Wahyu

Pria Kelahiran Duri Riau dari Seorang Ayah Perkerja Migas dan Ibu Tenaga pendidik. Selain pekerja Migas juga aktif berorganisasi. MengenyamPendidikan S1 Budid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Salahkah Posting Rapor dan foto Anak di media Sosial??
Foto Rapor SD

Salahkah Posting Rapor dan foto Anak di media Sosial??

Di akhir semester ini, banyak orang tua yang merasa gembira dan bangga karena nilai rapor anak yang bagus. Rasanya ingin berbagi rasa gembira dan bangga atas prestasi si kecil ke seluruh dunia! Inilah mungkin yang membuat banyak orang tua memasang foto rapor anaknya di media sosial.

Buku rapor adalah suatu cara yang lazim digunakan di Indonesia untuk mengukur kinerja siswa dalam satu semester. Umumnya laporan ini diberikan oleh sekolah kepada siswa melalui guru wali kelas. Dalam satu tahun, wali kelas akan membagikan rapor sebanyak dua kali, rapor semester satu dan rapor semester dua.

Pembagian rapor di semester dua atau semester genap seperti sekarang, di dalam rapor siswa tidak hanya disajikan nilai siswa untuk setiap mata pelajaran yang diikuti. Rapor kali ini juga mencantumkan keputusan sekolah terkait apakah siswa yang bersangkutan naik kelas atau tidak.

Ketika membagikan rapor, wali kelas akan menyampaikan penilaian secara umum terkait seorang siswa kepada orangtuanya. Biasanya penyampaian lisan akan lebih difokuskan pada sikap dan karakter siswa selama di sekolah.

Namun bagi siswa yang dirasakan cukup kesulitan untuk mengikuti pembelajaran secara akademis, wali kelas juga akan menyampaikan catatan-catatan berupa evaluasi untuk dilakukan agar lebih baik di tahun ajaran yang baru.

Bagi orangtua, nilai atau angka-angka yang tertera di rapor menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran anak di sekolah. Apalagi jika tertera rangking atau peringkat juara anak di rapor. Orangtua akan merasa bangga, jauh lebih bangga dari pencapaian peningkatan sikap dan karakter baik dari anak.

Maka tak jarang, di masa-masa pasca penerimaan rapor seperti sekarang ini, kita akan sering melihat orangtua yang memposting foto rapor anaknya di medsos, entahkah di Facebook, Instagram atau media lainnya. Meski secara redaksional seperti ungkapan syukur orangtua atas pencapaian anak, tetapi terkadang timbul kesan seperti pamer atau wujud kesombongan orangtua atas pencapaian rapor anak.

Bangga terhadap apa? Terhadap angka? Atau terhadap perkembangan kemampuan anak yang sesungguhnya? Apakah angka-angka di rapor itu sudah menggambarkan perkembangan tersebut?"

"Percuma nilainya bagus semua tapi anak tidak sportif, tidak dapat bekerjasama, sulit bersosialisasi atau menganggap remeh satu pelajaran misalnya,"

Sangat personal, bukan sekedar angka. Dan ini dokumen. Sama hal nya dengan akte kelahiran, kartu keluarga, KTP, paspor, dan sebagainya.

Sesungguhnya nilai rapor menunjukkan bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi, bagaimana usaha belajar anak, bagaimana guru mengapresiasi.

Peran penting orang tua adalah mendampingi usaha anaknya untuk belajar sehingga mendapat ilmu dan akhirnya mendapatkan nilai yang baik sebagai konsekuensi dari belajarnya. Pinter, berhasil, handal, tidak diukur dari nilai rapor semata.

