Kartino,M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Terjun dari Gerbong KA Kertajaya

Minggu pagi 13 Januari 2019 tepatnya pukul 3.50, aku mengeluarkan mobilku dari garasii yg sempit, sementara istri dan 2 anakku sudah bersiap-siap dengan perlengkapan yg akan dibawa.

Ku laju mobilku dengan kencang agar sampai stasiun Prujakan Cirebon tepat waktu. Ditengah perjalanan, hp istriku terdengar bunyi Azan subuh, "yah, berhenti dulu di Pom Bensin Ciperna, kita sholat subuh dulu, tadikan kita sudah ambil air whudu sebelum betangkat, ujarnya, aku menyahut, siap bun, langsung kubelokkan mobilku ke arah Pom Bensin yang memang tidak jauh dari situ.

Selesai sholat subuh, aku bergegas ke mobil diikuti oleh istri dan anak-anak ku, kami tidal ingin ketinggalan kereta yg akan beragkatt pukul 05.30,di jamku menunjukan pumul 04.30,tersisa 1 jam lagi agar bisa sampai disana.

Sesampai di depan RS Ciremai Cirebon, istriku berkata, " yah, rencana kitakan parkir mobil di stasiun Kejaksan walaupun kami naik kereta Kertajaya, stasiun Prujakan. Karena pulangnya kita naik kereta dari Syasiun Gambir menuju stasiun Kejaksan Cirebon, tapi ini waktunya tidak memungkinkan, gimana jika ayah drop kita di stsiun prijakan sementara ayah parkir mobil di stadiun Kejaksan dan naik Go-Car ke sininya, " kata istriku." Baiklah bun, jawabku.

Mobil ku hentikan stasiun Prujakan, istri dan anak-anak aku turunkan di sana. Tak mau membuang waktu ku laju mobilku menuju stasiun Kejaksan untuk. Memarkir mobilku. Sesampai di sana aku parkir mobil di tampat yang nyaman. Memang rencananya kami ke Jakarta PP, sore pulang kembali.

Ku ambil hp ku dan ku buka aplikasi Go_Jek dan segera ku pesan untuk tujuan stasiun Prujakan dimana anak dan istriku sudah menanti. Hpku berdering, langsung ku angkat, terdengar suara anakku berkata, Ayah, 20 menit lagi kereta akan berangkat, cepetan ya, dengan suara agak sedikit berteriak ", iya teh, sabar, ayah lg nunggu Gojek driver." sahutku.

Aku menunggu Gojek yg kuprsan, tapi tidak kunjung datang, aku tidak sabaran karena diburu-buru waktu, aku langsung telp driver nya, "Pak, punyen, cepatan ya, ini keretanya mau berangkat, kataku, terdengar sahutan dari ujung sana, Iya pak, ini menuju bapak,." tidak lama setelah itu, gojekpyn datang tifak mau kehilangan waktu, langsung kunaiki motornya dan berkata, Cepatan ya pak, ",. Siap, pak, jawabnya.

Motor gojek melaju dengan. Kecepatan tinggi, agar sampai di tujuan tidak terlambat. Alhamdulillah, motor sampai di stasiun prujakan pykul 05.15.

Istri dan anak-anak ku langsung bergegas menyambut ku dengan gembira," Yuk yah, cepetan, kata mereka, kamipun bergegas menuju pintu masuk, dengan pengecekan tiket dan kartu Identitas.

Tak lama berselang, kereta Kertajaya yang kami tunggu akhirnya tiba, tapi, aku jadi kaget, ternyata kami harus pisah gerbong, aku dan istri di gerbong 2,sedangkan 2 anakku di gerbong 3. Ternyata karena buru-buru aku memesan tiket dengan gerbong yg berbeda. Aku menepuk dahiku sendiri, Ya Allah, gimana nih bun, aku berkata pada istriku,. begini saja, gimana jika ayah beraama Ica, anakku yg terkecil, dan saya bersama teh Ane anakku yg oaling besar, kata istriku memberi saran. Ya sudah, bagus itu, ujarku, supaya ada orangtua yang mendampingi.

Kereta berangkat sesuai jadwal, tepat pukul 05.30 kereta meninggalkan Cirebon menuju Jakarta tepatnya Stasiun Senen, karena kami mengambil kelas ekonomi untuk berangkat nua, sedangkan pulangnya menggunakan kereta Argojati eksekutif.

Walau duduk kami terpisah, kami saling berkomunikasi lewat WA. Ketika kereta berhenti di stasiun Bekasi, kursi yg ada di depan kami kodong, karena penumpangnya turin di Bekasi, tak menyia-nyiakan kesempatan ini, aki langsung telp istriku untuk pindah ke gerbong 3 bergabung bersamaku, dan istrikupun mengiyakannya. Tak lama berselang kamipun kembali berkumpul dalam satu gerbong tepatnya gerbong 3.

Tujuan pemberhentian terakhir kereta Kertajaya adalah stasiun Pasar Senen. Niatan kami pergi ke Jakarta ingin menjenguk Ayahnya istriku, mertuaku sendiri dan kakeknya anak-anak ku. Beliau di rawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) daerah Cawang Jakarta.

Kereta api yg kami tumpangi. Berhenti di suatu tempat ketika ku alihkan pandanganku ke jendela kulihat tertulis Jatinegara, aku baru tersadar bahwa lokasi RS PON akan jauh jaraknya jika ki berhenti di stasiun Senen. Secara spontan, entah ide gila dari mana, aku mengajak istri dan anak-anak ku untuk berhenti di stasiun Jatinegara, ku tanya pada penumpang dan petigas, apakah keteta ini akan berhenti di stasiun Jatinegara? Meteka menjawab, tidak pak.

Aku bilang ke istrimu, bun mumpung lagi berhenti, gmn kalau kita turun disini saja, seruku, istriku menjaeab, ayo yah, ", ku minta anak-anak bergegas dan memastikan tidak ada barang yg tertinggal.

Aku buka pintu gerbong dan kulihat ke bawah ternyata jaraknya cukup tinggi dari kereta ke permukaan yang mana permukaanya berupa batu-batu spilt kasar." Gimana nih bun, betani ngak loncat dan terjun dari ketinggian ini, kataku pada istri., isyriku menjawab berani dong yah, "tanpa di komando istriku loncat dan mendarat dengan mulus di permukaan batu diikuti olehku, dan aku teriak kepada anakku yg paling kecil, ica, ayo loncat nak, anakku berkata, takut yah, tinggi, loncat saja naj, ayahnyang tanggkap timpalku, dengan keberanian yg kubangun anakku melincat dan kutangkap, pandangan ku arahkan ke anakku yang paling besar, ceoetan teh, kereta akan jalan, sini auah bantu, teriakku, kami khawatir kereta segera berangkat karena memang hanya bethenti sementara untuk menunggu kereta api lain yg lewat. Cepetan teh, teriakku lagi dengan wajah yang ragu putei tertuaku akhirnya melompat dan kubantu dengan tanganku memegang tangannya. Kami bergegas dengan cepat kearah pinggir untuk. Menghindari kereta yang mau lewat, akhirnya kamipun sampai di pinggir jalan raya Jatinegara dengan selamat, alhamdulillah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post