Terhitung sejak Maret 2020, saya lebih fokus di kampung halaman. Tujuh bulan lebih kami tidak bertemu, kecuali hanya melalui WhatsApp atau Zoom. Tak ada perbincangan santai yang akhirnya menjadi serius terjadi.

Kemarin, Senin (12/10) sebuah kebetulan telah terjadi. Kebetulan Mas Eko sedang di Surabaya. Kebetulan pula saya baru tiba di Surabaya.

Tanpa pikir panjang, kami langsung meluncur dan bertemu. Ngobrol ngalor ngidul entah ke mana. Kadang serius, tapi lebih banyak bercanda tawa.

Begitulah cara kami merayakan persahabatan. Persis seperti enam tahun silam ketika kami kali pertama dipertemukan oleh Tuhan. Makan bareng. Muterin Surabaya bareng. Canda bareng.

Satu lagi: membangun mimpi bareng.

Mulanya setiap mimpi dan rencana-rencana yang kami bangun itu ragu saya tanggapi. Tapi, nyatanya pelan-pelan setiap mimpi itu menjadi nyata.

Ya, memang begitu adanya. Kami bukan orang sakti yang bisa membangun candi dalam satu malam. Untuk mewujudkan mimpi itu, kami harus melakukannya secara bertahap. Harus penuh kegigihan dan kesabaran.

Lantas, mimpi apa lagi yang dibangun sebagai hasil pertemuan kemarin? Apakah mimpi membangunkan keluarga bahagia untuk saya? Wait! You will see!

Surabaya, 13 Oktober 2020