Mr Jun

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Imam Ali dan Quraish Syihab Berbicara Tentang

Ketika Imam Ali dan Quraish Syihab Berbicara Tentang "IQRA"

BERTEMANLAH DENGAN BUKU

(PERBANYAK MEMBACA)

Imam Ali berkata : “Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan : sehat, sakit, mati, hidup tidur, dan bangun. Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu, dan matinya adalah akibat ketiadaan ilmu. Sehatnya hati adalah berkata keyakinan, sakitnya adalah keraguan. Tidurnya hati adalah kelalaian, dan bangunnya hati berasal dari dzikir yang dilakukan.”

Motivasi dan inspirasi Al-Quran terhadap tradisi baca-tulis merupakan semangat yang dimunculkan ayat-ayat Al-Quran yang pada gilirannya memiliki pengaruh terhadap kesadaran dan tingkah laku umat Islam untuk berbudaya membaca dan menulis. Budaya baca-tulis tidak lain adalah embrio bagi lahirnya peradaban yang lebih besar lagi dalam sejarah kehidupan umat Islam, yaitu lahirnya tradisi intelektualitas dalam Islam. Motivasi dan inspirasi Al-Quran bisa dipilah menjadi 4 hal, salah satunya adalah perintah membaca dan menulis.

Menurut Quraish Syihab, membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban. Semakin luas wilayah pembacaan maka semakin tinggi pula peradaban. Begitu pula sebaliknya.

Selain itu, apabila terlihat dari sejarah yang terkait dengan tradisi baca-tulis, maka umat manusia bisa dikelompokkan ke dalam dua periode utama, yaitu sebelum penemuan tulis-baca dan sesudahnya sekitar lima ribu tahun yang lalu. Dengan ditemukannya sistem baca-tulis, peradaban manusia tidak harus mengulang dan mengulang dari nol, merambahi jalan dan merangkak-merangkak. Tetapi, peradaban yang datang mempelajari peradaban yang lalu melalui jejak tertulis yang dapat dibaca oleh generasi pada saat itu. Dan satu hal yang harus dicatat, melalui kemampuan baca-tulis manusia tidak harus memulai segalanya dari nol, tetapi bisa belajar dari prestasi dan kegagalan orang-orang pendahulunya. Al-Quran memperjelas semua masalah yang ada dan mengejarkan sebuah kebenaran yang lengkap melalui ayat-ayatnya. Membaca dan menulis merupakan kunci kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa kegiatan membaca dan menulis, tidak mungkin ayat ayat Al-Quran dan ajaran agama Islam dapat disiarkan keseluruh manusia yang tersebar di muka bumi ini.

Jika Anda berniat menjadi penulis hebat, sejak awal Anda harus menentukan spesialisasi Anda. Pilih salah satu jenis tulisan yang paling Anda kuasai. Apakah Anda ingin menjadi penulis novel? Penulis cerpen? Fiksi atau non fiksi? Atau menulis puisi?. Juga tentukan tema yang Anda sukai. Horor? Cinta? Persahabatan? Atau motivasi?. Sangat jarang ada penulis yang bagus dalam segala jenis tulisan. Menurut saya, dengan menentukan spesialisasi Anda dan menentukan tema sejak awal, Anda akan lebih mudah mengembangkan kemampuan menulis yang Anda butuhkan. Lalu bagaimana menemukan feel tersebut ?.

Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Buku adalah jendela dunia. Pepatah-pepatah itu tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pepatah yang menurut saya, tak pernah usang oleh waktu. Dan ini saya yakini dengan sepenuh hati. Tentu saja, karena buku harus menjadi sahabat dalam hidup kita. Buku juga harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Dengan buku kita bisa melihat sisi lain dari dunia kita ini yang ternyata sangat bermacam-macam bentuknya. Membuat kita bisa mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui. Bacalah, sebagaimana perintahnya Allah Swt kepada Junjungan kita melalui Malaikat Jibril. Sehebat apapun kita, membaca tak pernah lepas dari menulis. Pena tak akan pernah menari-nari di atas kertas juga jari tak akan pernah setia di atas keyboard jika Sang tuan tak banyak referensi. Menulis dan membaca adalah saudara yang masing-masing memiliki aliran tinta yang tak akan pernah terpisahkan. Buku adalah jendela dunia dan dengannya kita bias liburan gratis. Dengan buku kita di ajak berkeliling dunia tanpa harus berbayar.

