Sampai tengah malam setelah suara mercon dan kembang api mereda, mbok Iyem masih larut dalam kesedihan. Kesedihan ditinggal oleh Mas Joko yang belum ada yang tahu dimana keberadaannya. Berita kehilangan mas Joko akhirnya sampai ke telinga pak Lurah. Pak lurah beserta hansip yang bertugas malam lebaran Idul Adha segera bergerak, menyisir segala sudut kampung dan desa, mana tahu kadang mas Joko berada di rumah janda.

Semua rumah janda yang ada di desa digeledah, pak Lurah ingin memastikan sendiri bahwa mas Joko yang telah menghilang tidak akan menggoda janda. Pak lurah tidak sampai hati, melihat adik semata wayangnya mbok Iyem menangis terus karena mas Joko.

Jam menunjukkan pukul empat dini hari, pencarian dihentikan. Pak lurah dan segenap jajaran hansip telah lelah. Hasil pencarian nihil, mas Joko tidak ditemukan. Pak lurah kembali ke rumah mbok Iyem, dan menyarankan mbok Iyem untuk istirahat, besok setelah shalat eid pencarian dilanjutkan. Mbom Iyem beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Betapa terkejut mbok Iyem, mas Joko ternyata ada di kamar dan berkata "mas tadi pingsan di bawah tempat tidur, mas terkejut".