Nasib Seorang Sopir

Kalian tidak akan mengerti bagaimana kondisi seorang sopir saat mengantri di belakang bajibun kendaraan yang juga sedang bertujuan sama.

BBM jenis Bio solar apalagi solar betul-betul langka pada saat ini. Saat berada di negri saya, bio solar hanya ada di pagi hari. Kalau kendaraan Anda menggunakan BBM jenis ini, maka harus standby dan rela antri di barisan yang sangat panjang.

Lain di negeri saya, lain lagi di Kota Bukittinggi, waktu untuk mendapatkan BBM yang langka ini waktunya berbeda-beda. Ada pagi, siang ataupun di malam hari. Tergantung tempat dan lokasi pertaminanya.

Sejak tadi malam, tepatnya magrib saya sudah mencari dan mengantri di sebuah Pertamina. Di belakang mobil yang sudah bajibun berjejernya. 15 menit, 30 menit sampai 1 jam saya duduk di mobil yang dimatikan mesin nya itu. Tapi heran nya mobil di depan saya tidak bergerak-gerak. Saya baru tersadar, ternyata ini baru antrian, sementara BBM belum sampai ke lokasi. Akhirnya saya menuju penginapan, dengan hasil nol koma nol.

Pagi tadi, selesai sarapan pagi di sebuah tempat yang cukup ramai, saya menuju pertamina Bukit Ambacang. Karena saat saya lewat di situ tadi, solar sudah tersedia, dan saya menghentilan mobil pas di belakang mobil yang paling belakang antri. Menghabiskan waktu sekitar 15 menit, antrian panjang tadi menjalankan mobil dengan normal, dan tidak lagi berhenti setiap sebentar menandakan pengisian tetap berlanjut.

Waduh Ternyata mobil-mobil yang sudah antri tadi tidak mendapatkan apa yang menjadi tujuan. Solar habis. Begitu juga saya akhirnya melanjutkan pancarian solar di pinggir jalan sepanjang menuju pertanian berikutnya. Namun hasilnya tetap nihil.

Sekarang saat saya menuliskan kisah ini, saya berada di antrian panjang sebuah pertamina bypass. Sudah hampir satu jam. Belum clar dan masih tetap mengantri. Tentunya dalam hati sangat mengharap apa yang diinginkan dapat terwujud dan ada.

Andai nanti tidak ada, saya akan kembali ke pertamina yang menyediakan BBM setipe dengan kelas yang jauh beda. Harga 2 kali lebih. Tapi apa hendak dikata sebagai resiko dengan Pajero.

Dharmasraya, 12 Maret 2022