan percaya anda akan di perhitungkan oleh pimpinan anda.

Apabila Anda menulis buku dan Setelah buku Anda diterbitkan, pintu kesempatan akan sukses itu terbuka lebar. Hal ini memang sulit diterangkan, karena hanya merupakan kesenangan tersendiri ketika Anda mengetahui bahwa seseorang membaca buku anda.

Ini adalah pengalaman menggembirakan, dan kekuatan yang luar biasa. Pengalaman yang luar biasa dengan kegembiraan yang tak semua orang bisa rasakan hanya seorang penulislah yang punya rasa spesial tersebut. Disisi lain orang akan ingin bekerja dengan Anda dan belajar cerita Anda, terutama jika buku Anda dipasarkan dengan baik.

2. AKTUALISASI DIRI / ILMU

Tanpa alasan mengapa kita harus menulis maka kita tidak akan pernah menulis. Aktualisasi diri dan safari ilmu adalah salah satu mamfaat dari menulis. Ada begitu banyak tantangan bermanfaat untuk menulis buku. Dengan memperluas filosofi Anda dan berbagi dengan orang lain, Anda akan menemukan pertumbuhan yang tak terelakkan. Anda akan belajar lebih banyak tentang diri Anda dan orang lain bahwa Anda akan ingin menulis lagi buku saat Anda sedang menyelesaikan yang pertama!

Selain itu, Anda akan tumbuh, tidak hanya secara intelektual tapi secara spiritual dan emosional. Dua kekuatan akan bekerja saat Anda sedang dalam proses penulisan. Satu hal akan memberitahu Anda bahwa Anda bisa melakukannya. Suara Anda mendengarkan akan menentukan kesuksesan Anda, atau ketiadaan.

3. KEMUDAHAN

Tak bisa dielakkan juga tak bisa di pungkiri bahwa manusia adalah mahluk sosial mahluk yang tak bisa hidup tanpa bantua orang lain. Dengan menulis dan menghasilkan karya anda akan menemukan dan berkesempatan berkenalan dengan orang-orang hebat. Salah satu dari orang hebat tersebut yang akan memudahkan langkahmu, memudahkanmu dalam berkarya, juga memudahkanmu dalam menemukan hal-hal yang baru. Tidak ada yang rugi berkenalan dengan orang-orang hebat sekalipun kita dari keluarga yang tak mampu tapi karena tulisan atau memiliki buku maka kita akan diperhitungkan. Percayalah, dengan menulis kita akan menemukan mamfaatnya bahkan mungkin tak akan menemukan sisi negatifnya.

4. RUANG EKSPRESI

Dunia penulisan adalah dunia tanpa batas untuk beragam ekspresi. Kita bisa menyalurkan emosi, bakat, pengalaman, pesan pribadi atau bahkan imajinasi kita melalui tulisan. Jika kita teliti, batapa banyak ide yang berseliweran dalam benak kita setiap hari. Tentang kehidupan. Tentang pendapat dan pandangan. Tentang inovasi dan sebagainya. Nah, jika ide-ide tersebut tidak kita catat, tidak kita tuangkan dalam bentuk tulisan, maka ketika berganti hari ide tersebut akan ikut hilang. Bahkan tanpa jejak. Dan akan sulit rasanya menuangkannya kembali dalam tulisan jika sudah terlalu lama. Meskipun ide utamanya kita masih ingat. Kenapa? Karena ide itu selalu diiringi oleh suasana, motivasi dan gairah yang hanya hadir pada saat datangnya ide tersebut.

5. MENGUATKAN ILMU

Kalau kita mau jujur, coba berapa banyak ilmu yang kita dapatkan sejak kita belajar dulu? Katakanlah mulai dari sekolah Dasar. Jika rentang waktu menimba ilmu kita 16 tahun (SD, SLTP, SMU dan 4 tahun S1) seharusnya sudah segudang ilmu kita. Namun apa yang terjadi pada kebanyakan orang ? Termasuk saya. Setelah selesai S1, mungkin yang terlihat hanyalah satu naskah skripsi yang dikerjakan berlarut-larut. Padahal seharusnya selesai dalam beberapa bulan saja. Catatan yang lain? Buku-buku atau tulisan kita yang lain? Entah kemana.

Syair imam syafi’i

“Ilmu itu bak binatang buruan dan menulis adalah talinya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Bodohlah anda jika memburu rusa

Dan (ketika sudah dapat) anda melepaskannya”

Imam syafi’i betul. Ini sering terjadi pada diri kita. Ilmu hanya kita dengar saja. Kalau pun mencatat hanya sekedarnya saja. Tidak serius. Pantas saja, bertahun-tahun kita belajar, tapi hasilnya seperti tidak setimpal.

menulislah, karena menulis adalah jalan untuk menguatkan ilmu.

6. LEBIH SERIUS MEMBACA

Ketika kita menulis tentang satu tema, maka segala hal terkait tema itu akan terus berputar-putar dalam kepala kita. Bahkan, jika kita belum menemukan jawabannya maka kita akan mencari rujukan untuk memuaskan segudang pertanyaan yang muncul.

