Kaboelsiagian

Ada sebab mengapa kita mengenal seseorang itu dalam hidup kita. Sama ada kita perlu mengubah hidup dia atau dia mengubah hidup kita....

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggilan Hati Jadi Guru (Paragraf #16)

Panggilan Hati Jadi Guru (Paragraf #16)

# TantanganGurusiana.id

#30HariMenulisGurusiana.id

#TantanganMenulisKe16#30/0 1/2020

Panggilan Hati Jadi Guru

Paragraf 16

"Silahkan duduk, mbak!" Kata tukang becak

Saya dan kak Imah naik becak menuju terminal Amplas. Sesampainya di Amplas bergegas menuju mobil Rapi untuk pulang ke Labuhanbatu. Seluruh barang bawaan kami di masukkan ke bagasi bus.

Perjalanan dari terminal Ampalas telah mebawa kelelahan yang penat. Pukul 11.00 Wib bus Rapi melaju dengan kecepatan sedang, hingga membawa lena dalam kantuk. Kenyamanan hadir dengan suguhan AC yang membelai hingga lelap.

Dalam perjalanan menuju kampung halaman, telah membawa kisah padu berbingkai. Ada rasa rindu dengan omak dan dengan seluruh keluarga di kampungan. Namun ada resah yang kian memagut dalam lamunan, sesaaat aku terbangun dalam tidur. Impian yang selama ini ternyata tak mulus di jalani.

Apa yang harus aku jelaskan pada kedua orangtuaku dan seluruh saudara yang lain. Pengalaman yang sungguh memilukan, perjalanan dan perjuangan yang sia-sia. Ah, aku harus kuat dunia tak selebar daun kelor, jika di kota Medan aku gagal, mengapa tak aku coba saja di daerahku. Pekerjaan yang sesuai kemampuan pasti ada, asal mau dan sabar.

@@@

Tanpa terasa waktu sholat subuh, kini mulai beranjak mendekati. Sebentar lagi kami akan sampai, rasa syukur teah hadir dalam doaku. Berharap akan selamat sampai tujuan. Kak Imah yang lama tertidur mulai bangun, kuperhatikan masih ada gurat sedih di keningnya. Namun aku coba untuk tidak membahasnya.

"Pinggir,...! tepat di simpang ya pak?, Kataku pada supir. Dan bus berhenti, kamipun beranjak turun, dan membawa seluruh barang-barang. Dan memastikan tidak ada yang tertinggal"

Supir angkot yang siap mengantarkan penumpang telah menanti kedatangan kami. Kak Imah juga mempersilahkan pada karnet untuk mengangkat barang-barangnya ke angkot. Begitu juga aku. Semua sudah di dalam angkot, untuk tujuan arah yang berbeda.

"Kak Imah, saya pamit dulu. Sampaikan salamku pada Uda di kampung. Sambil jabat tangannya.

"Iya, bul. Saya juga minta maaf jika ada kata-kata kakak yang kurang berkenan. Sampai jumpa besok, pastinya kamu datang kerumah kakak besok" "Pasti kak, terimakasih atas bantuannya selama ini, semoga kita tetap dalam lindungan Allah Swt". Amin

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut pak

30 Jan
Balas

Terimakasih

30 Jan

Sukses terus..Next

30 Jan
Balas

Alhamdulillah...Terimakasih

30 Jan

Good luck

03 Feb
Balas

alhamdulillah..jd mengerti nih ha.ha..,emang bus RAPI? ato busnya dalamnya rapi?

30 Jan
Balas

Pokoe Nulis Ahhh. Wkwkw

30 Jan



search

New Post