Pariwisata Kepulauan Seribu mulai menggeliat lagi. Dua hari ini, Sabtu dan Minggu, saya dan beberapa teman mengunjungi Pulau Tidung. Sebagaimana diketahui pulau adalah salah satu destinasi pariwisata yang ramai dikunjungi sebelum pandemi.

Untuk mencapai pulau Tidung memerlukan waktu tiga jam lamanya. Tergantung pada cuaca sekitarnya. Jika kita menggunakan kapal biasa (kapal kayu) dari Kali Adem, Muara Angke. Kebetulan cuaca sedang tidak bersahabat. Gelombang tinggi dan angin cukup kencang. Perjalanan bertambah lama, kurang lebih tiga jam setengah. Kapal berangkat pukul 07.00 sampai dermaga Pulau Tidung pukul 09.45.

Pulau Tidung menyajikan alam yang indah. Kini setelah lama tidak berkunjung, pulau ini semakin cantik. Pulau ini banyak berbenah. Homestay semakin banyak dan dibangun menarik. Pelayanannya juga semakin baik. Jembatan Cinta sebagai andalan utama pariwisatanya pun semakin aduhai.

Menuju Jembatan Cinta, kini dibangun pusat jajan serba ada. Dahulu pertama datang, masih hutan kanan kirinya. Kini hutan ditata rapi dan dibangun taman-taman yang cantik. Bentor sebagai sarana transportasi sudah ada. Sepeda tetap menjadi primadona. Selain berolahraga, juga dapat dengan santai menyusuri jalan dua meter. Kanan kiri rumah penduduk diselingi kantor-kantor pemerintahan dan indahnya tepi pantai.

Kekurangannya tentulah ada. Fasilitas dermaga perlu dibenahi masih kumuh. Kampung yang asri rasanya perlu dijaga dengan pengaturan jumlah motor. Jalan yang sudah sempit semakin sempit dengan motor-motor warga yang parkir dipinggir jalan depan rumah. Fasilitas transportasi juga perlu diperbaiki dengan kapal-kapal yang baik dan memenuhi standar keselamatan penumpang. Kalau yang satu ini pemerintah harus berperan langsung membantu para pemilik kapal untuk mendapatkan kapal yang standar.

Selamat berkunjung ke Kepulauan Seribu!