Kadek suprapto

Menulis itu indah salam literasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi nyata Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Aksi nyata Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Kasus aksi nyata

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Oleh kadek suprapto

CGP Kab. Parigi moutong Angkatan 1

Latar belakang situasi

Saya adalah seorang guru kelas 6 mengajar di sd inpres 2 kayu agung. Sebagai guru saya telah melakukan tugas dan tanggung jawab saya dengan baik termasuk menyelesaikan proses pembelajaran murid kelas enam sampai pada akhir semester ini yang ditandai dengan dilaksanakannya pelaksanaan ujian akhir sekolah bagi murid kelas enam sebagai bentuk evaluasi dari hasil belajar murid dan menjadi alat ukur penentuan kelulusan pada jenjang sekolah dasar. Sebagai mestinya sebagai guru kelas 6 yang kegiatan belajarnya telah berakhir tentu tidak lagi melaksanakan kegiatan proses belajar bersama murid karena materi telah selesai itu artinya saya sudah tidak lagi mengajar kelas enam sehingga waktu saya yang tersisa ini bisa saya gunakan untuk melakukan pengolahan nilai dan juga dapat saya gunakan untuk mengerjakan aktifitas saya yang lainnya. Tiba-tiba saya mendengar guru kelas 4 meminta ijin untuk cuti melahirkan kepada kepala sekolah. Kelas 4 pasti kosong dan tidak ada guru yang mengisi untuk mengajar. Itu yang saya pikirkan kemudian. Saya berharap dan menunggu kepala sekolah mengajak rapat semua guru untuk membahas ijin guru kelas 4 tersebut dan sekaligu menunjuk siapa guru yang akan menggantikan sementara waktu untuk mengajar di kelas 4. Namun sudah selang beberapa hari kepala sekolah tidak mengadakan rapat sementara murid kelas 4 sudah menunggu untuk diisi karena kegiatan belajar terus berjalan. Sebagai bawahan saya riskan mau mengatakan kepada kepala sekolah untuk mengadakan rapat guru membahas terkait ijin cuti melahirkan guru kelas 4 tersebut dan perlunya menunjuk salah satu guru untuk mengajar di kelas 4. Karena harapan saya adalah menunggu keputusan dari kepala sekolah namun kepala sekolah tidak kunjung memutuskan maka saya pun berinisiatif membicarakan secara pribadi dengan rekan sejawat saya yang lainnya dan saya mengambil sebuah keputusan bahwa saya bersedia mengajar di kelas 4 sampai masa cuti guru tersebut berakhir meskipun kepala sekolah tidak melakukan rapat bersama dewan guru dan mengambil keputusan sebagai pimpinan di sekolah saya.

Alasan mengapa saya mengambil keputusan itu.

Sebagai bawahan tentu terkesan saya mengambil wewenang kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah saya dalam hal menentukan dan mengambil sebuah kebijakan. Namun tentunya saya juga mempunyai sebuah alasan yang tepat mengapa saya melakukan tindakan mau mengajar di kelas 4 tanpa persetujuan dari kepala sekolah saya. Sementara saya tahu bahwa saya juga mempunyai tanggung jawab mengajar di kelas 6 sebagai kelas yang saya ampu. Saya mengambil keputusan itu karena merasa terpanggil sebagai seorang guru yang dengan penuh kesadaran mau melaksanakan tugas dan tanggung jawab tanpa harus menunggu perintah dari atasan saya. Saya juga memikirkan bagaimana nanti kondisi murid kelas 4 jika tidak ada guru yang mengajar. Bagaimana dengan materi pelajaran yang belum selesai sementara ulangan kenaikan kelas sudah semakin dekat. Bagaimana kondisi murid jika dibiarkan tanpa guru. Dan satu alasan saya yang paling penting yaitu dapat menciptakan situasi nyaman dan kondusif bagi semua komunitas sekolah yaitu murid, guru, kepala sekolah, dan orang tua agar proses pembelajaran di sekolah khusus bagi murid kelas 4 dapat berjalan baik sesuai dengan harapan kita bersama.

Hasil dari keputusan yang saya ambil.

Setelah saya mengambil sebuah tindakan berdasarkan keputusan yang saya buat yaitu dimana saya memutuskan untuk mengisi kelas 4 yang kosong karena guru kelasnya sedang ijin cuti melahirkan tanpa terlebih dahulu menunggu diperintah oleh kepala sekolah maka situasi belajar berjalan baik dan normal. Murid kelas 4 dapat saya kondisikan dengan memberi layanan belajar sebagaimana mestinya mereka tidak lagi penuh dengan pertanyaan siapa guru yang mengajar nanti karena sempat beberapa waktu lamanya mereka tidak belajar karena tidak ada guru yang menemui mereka pada kelompok belajar mereka dan dapat memberi kenyamanan kepada guru yang lainnya karena mereka tidak merasa terganggu proses mengajar dimasing-masing kelas yang mereka ampu karena merasa bahwa mereka tidak akan mengajar di kelas 4 yang sebelumnya sempat menjadi pembicaraan diantara mereka atas siapa yang bersedia dan mau mengisi atau mengajar di kelas 4.

