#TantanganGurusiana

Oh, ya, teman-teman. Pada dua tulisan terdahulu saya belum menjelaskan, mengapa terminal itu diberi nama Terminal Dara. Terminal ini terletak di kota Bima. Kota kecil di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Terminal yang cukup ramai dan sibuk untuk untuk ukuran kecil seperti Bima.

Di Jakarta, misalnya, kita mengenal Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kampung Melayu, dan terminal-terminal lain yang menggunakan nama kampung. Daerah lain di Indonesia pun mungkin sama, menggunakan nama daerah atau tempat di mana terminal itu berada sebagai nama terminal.

Demikian juga dengan Terminal Dara. Terminal ini terletak di Kampung Dara, Kelurahan Dara Kota Bima Provinsi NTB. Jadi, Dara yang dimaksud bukan merpati. Bukan juga perempuan yang belum kawin, perawan, atau gadis. Bahkan bukan pula ternak muda yang berumur lebih dari satu tahun dan belum beranak meskipun telah bunting. Pengertian di atas akan kita temukan jika mencari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Terminal ini melayani mobilitas orang dan pendistribusian barang ke seluruh wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu. Selain itu juga mengatur perjalanan antar daerah se-provinsi NTB. Bahkan ke luar pulau. Misalnya hingga ke Pulau Jawa ke barat, dan pulau Flores ke timur Indonesia.

Demikian sekilas tentang Terminal Dara yang menjadi latar cerita ini. Hal ini saya suguhkan untuk meluruskan cerita, dan bagian dari cara saya mengenal Indonesia.

****

Salam literasi