M.Kabul Marisi, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggilan Hati Jadi Guru(192)

Panggilan Hati Jadi Guru(192)

Panggilan Hati Jadi Guru(#192)

Paragraf 11

"Ayah omak, Kehe ma au. Doahon halak aya dohot omak au". Airmataku menetes berpamitan

"Olo amang, olo aya anakku na burju, Tae-tae di pardalanan". Sambil menangisi kepergianku

"Ayah, selamat tinggal untuk ananda kembali lagi, kelak sukses takkan lupa ayah tercinta". Sambil peluk keduanya dan menagis sejadi-jadinya

Saya ambil tas bawaan untuk beranjak ke angkot. Saya duduk di depan, berusaha untuk tetap ceria. Tisu yang ku persiapkan jadi teman setia untuk menghapus airmata. Saya tak berkata apa-apa, diam serbu bahasa. Mencoba menenangkan diri untuk beberapa saat perjalanan.

Supir angkot melaju dengan tenang, seakan mengerti masa yang berlaku. Lambaian terakhir kuberikan sebagai tanda perpisahan untuk keluarga tercinta, dan terutama omak dan ayah. Semoga Allah Swt tetap menjaga dan di berikan kesehatan dan keselamatan. Semoga juga perjalanan ini mendapat berkah dari-Nya. Dan selamat sampai tujuan, berhasil mendapatkan pekerjaaan yang sesuai.

@@@@@@

"Kring...kring...kring" Bunyi hp bergetar di kantong celana, saya rogoh kantong celana, ternyata panggilan dari teman saya".

"Assalamu alaikum?" Jawabku sambil menguap masih ngantuk

"Saya tunggu di loket kursi nomor 14 ya" kata temanku budi

"Iya, sebentar saya akan sampai. Sekitar lima menit sampai di stasiun bud".

"Ok ditunggu, tiketnya sudah saya pesan. Kita tinggal nunggu kereta".

"Terimakasih bud, kamu memang sahabat yang baik ".

"Ihhh...biasa aja kali bro, kita sudah berteman lama, saudara juaga. Ok ditunggu jangan muji-muji terus ahh"

"Baiklah, Assalamu alaikum". Mengakhiri pembicaraan.

"Wa'alaikum salam, buru-buru amat sih bul". Penasaran, Hihi!

"Sudah, ahh. Dah mau sampai. Nanti aja di lanjutin. Assalamu alaikum"

@@@@

"Bul, disini" Sesaat saya sampai di loket pembayaran tiket. Tanpa pikir panjang saya menghampiri sahabat saya.

"Assalamu alaiku saudaraku, yang baik dan sahabat super kocak. Hihi"

"Waalaikum salam sahabat sejati, setia sampai mati, jujur dan super sabahat sejati" Wkwkw...

Singkat cerita saya bergegasan mengikuti sahabat saya yang sudah terbiasa pergi pulang medan Labuhanbatu. Kami duduk sesuai tiket yang tertera. Tanpa pikir panjang kami duduk sambil cerita panjang lebar tentang kisah perjalanan hidup. Sampai pada akhirnya terlelap dalam kursi masing-masing.

Bersambung...

Labura, 12 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post