Tema lomba bulan Januari 2021 adalah warna kasih ibu. Lomba ini sungguh bikin saya terharu. Dari sekitar 300-an penulis, banyak kisah menarik dan unik. Kalau dirangkum, setidaknya ada beberapa penyebab kenapa lomba ini sangat dahsyat dan bikin nangis.

Pertama, banyak dari kisah yang ditulis oleh para penulis memiliki kemiripan dengan kisah hidup saya. Misalnya, latar belakang ekonomi ibunya yang menengah ke bawah, ibunya yang single parent, dan perjuangan ibunya yang luar biasa demi membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.

Kedua, ada tulisan yang bagus sekali. Baik dari tata bahasanya, pemilihan kata, topik yang diangkat, dan cara penyajiannya. Saya yakin penulis ini menulis dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Hampir saja dia lolos dari meja juri, namun akhirnya terpaksa disingkirkan dari daftar pemenang. Alasannya sangat sederhana, akun Gurusiana penulis itu belum memenuhi syarat. Yakni, akunnya belum Premium. Andai akunnya Premiun, tulisan dia pasti sudah lolos.

Ketiga, saya menemukan sebuah judul tulisan yang keren. Salah satu kunci agar judul tulisan itu keren adalah jangan samakan dengan tema. Misalnya, temanya Warna Kasih Ibu. Jangan bikin judul tulisan Warna Kasih Ibu juga. Buatlah judul yang sesuai dengan tulisan dan unik. Misalnya, Ketika Penyanyi Nina Bobok itu Sudah Tiada atau Pesan Terakhir: Nak, Jangan Menangis Lagi Ya!

Nah, kebetulan kemarin ada judul tulisan yang memang kece badai. Judulnya menyentuh banget. Tidak hanya satu, tapi beberapa. Namun, terpaksa pula judul itu disingkirkan dari daftar pemenang. Kenapa?

Judul bagus, tapi setelah diperiksa link yang dicantumkan pada kolom link artikel, ternyata oleh penulis diisi link akun Facebook. Ada juga yang mencantumkan link profil Gurusiananya, bukan link artikelnya. Jadi, juri diminta mencari sendiri artikel yang ditulis oleh penulisnya. Harus scroll-scroll begitu. Ada lagi yang mencantumkan link artikel Gurusiananya, tapi setelah dibuka tidak bisa. Di situ tertulis 404.

Itu masih tiga penyebab kenapa meskipun judulnya bagus, tapi tidak lolos dalam lomba Januari 2021. Ada lagi yang lebih mengharukan dan bikin nangis. Apa itu? Ternyata link yang dicantumkan adalah link tempat menulis di Gurusiana. Jadi, bukan link artikel yang sudah dipublish. Melainkan link tempat menulis artikelnya. Berarti juri disuruh menulis sendiri. Duh!

Keempat, ini hal yang sangat dieman-eman juga. Tampaknya penulis salah alamat atau beda kesukaan genre tulisan saya kurang paham. Judul sudah oke. Akun Gurusiana sudah Premium. Prosedur sudah baik. Setelah dibuka, ternyata isinya bukan esai, tapi puisi. Oh my baby. Maafkan kalau terpaksa tersingkirkan.

Empat poin itu adalah hal-hal yang membuat lomba menulis Januari 2021 ini bikin nangis. Selamat bagi para pemenang. Jangan putus asa bagi yang belum menang. Teruslah belajar dan meningkatkan kualitas tulisan. Semoga sukses dan sehat selalu. Salam literasi!

Surabaya, 21 Januari 2021