junita christina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kidung Beraksara

Kidung Beraksara

KIDUNG BERAKSARA

Oleh : Junita Christina Balubun

Pamong Belajar BP PAUD dan DIKMAS Papua

Data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Provinsi Papua angka tuna aksara usia 15-59 tahun sebesar 28,75%, dimana angka ini merupakan angka buta aksara tertinggi di Indonesia. Hal ini berarti jumlah tuna aksara di Papua lebih banyak jika dibandingkan rata-rata nasional. Dilihat dari sebaran di masing-masing wilayah. 16 kab/kota di wilayah Papua memiliki angka tuna aksara di atas 30%, yang memiliki angka tuna aksara tertinggi yaitu 70,73% pada Kab. Intan Jaya dan yang terendah itu pada Kota Jayapura (5,07%). Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka tuna aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki, kecuali pada Kab.Yahukiomo, Kab. Memberamo tengah, Kab. Yalimo, Kab. Puncak, dan Kab. Deiyai.

Kabupaten Mimika yang juga masih memiliki sasaran tuna aksara sebanyak 1.284 orang yang tersebar di 12 distrik yaitu: Distrik Mimika Baru, Kuala Kencana, Tembaga Pura, Mimika Timur, Mimika Timur Dekat (Atuka), Mimika Timur Jauh (Manasari), Mimika Barat (Kokonao), Mimika Barat Tengah (Uta), Mimika Barat Jauh (Porowaiburu), Jila, Jita, dan Agimuga. Dari jumlah 1.284 orang pada tahun 2016 berhasil dituntaskan sebanyak 248 orang atau sekitar 20%. ( Data Hasil Evaluasi Tutor dan Dinas Pendidikan Menengah, 2016).

Salah satu desa yang berada di Distrik Mimika Baru yaitu Desa Timika Jaya dengan jumlah sasaran warga belajarnya berasal dari 7 suku yaitu Amungme, Mee, Moni, Nduga, Dani, Damal, Komoro. Dari ke 7 suku ini masih terdapat warga yang kemampuan membaca, menulis, dan berhitung masih sangat rendah serta kemampuan berbahasa Indonesiapun masih rendah.

Desa Timika Jaya yang berada di Distrik Mimika Baru dengan jumlah sasaran warga belajar keaksaraan yang masih cukup tinggi, oleh pemerintah daerah melalui bidang PNFI sebelumnya telah melaksanakan program pembelajaran keasaraan namun masih juga belum menuntaskan seluruh warga tuna aksara di desa tersebut.

Melihat kenyataan yang terjadi saat ini khususnya di Papua, tim pengembang berkeinginan untuk mengembangkan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik daerah setempat dimana warga belajar pada umumnya bermukim pada satu desa/kampong dan memiliki latar belakang budaya, bahasa, serta keyakinan yang sama. Hal ini menginspirasi pengembang untuk mengembangkan model pembelajaran “Kidung Beraksara“ dengan pendekatan kerohanian.

Model ini dibuat berdasarkan hasil studi eksplorasi yang dilakukan di PKBM Lucile yang berada di Jl. Nangka SP 2 jalur 5 RT/RW 19/02 N0.374 Kelurahan Timika Jaya Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika yang mana salah satu program dari PKBM ini adalah Pendidikan Keaksaraan. Sasaran warga binaannya umumnya mempunyai keterbatasan untuk membaca, menulis, dan berhitung bahkan kemapuan berkomukasi dalam bahasa Indonesia juga masih rendah.

Model ini ditunjang dengan sebuah bahan ajar bahan ajar yang disusun menggunakan Kidung/nyanyian rohani, ayat Alkitab, serta doa-doa yang selalu dipakai oleh jemaat setempat karena secara otomatis warga belajar sudah menghafal seluruh lirik dari kidung rohani serta doa-doa.

Bahan ajar yang disusun tentunya mengacu pada SKL Kaksaraan Dasar dengan menggunakan pendekatan Teks yakni : Teks Personal, Teks Deskripsi, Teks Narasi, Teks Poster, Teks Petunjuk/arahan, sedangkan untuk mengenal angka dan pembelajaran berhitung diajarkan secara manual serta ada pembelajaran menyanyikan not angka.

Model ini telah di Ujicobakan di PKBM Lucile tempat studi awal dan keunggulan dari model ini yaitu model mudah digunakan oleh tutor, mudah ditangkap atau diterima oleh warga belajar, pembelajaran dengan menggunakan model ini memberikan motivasi bagi warga belajar karena suasana pembelajarannya lebih semangat/hidup. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 57 kali pertemuan dengan lamanya waktu 5 bulan untuk memenuhi SKL Keaksaraan Dasar yang yang terdiri dari 114 JP @ 60 menit yang terdiri atas ketrampilan membaca dan menulis sebanyak 80 jam dan ketrampilan berhitung sebanyak 34 jam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab bu Jun

18 May
Balas

terimakasih kawan

18 May
Balas



search

New Post