TANTANGAN MENULIS DI GURUSIANA (11) HILANG SATU, TUMBUH SERIBU
Berapa banyak peluang yang terlambat kita sadari? Kita baru menyesal di kemudian hari? Berapa banyak peluang yang gagal jika raih? Kita sudah berjuang tapi patah di tengah jalan? Tentu banyak. Sampai-sampai kita lupa jumlahnya. Setelah semua berlalu, kita baru bergumam, "Seandainya aku dulu..."
Tapi, waktu tidak pernah tunduk kepada kita. Waktu tidak peduli apakah kita mau memanfaatkannya atau membiarkannya lewat begitu saja. Yang berlalu tetap berlalu. Hanya kenangan yang tertinggal di benak dan perasaan.
Meskipun begitu, kita tidak pantas berputus asa. Seberapa banyak kesempatan yang hilang, tak perlu terlalu kita sesalkan. Sebab menyesal hanya akan membuang-buang energi. Ia tidak akan kembali.
Segera bangkit kembali. Tatap masa depan. Di sana ada banyak kesempatan baru. Kita harus memilih dengan baik agar kesempatan tidak hilang seperti sebelumnya. Sebagaimana kita bahas di tulisan sebelumnya, jalan ini bercabang. Setiap cabang memiliki cabang lagi. Setiap cabang memiliki konsekuensi.
Mari kita membuat sebuah ilustrasi. Dulu saya ingin sekali kuliah di Jogja. Alasannya, karena di sana saya punya ekspektasi besar. Saya akan bisa mengembangkan hobi saya di dunia tulis menulis. Tapi, ternyata impian itu gugur. Tiga universitas besar di Jogja sudah pernah saya jajaki. Namun, takdir membawa saya ke Surabaya.
Mulanya sempat psimis. Apalagi ekspektasi saya terhadap dunia mahasiswa meleset. Ternyata pada zaman itu banyak mahasiswa yang lebih suka berleha-leha daripada berkarya. Dalam pikiran saya, kalau begini terus, di bangku kuliah saya tidak akan mendapatkan apa-apa. Mungkin hanya ijazah dan sepercik pengalaman pernah mencicipi dunia kuliah.
Seorang senior membuka mata saya. Dia mengatakan, jika kita tidak menemukan sesuatu yang kita impikan, tugas kita untuk mewujudkannya. Sejak itulah saya masuk ke organisasi-organisasi. Misi saya adalah memperbaiki keadaan sesuai keinginan saya. Ya, ini sangat subjektif.
Ternyata Tuhan menunjukkan banyak jalan kepada saya. Demi bisa mengembangkan hobi, saya pernah ikut Forum Lingkar Pena Surabaya, tapi berhenti di tengah jalan. Saya pernah mendirikan komunitas oretanmu.com. Kemudian saya menginisiasi berdirinya majalah fakultas. Di majalah universitas saya juga aktif menjadi reporter. Beda lagi dengan di majalah luar kampus, seperti di Nurul Falah Surabaya.
Bahkan sampai saya lulus, rasanya kehidupan saya tidak bisa lepas dari dunia tulis menulis. Sekarang saya ada di MediaGuru, sebuah perusahan yang memiliki banyak aktivitas, mulai dari pelatihan menulis, penerbitan dan percetakan buku, majalah, MediaGuru TV, dan sebagainya. Saya juga masih membantu di majalah universitas dan juga di majalah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur.
Pengalaman ini membuat saya sadar bahwa kesempatan kuliah di Jogja memang tidak berhasil saya raih, tapi bukan berarti saya harus mati. Selama napas masih dikandung badan, berarti saya masih punya kesempatan untuk berjuang. Jalan masih panjang maka menyerah bukan jalan penyelesaian.
Kadang kala, kita hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Kita hanya butuh waktu untuk beradaptasi dengan kenyataan-kenyataan baru. Tapi, kita tidak boleh mutung dan putus asa. Kita harus segera bangkit untuk membuat impian-impian jadi nyata. Pepatah mengatakan, hilang satu, tumbuh seribu. Demikian pula dengan kesempatan. Keep fighting!
Cilacap, 25 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat pak. Kota bersyukur Krn ada Media Guru yg memfasilitasi kita utk berkarya..Salam kenal dari guru BstanghariJambo
Terima kasih banyak ya, Bu. Semoga kita terus bisa berkarya dan menjadi bermanfaat. Aamiin.