Rabu, 05 Agustus 2020

Hari ini masih dalam suasana duka atas kepergian ibu untuk selamanya meninggalkan kami. Sejak kepergian ibu, selama tujuh hari ini aku bermalam dirumah ibu dan tidur di kamarnya bersama anak-anak.

Pagi, selesai shalat subuh, akupun bergegas pulang kerumah, karena ingat hari ini sikaka akan mengikuti tes masuk PTN jalur mandiri. Tesnya dilaksanakan secara daring dari rumah, untuk memberikan semangat dan motivasinya dalam mengerjakan tes, akupun harus mendampinginya, meskipun saat mengerjakan tesnya ia kerjakan sendiri.

Selesai mempersiapkan keperluannya, aku mulai membuka laptop dan hp untuk mulai mengajar siswa-siswiku secara daring. Kami belajar melalui grup whatshap.

Siang harinya, aku kembali kerumah ibu untuk mempersiapkan tahlilan tujuh hari meninggalnya ibu, meskipun aku tahu bahwa acara seperti ini dalam agama Islam tidak diperkenankan apalagi diwajibkan. Namun karena ini sudah menjadi sebuah tradisi di daerah kami. Akupun mengikutinya, sebagai rasa menghargai tradisi.

Saat sedang bersih-bersih rumah, tiba-tiba ponselku berdering, ada panggilan masuk dari no yang tidak tersimpan dibuku telponku, biasanya jika ada no tidak dikenal, aku enggan mengangkatnya . Namun kali ini, entah kenapa aku langsung mengangkat dan menjawabnya.

Alhamdulilah ternyata panggilan telpon ini dari kurir jnt yang mengirim buku antalogiku bersama para guru hebat di gurusiana.

Dalam buku ini berkisah tentang impian, dimana,

Semua orang berhak mempunyai impian masa depan. Mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia, mewujudkan harapan dan cita-cita. Dalam mewujudkan mimpi menjadi kenyataan dalam perjalanannya tentu tidaklah mudah, penuh perjuangan dan ujian.

Layar Impian adalah antalogi kisah suka dan duka seseorang dalam meraih cita-cita.

Buku ini dipersembahkan untuk anak bangsa agar tidak mudah putus asa dalam berkarya dan meraih cita-cita.

Ada pesan dan motivasi agar tetap kuat dalam menghadapi badai kehidupan.Pendidikan karakter yang dituangkan dalam cerita sangat kental.

Dalam buku ini ada sebuah tulisan yang mengisahkan, betapa doa seorang ibu sangat menentukan dalam sebuah perjuangan seorang anak dalam mengembangkan layar impiannya.

Dan buku ini menjadi bingkisan terindah dihari ketujuh kepergian ibu, sebab disana ada fotoku bersamanya, sebagai persembahan ku untuk sang pahlawan hatiku, ibu tercinta.