Panggilan Hati Jadi Guru(#194)

Paragraf 13

"Stop, pinggir pak, berenti tepat di pinggir pohon mangga itu pak"

"Baiklah, selarang kita sudah sampai, kata tukang becak ke-saya"

"Alhamdulillah, terimakasih ya pak" Sambil membayar ongkos becak saya

@@@

"Asslamu alaikum"? Ucap salam pada rumah Uda Sya'ban.

"Waalaikum salam, menjawab dari dalam"

"Ini saya uda, Abul dari kampung" Sambil melihat sosok Udaku yang belum jelas saya kenal.

"Oohh, iya. Apa kabarmu nak". Menimpali sambil menghapiri saya

"Saya peluk Uda saya, begitu juga ia balas pelukan saya.

"Nak, kamu harus sabar, kita akan cari pekerjaan yang sesuai untuk kamu. Tapi kamu harus sabar.

"Terimakasih uda, mari sama-sama kita cari. Mudah-mudahan dapat dan saya bisa bekerja." Amin

"Baiklah, kamu istirahat dulu, disini kamar kamu. Uda kerja dulu, kalau ada kebutuhan kamu silahkan tanya pada Nanguda kamu ya"?

"Iya, uda. Terimakasih Nanguda sambil mencium tangan Nanguda"

"Sama-sama, baiklah kamu istirahat dulu" Nanguda menpersilahkan.

"Imah, yang sedari tadi memperhatikanku, juga berkenalan denganku, ternyata ada saudara yang sudah lama bejerja di rumah Uda Sya'ban"

"Saya, Imah. Saudara kamu juga, Ibu saya adik Uda Sya'ban," Tuturnya dengan gembira.

"Yuk, kita ke kamar kamu," menunjukkan kamar tempat saya istirahat.

Sesampainya di kamar, kak Imah beranjak permisi"

Bersambung...

Labura, 14 Oktober 2020

@@@