Sejumlah psikolog dan pakar parenting melihat adanya konsekuensi negatif yang berpotensi muncul saat orangtua memublikasikan detail tentang anak di media sosial. Mary Alvord, PhD, psikolog dari Rockville, Maryland, menyatakan pendapatnya di situs American Psychological Association, “Sebagian post memang tidak mungkin menimbulkan bahaya, tetapi yang lainnya, yang menyangkut detail personal anak, bisa membikin mereka menjadi sasaran tindak kejahatan." Untuk itulah, literasi media penting dipelajari, tidak hanya oleh anak-anak yang dicemaskan orangtua akan terpapar bahaya internet, tetapi juga oleh orangtua sendiri yang gemar memublikasikan foto anak.

Setidaknya ada empat hal pertimbangan orang tua sebelum memposting foto rapor anak di media sosial, yaitu :

1.Bagaimana keinginan anak kita

Bagaimana dengan anak kita? Apakah ia merasa nyaman bila rapornya diketahui orang banyak melalui media sosial Anda? Akankah anak merasa senang? Jangan-jangan anak bisa jadi target bullying

2. Pikirkan Bagaimana bila rapornya jelek

Apakah orang tua tetap akan posting kalau nilai rapor anak jelek atau di luar target? tentu tidak, padahal anak bisa saja sudah berjuang dan memberikan usaha terbaiknya meski nilainya tetap tidak sesuai dengan harapan orangtua

3. Pikirkan anak yang lainnya

Orangtua perlu memikirkan anaknya yang lain. Seperti kakak atau adiknya tidak dapat nilai bagus misalnya, lalu yang rapornya di posting cuma yang bagus saja ini dapat menimbulkan kecemburuan hingga persaingan antar saudara.

4. Pikirkan Keamanan dan keselamatan anak kita

Kadang-kadang orang tua lupa kalau di dalam foto rapor yang dipasang di media sosial itu ada nama lengkap anak, kelas, nama hingga alamat sekolahnya!

Ini jelas berbahaya dan tidak seharusnya dijadikan konsumsi publik.

Kecerdasan dan keberhasilan anak tidak bisa diukur hanya dari nilai rapornya saja.

Kita bisa melihat banyak pengusaha sukses , Atlit sukses, pejabat negara dan lainya yang tidak menjadi juara disekolah nya dulu.

Kecerdasan anak bisa kita lihat dari beberapa aspek berikut ( kompas.com 21 Agustus 2019) :

1. Kecerdasan visual-spasial

Gemar bermain puzzle dan pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini memiliki kemampuan visualisasi yang sangat baik.

Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta, video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada teman-teman sebayanya.

2. Kecerdasan interpersonal

Apakah anak Anda selalu berhasil membina hubungan baik dengan orang sekitarnya dan pintar dalam berbicara dengan teman-temannya? Bisa jadi anak itu memiliki kecerdasan interpersonal.

Jenis kecerdasan anak yang satu ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu menjaga hubungan baik adalah salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.

3. Kecerdasan naturalis

Tidak semua anak senang menjelajahi dan menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies di sekitarnya, jika anak Anda senang melakukan hal tersebut, mungkin ia memiliki kecerdasan naturalis.

Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis kecerdasan yang cukup unik. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini senang mengeksplorasi lingkungannya, beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam mengumpulkan serta mengkategorikan informasi.

Di masa depan, anak dengan jenis kecerdasan naturalis berpotensi untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!

4. Kecerdasan linguistik-verbal

Menulis dan berbicara adalah dua hal yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk mampu merangkai kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis.

Anak dengan kecerdasan linguistik-verbal memiliki kemampuan tersebut. Anak dapat menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu memberikan pidato yang menarik hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata terkuat dari anak.

5. Kecerdasan kinestetik

Anak yang atletis dan pandai menari adalah indikasi dari jenis kecerdasan kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan fisik dan koordinasi yang baik.

Olahragawan dan penari bukanlah satu-satunya profesi yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan aktor juga adalah jenis pekerjaan yang nantinya bisa digeluti

https://www.instagram.com/p/CfAPdgPPe6Z/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Salam hangat

Wahyu Siregar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post