Begitu juga ketika kita membaca satu tulisan yang beririsan dengan konsentrasi tema tulisan kita. Maka kita akan membacanya dengan lebih serius, mendalam, perlahan-lahan dan bukan asal membaca. Karena kita seolah menemukan orang yang bisa memberikan jawaban dan informasi yang kita cari. Karenanya, orang yang menulis pasti suka membaca. Atau paling tidak dia ada paksaan dan keharusan untuk membaca. Tapi orang yang suka membaca, belum bisa dipastikan dia suka menulis.

Jadi jelas, bahwa dengan menulis akan hadir gairah untuk membaca, dapat menyerap dengan lebih serius dan mendalam apa yang di baca. Karena kita membaca bukan untuk sekedar membaca, tapi membaca memang benar-benar untuk mencari informasi. Atau minimal mencari bahan untuk tulisannya.

7. INSPIRATOR BAGI PEMBACANYA

Inilah saya fikir menjadi fungsi terbesar dari menulis itu. Ya, memberikan manfaat kepada orang lain. Bukankah ilmu itu menjadi abadi dalam buku-buku dan tulisan-tulisan? Bukankah kita masih mempelajari khazanah-khazanah silam yang usianya bisa ribuan tahun? Begitu dahsyat kekuatan tulisan.

Bisa saja tulisan kita sangat sederhana. Diksi dan alurnya biasa saja. Namun ketika kita menulisnya dengan niat tulus, ingin memberikan manfaat kepada orang lain, maka InshaAllah sangat besar manfaatnya. Dan yakinlah, bahwa masing-masing kita memilik keunikan, peran dan pandangan yang berbeda-beda. Jangan terlalu dipengaruhi oleh fikiran bahwa “Tulisan saya buruk” “Tulisan saya tidak bermanfaat” “Ah sudah banyak orang yang menulis tentang ini”. Fikiran-fikran demikian hanya akan menghambat kita untuk mulai menulis. Yakinlah. Setiap kita punya cara pandang yang berbeda meskipun tujuannya sama untuk menyebarkan kebaikan. Bahkan untuk satu tema yang sama.

Sebagaiman sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang melakukannya” (HR. Tirmidzi, dari Anas bin Malik).

kita tak akan pernah tau, kata mana, kalimat mana, atau paragraf mana yang akan membuat pembacanya terpengaruh oleh tulisan kita. Bisa saja satu paragraf atau satu kalimat dari buku kita yang membuatnya berubah, termotivasi dan melakukan hal-hal yang baik. Menulislah ! dengan menulis akan menjadi investasi dan ladang pahala kelak di dunia maupun di akhirat.

8. ROYALTI

Menulis merupakan aktifitas yang menyenangkan. Siapa sangka dari hobi menulis mengantarkan penulisnya menjadi sorang yang kaya raya dengan royalti dari hasil penjualan buku-bukunya.

Berikut adalah nama-nama penulis terkaya di Indonesia. Tempat pertama diisi oleh Andrea Hirata, penulis tetralogi laskar pelangi, yang meraup keuntungan Rp. 2,5 miliar. Kemudian disusul oleh Habiburrahman El Shirazy-penulis novel laris ayat-ayat cinta-yang mendapatkan penghasilan Rp. 1,5 miliar. Berikutnya berturut-turut Nana Kinoysan, Asma Nadia,Helvy Tiana Rosa,Dee Lestari,dan Tere Liye.

Kekayan materi bukanlah yang menjadi tujuan utama. Kekayaan yang diperoleh bisa berupa kepuasan seperti yang diperoleh oleh Helvy Tiana Rosa yang rajin menyumbangkan royaltinya untuk kegiatan sosial. Dengan menulis ternyata manfaat tidak hanya bermanfaat untuk kita, tetapi orang lain juga menikmati hasilnya. Satu-satunya motivasi Toni Morrison adalah “Bila anda ingin sekali membaca sebuah buku tetapi belum ada yang menuliskannya, Anda harus menulis buku itu.” Tak ada lagi kata untuk tidak menulis, membaca menjadi akar dari terciptanya budaya menulis, membaca dan menulis menjadi sebuah aktivitas yang perkembangannya beriringan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menurut saya, isi tulisan Mr. Jun ini sangat bagus. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang saling berkaitan dan sama pentingnya. Sedikit masukan: Mr. Jun hendaknya lebih teliti dalam menuliskan kata yang berawalan "di". Dalam tulisan ini Mr. Jun menuliskannya terpisah dengan kata berikutnya, padahal seharusnya digandeng. Beberapa di antaranya kata diturunkan, disampaikan dan diperintahkan yang Mr. Jun tulis "di turunkan", "di sampaikan" dan "di perintahkan". Maaf kalau kurang berkenan ya, Mr. Jun.

06 Jan
Balas

Trmkasih banyak Mas Sdah Berkenan memberi masukan.. Ilmunya bermanfaat Mas, Saya Tindaklanjuti tulisan saya Selanjutnya. Syukran

06 Jan



search

New Post