Perasaan saya ketika mejalankan ketiga peristiwa diatas

Sebelum saya mengambil keputusan tersebut tentu saya mengalami sebuah situasi yang dilematis karena saya harus memilih dua hal yang sama-sama benar. Jika saya tetap memilih untuk fokus pada kelas saya sendiri dan melanjutkan pekerjaan saya setelah ujian sekolah selesai yaitu mengolah nilai kelulusan tindakan saya adalah benar karena saya tetap melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Dan jika saya mengambil alih untuk mengajar di kelas 4 yang gurunya sedang cuti juga merupakan langkah atau tindakan yang benar pula. Perasaan dilematis yang saya alami dan rasakan ini tentunya mengharuskan saya mengambil salah satunya untuk kemudian saya putuskan menjadi sebuah tindakan yang nyata dan pada akhirnya setelah saya melakukan pertimbangan-pertimbangan yang didasari oleh paradigma dilema etika dan prinsip-prinsip berpikir dalam mengambil keputusan lalu saya menguji paradigma dan prinsip berpikir saya tersebut dengan menggunakan langkah-langkah pengujian yang sistematis berdasarkan kerangka berpikir saya maka saya menemukan keputusan yang akan saya ambil yaitu saya mengambil keputusan dimana saya harus mengisi kelas 4 yang kosong saya menyadari bahwa itu adalah keputusan yang tepat dan benar karena dampaknya sangat berarti bagi lancarnya proses pembelajaran di sekolah saya dan berdampak pula pada rasa nyaman dan kondusif kepada guru-guru yang lainnya karena fokus mereka mengajar di kelas mereka tidak terganggu dengan adanya kelas yang kosong.

Pembelajaran yang saya dapatkan dari semua proses yang saya jalani ( kegagalan maupun keberhasilan )

Seperti kata bijak mengatakan bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Untuk menentukan pilihan kita maka perlu sebuah keputusan. Darimana datangnya keputusan tersebut tentu datangnya dari diri kita dan bagaimana kita bisa memutuskan sebuah tujuan hidup tersebut agar bermakna bagi diri kita, tepat serta efektif?. Sebuah pembelajaran yang sangat berguna bagi saya bahwa pentingnya berpijak pada sebuah paradigma dan prinsip yang benar dalam mengambil sebuah keputusan yang berdampak bagi diri kita dan orang lain karena bagi saya tidak mudah menentukan sebuah keputusan yang dilematis karena butuh keterampilan berpikir dan bertindak yang tepat agar keputusan yang diambil tidak menimbulkan polemik dalam kenyataannya.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Perlu sering berlatih dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan keterampilan mengambil suatu keputusan baik yang terjadi dalam kehidupan kita secara pribadi maupun kasus-kasus yang terjadi dilingkungan sekolah kita baik kasus yang terjadi karena hubungan kita dengan rekan sejawat maupun hubungan kita dengan atasan atau pimpinan yang menyangkut persoalan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Baik dan buruknya hasil keputusan kita atau apakah terjadi pro dan kontra karena diterima dan tidaknya keputusan kita tersebut terletak dari cara kita meletakan dasar dan landasan serta cara berpikir kita dalam menetapkan sebuah kebenaran yang paling masuk akal sehingga akan menghasilkan sebuah perubahan yang tidak hanya memberi dampak positif pada diri kita namun juga berdampak bagi komunitas dan lingkungan dimana kita berada.

Berikut saya sertakan dokumen pendukung aksi nyata saya yaitu berupa foto situasi.

Foto 1

Gambaran situasi pertemuan saya dengan guru kelas yang lainnya untuk menyampaikan inisiatif dari keputusan saya untuk mengajar sementara di kelas 4 sampai ijin cuti guru kelas 4 berakhir.

Foto 2

Gambaran situasi ketika saya mengajar kelas 4 masih dalam situasi pandemik

Ket. ( foto 1 )

Ket. ( foto 2 )

Parigi, Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

amin... terima kasih bu guru buat semangatnya ya mari kita bersama sama berjuang demi pendidikan di kabupaten parigi moutong bu guru salam guru hebat buat kita semua....

06 May
Balas

Mantaaap pak guru..sebagai seorang guru yg berjiwa besar. Seharusnya seperti itu.semoga bapak kedepannya akan menjadi pempin yg hebat dan luar biasa..yang pantas untuk ditiru

06 May
Balas



search

New Post