Takajuik Jantuang Den

Pukul 13.35 ku anjak mobil dari garasi rumah di Padang menuju garasi rumah di Dharmasraya. Nyetir sendiri, sebab dalam mobil memang hanya ada diri sendiri.

Saya target sampai ke Dharmasraya dalam waktu 6 jam. Santai dan pelan. Biarlah lambat yang penting selamat. Dua anak gadis tinggal di sini. Si kakak menemani adik yang sudah akan mulai tatap muka dua Minggu yang akan datang setelah mendapat surat pembatalan kuliah tatap muka 2 hari yang lalu. Kembali ke Dharmasraya mereka tidak mau, repot kata mereka. Mereka lebih memilih tinggal untuk mandiri.

Alhamdulillah kemaren kondisi tubuh tidak fit, hari ini terasa bugar, setelah mengkonsumsi obat dari sebuah apotek di lubuk Alung saat pulang dari Bukittinggi kemaren. Obatnya tidak membuat kantuk, sehingga nyetirnya kuat dan tidak ada masalah.

Setelah mengendarai pas 7 jam, sampainya di rumah, pukul 20.35, langsung mengambil kunci di tempat biasa. Tapi tidak saya temukan, saya lihat ke arah pintu yang dalam benak saya terkunci. Waduuuhhh. Kunci sudah tergantung di situ. Saya langsung suuzhon, ada seseorang yang telah berada di dalam rumah. Saya hidupkan semua lampu di setiap ruangan. Tanpa kecuali. Terang benderang lah rumah ini. Namun tidak saya temukan ada ciri2 orang masuk ke rumah. Akhirnya, saya buka tv dengan tujuan melihat siapa gerangan yang telah membuka pintu dan memasang kunci di sana. Dalam camera cctv itu sangat jelas, bahwa yang terakhir membuka pintu adalah suami saya sendiri sebelum waktu magrib masuk tadi. Lama juga kunci tergantung di pintu.

Dharmasraya, 20 Februari 2022