kasmadi74

Seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah yang terletak dipinggiran jakarta. Mencoba belajar menuls. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARI PERTAMA SEKOLAH TATAP MUKA
Suasana belajar jam pertama diisi oleh wali kelas

HARI PERTAMA SEKOLAH TATAP MUKA

Pagi, matahari bersinar cukup cerah. Cerahnya mentari secerah sumringah wajah-wajah anak bangsa. Pagi ini memang berbeda.

Pukul 06.00 sekolah sudah mulai ramai. Guru dan murid berlomba datang lebih pagi. Hari pertama sekolah biasanya Jakarta lebih macet. Guru-guru yang rumahnya di luar Jakarta, datang lebih awal. Maklum banyak guru yang tidak sanggup memiliki rumah di kota metropolitan. Mahal!

Sekolah yang sunyi lebih dari drlapan belas purnama, kini hiruk pikuk dengan suara murid dan guru. Selama ini paling hanya satu dua guru saja yang hadir. Keceriaan dan semangat kembali mewarnai gedung bertingkat empat ini.

Murid masih canggung. Biasanya sambutan guru ditingkahi dengan sapaan akrab. Kini, meskipun tetap menyapa tidak ada lagi cium tangan, sentuhan kasih sayang dari bu guru dan pak guru. Mereka langsung diminta menuju kelasnya masing-masing setelah mencuci tangan. Karena berbarengan, ada juga yang langsung tanpa cuci tangan di pinggir taman dan lobby. Mereka diminta mencuci tangan di depan kelas. Ya, setiap kelas harus difasilitasi sarana prokes oleh sekolah.

Ternyata bukan murid saja yang canggung, gurupun demikian. Terbayang kerepotan guru yang mempunyai anak-anaknusia sekolah lebih dari satu. Di sisi lain karena terbiasa mengajar di rumah, santai, kini harus datang ke sekolah. Ada kebiasaan baru yang harus dimulai dari nol kembali.

Suasana sekolah memang tidak bisa kembali seperti semula. Kedarangan diatur. Semua murid harus mengikuti arah yang sudah dibuat sekolah. Tidak dapat langsung menuju kelas harus mengikuti arah rambu. Begitu pula kepulangan tidak dapat langsung bersamaan. Semua diatur untuk mengikuti prokes. Bincang-bincang di sela istirahatdengan bermasker. Olahraga pun bermasker.

Hari pertama yang cukup riuh. Guru yang menyambut berbicara agak lantang mengingatkan untuk tidak berkerumun dan menjaga jarak. Dan ..... menggemaskan!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul pak guru, semua terasa canggung. Perlu adaptasi ulang.

04 Jan
Balas

Terima kasih responnya, salam kenal pak

04 Jan



search

New Post