Beberapa sifat buku yang menurut saya patut menjadi alasan untuk kita mencintainya adalah pertama, karena buku selalu up to date. Walaupun buku telah berumur puluhan bahkan ratusan tahun, tapi buku selalu menyimpan informasi yang akurat sebagai media untuk mengetahui data peradaban yang ada saat itu. Kedua, karena buku selalu kaya dengan imajnasi. Membayangkan apa yang tertulis di buku membuat kita seperti membangun imajinasi versi pikiran kita sendiri. Mengajak diri kita untuk berkreasi dengan menenggelamkan diri dalam alur atau setting yang terdapat dalam buku. Itu menjadikan kita belajar untuk mengerti dunia lain yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh kita. Dan ketiga, dengan membaca buku dapat membuat kita tergerak untuk menulis. Mendeskripsikan sesuatu hal menurut kacamata kita sendiri. Menulis membuat kita bebas menciptakan dunia yang ingin kita bangun. Kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan. Dan menulis adalah sarana yang paling efektif dalam mengungkapkan perasaan. Juga bisa menawarkan pemikiran baru pada orang lain.

Buya Hamka, seorang penulis dan ulama besar Indonesia pernah berkata kepada muridnya :

“Cobalah tulis dari hatimu dahulu. Tangkap ide yang berkelebat agar tak segera lenyap. Alirkan apa saja emosi dan pikiran yang ada di benak dan hatimu. Biarkan ia mengalir sebebas-bebasnya hingga mencapai keutuhan dan garis besar tulisan. Setelah itu barulah kumpulkan serta siapkan data-data pendukung dalam tulisanmu agar ia lebih berbobot dan argumentatif.”

Membaca adalah salah satu modal kita untuk semakin bisa mencintai ilmu. Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Seandainyapun kita diberitahukan bahwa besok akan mati, maka kita harus tetap terus belajar. Kunci agar kita selalu mau belajar adalah jangan pernah menganggap diri kita selalu pintar. Anggaplah diri kita selalu kurang. Sehingga, kita akan selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ingatlah, bahwa setiap hari ilmu di dunia akan selalu bertambah dan berubah mengikuti perkembangan jaman.

“Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-Alaq : 6-7)

Dengan banyak belajar, maka kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita ikuti dan mana yang tidak semestinya kita jalani. Dan bukankah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat? Maka tak ada alasan lagi bagi kita sebagai umat muslim untuk terus menerus berusaha mencari ilmu yang bermanfaat dengan sebanyak-banyaknya. Baca dan menulislah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif Mr. Jun

11 Jan
Balas

Terimakasih Mas

11 Jan

tulisan masyaallah, ada pelajaran bermakna, mencerahkan bagi pemula, barakallah Mr.Jun

11 Jan
Balas

Saya Pernah Mengalaminya sebagai Penulis Pemula Bu Jadi berbagi pengalaman.hehe

11 Jan

Iqra', bacalah. Al Quran, tidak sedikitpun ada keraguan di dalamnya. Tetapi, masih banyak diantara kita yang masih enggan melaksanakan wahyu pertama ini. Sesungguhnya, lahap membaca akan gemuk menulis. Sementara itu, baca tulis merupakan senjata paling ampuh untuk merubah peradaban. Masyaallah, tulisan Pak Guru luar biasa, sarat ibrah. Jazakallah khoir sudah sangat menginspirasi. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.

10 Jan
Balas

Semoga Kita Smua Termasuk orang-orang yg senantiasa bermuhasabah dan Mengevaluasi diri. Aamiin Menulis dan Membaca adalah Paket hebat.. Salam Santun Bu. InsyaAllah keberkahan menyertai kita semua. Aamiin

11 Jan



search

New Post