Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Di dalam lingkungan sekolah, guru merupakan pemimpin pembelajaran begitu pula dalam mengelola sumber daya yang ada dalam sekolah, guru juga di sebut sebagai pemimpim pengelola sumber daya sekolah.Seorang pemimpin dalam pengolaan sumber daya penting untuk memiliki kemampuan memetakan aset dan kekuatan yang ada di dalam ekosistem sekolah.Di dalam ekosistem sekolah faktor-faktor biotik antara lain guru, kepala sekolah,staf / tenaga kependidikan, komite sekolah, siswa dan orang tua akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lain Sedangkan faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran diantaranya adalah keuangan, sarana dan prasarana.Sebagai pemimpin dalam mengelola sumber daya sekolah terdapat 2 pendekatan yang dapat di gunakan yaitu pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) yang akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.

Sedangkan pendekatan yang kedua yaitu pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Sekolah sebagai komunitas tentunya memili aset atau sumber daya yang biasa disebut sumber daya sekolah.Aset-aset dalam sebuah komunitas menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama,Yaitu :

Modal manusia Modal Sosial Modal fisik Modal lingkungan alam Modal Finansial Modal politik Modal agama dan budaya

Di dalam 7 aset utama ini menjadi sebuah kekuatan apabila di kembangkan dengan pendekatan berasis aset (Asset-Based Thinking) oleh seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola seumber daya sekolah.

Kekuatan yang dibangun oleh pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di kelas, sekolah dan masyarakat yang mumpuni akan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah yang dapat di manfaatkan untuk membangun kelas untuk menciptakan merdeka belajar.Pemimpin pembelajaran dalam pengeloan sumber daya sekolah adalah pemimpin yang mampu mengenali potensi dan kekuatan yang ada lalu memanfaatkannya untuk proses pembelajaran agar tercipta merdeka belajar, untuk mengimplementasikannnya adalah sebagai berikut :

Memahami bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya Mengkomunikasikan hal yang telah dipelajari kepada kepala sekolah dan rekan sejawat Pemetaan aset yang dimiliki sekolah Mengelola sumber daya dengan menggunakan pendekatan pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) Berkolaborasi dengan pihak terkait untuk memanfaatkan sumber daya yang telah di petakan

Dengan melakukan langkah tersebut diatas maka akan memaksimalkan potensi sekolah untuk memfasilitasi belajar siswa sehingga tercipta merdeka belajar.

Setiap modul pada pendidikan guru penggerak ini saling berkesinambungan dan berkitan satu dengan yang lain yaitu dengan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah dengan pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) tentunya harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang pada 7 aset tersebut dengan melakukan teknik coaching untuk menggali aset pada guru dan peserta didik sehingga nantinya ada pemetaan karakteristik dan kebutuhan belajar siswa dengan melakukan pembelajaran berdifrensiasi dan menerapkan kompetensi emosial sosial serta terbentuknya kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif di sekolah sehingga menuntun peserta didik mewujudkan merdeka belajar sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa menuntun segala kodrat yang ada pada anak termasuk kodrat alam dan kodrat zaman agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan, sehinggga sebagai guru mampu menerapkan nilai dan perannya dengan berkolaborasi , berinovasi, kreatif dan berpihak pada murid untuk mewujudkan visi dan misi sekolah yang telah disepakati bersama dengan kepala sekolah dewan guru dan komite untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya.

Sebelum saya mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya masih banyak kekurangan yang saya dapatkan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin pembelajaran terutama dalam mengelola sumber daya atau aset yang di miliki sekolah serta tidak mengetahui tentang mengelola manajemen sekolah. Tetapi setelah mempelajari modul 3.2 sebagai pemimpin dalam mengelola sumbr daya , saya mendapatkan banyak ilmu untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya aset yang dimilki sekolah dengan menggunakan berbagai pendekatan selain itu dapat membedakan penekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) dan pendekatan berbasis kekurangan (Deficit-Based Thinking) untuk mengelola sumber daya atau aset yang dimiliki sekolah, serta dapat memetakan tujuh aset utama yang dimilki sekolah sebagai penunjang proses pembelajaran untuk membentuk merdeka belajar.