Syaiful Rahman

Syaiful Rahman dapat dihubungi melalui [email protected] atau 081915522463....

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKAN SEBUAH KESIMPULAN

BUKAN SEBUAH KESIMPULAN

Ini bukan sebuah kesimpulan. Namun, sekadar potret kasat mata yang masih perlu didalami. Begini, saya akan bercerita sekilas.

Senin kemarin, saya berangkat ke Surabaya. Jalanan tidak terlalu macet. Matahari amat terik. Sudah banyak pepohonan yang ditebang. Mungkin untuk menghindari risiko roboh yang dapat mencelakakan.

Sekitar pukul setengah dua belas saya tiba di Surabaya. Banyak warung dan toko yang tutup. Mulanya saya menduga, mereka tutup karena masih siang dan mungkin akan buka di malam hari. Ternyata tidak. Banyak dari mereka yang memang tutup sebab tidak beroperasi.

Saat melewati pasar dan mal, saya perhatikan tempat parkirnya. Jika ada ungkapan yang mengatakan, "Bila kamu ingin tahu apa yang dimakan seseorang, lihat saja sampahnya", demikian pula bila kita ingin tahu kondisi pasar atau mal, kita bisa lihat dari tempat parkirnya.

Sangat sepi. Parkirnya masih sangat kosong. Artinya, pengunjung mal atau pasar itu sangat sedikit. Artinya juga, perputaran uang di dalamnya sangat sangat sangat tidak optimal.

Target saya, cukup empat hari saja di Surabaya. Kamis siang harus segera kembali ke kampung halaman. Karena itu, dalam rentang waktu itu, saya harus memaksimalkan waktu yang ada. Cari ilmu, pengalaman, pengetahuan, dan silaturahmi.

Saya rencanakan siapa saja yang mau saya temui. Kapan, di mana, dan pukul berapa. Sebisa mungkin harus efektif, efisien, dan berkualitas. Waktu adalah pedang. Waktu adalah uang. Waktu adalah kesempatan.

Dari seorang teman yang saya temui, ia bercerita betapa kondisi ekonomi porak-poranda. Banyak masyarakat yang pendapatannya menurun drastis. Bahkan banyak di antara mereka yang terpaksa kehilangan pekerjaan.

Kondisi itu membuat daya beli masyarakat otomatis ikut menurun. Pengeluaran untuk kebutuhan sekunder pun dikurangi. Mereka mulai fokus memenuhi kebutuhan primer dan kalau ada sisa disimpan untuk jaga-jaga hari esok.

Seorang teman saya yang menjadi manajer produksi di sebuah perusahaan bercerita. Setelah perusahaannya tutup tiga bulan sebab PSBB, kini perusahaannya kembali beroperasi. Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, ia membutuhkan lima tambahan pegawai.

Singkat cerita, ia membuka lowongan pekerjaan. Di luar prediksi, dalam waktu tiga hari, ada sekitar 500 pendaftar. Padahal pada hari biasa, sebelum ada wabah covid-19, biasanya hanya 50 pendaftar untuk lowongan kerja yang dibuka dalam rentang waktu tiga hari. Kini naik sepuluh kali lipat.

Dari sekitar 500 pendaftar itu, ia hanya mau mengambil lima orang. Artinya ada sekitar 495 orang yang tidak akan diterima. Apakah itu hal biasa? Ya, tentu saja itu hal biasa dalam proses mencari kerja.

Namun, itu menjadi data yang sungguh membuat hati miris. Dari 500 orang, hanya 5 orang yang dapat pekerjaan sementara 495 orang menjadi pengangguran. Jika demikian, bagaimana kondisi ekonomi bisa bergerak dengan baik? Tentu saja ekonomi akan terseok-seok.

"Bersyukurlah kalau kita sudah memiliki pekerjaan. Jangan sia-siakan. Banyak orang di luar sana yang bingung karena tidak dapat pekerjaan," ujarnya.

Di Surabaya saya melihat dengan lebih jelas bagaimana dampak buruk wabah covid-19 itu. Di desa, sekadar untuk makan mungkin masih bisa disiasati dengan tanaman yang dipelihara di lahan. Namun, di kota metropolitan, segala kebutuhan harus beli. Tentu kondisi itu membuat semakin sulit.

Semoga wabah itu segera berlalu dan kehidupan bisa kembali berjalan normal. Tak ada yang perlu disalahkan, tapi yang pasti harus terus bertahan. Laa hawla wa laa quwata illah billah.

Sumenep, 8 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post