Sekian lama sekolah sunyi. Senyap tanpa suara-suara peserta didik. Namun sejak 3 Januari 2022, setiap pagi kini sekolh menjadi lebih syahdu. Suara lantunan membaca alqur'an selalu terdengar.

Memulai pembelajaran dengan menanamkan karakter baik. Langkah yang sangat tepat dan benar. Salah satunya kegiatan kerohanian yang ditanamkan oleh sekolah dengan membaca qur'an bagi yang muslim. Suasana kelas menjadi lebih tenang. Peserta didik diajak untuk terus mencintai qur'an. Kebiasaan yang telah hilang satu seTengah tahun, kini kembali bergema. Memluainya dari nol kembali. Hari pertama saat diberlakukan para peserta didik masih ogah-ogahan.

Sebagai salah satu karakter pelajar Pancasila, kegiatan ini harus terus dilakukan. Melalui kegiatan ini juga sekolah dapat informasi ada peserta didik yang belum dapat membaca qur'an. Oleh karenanya sekolah dapat mencarikan solusi bekerjasama dengan orang tua. Membaca qur'an setiap pagi dapat memberikan pencerahan kebaikan untuk yang membacanya.

Dalam pembacaan selain ayat-ayatnya, dibacakan pula artinya atau terjemahannya. Tujuannya agar pembaca dan pendengar dapat mengetahui arti ayat tersebut. Alqur'an dibacakan oleh salah satu peserta didik pilihan. Tentunya dalam proses pembacaan tersebut, didampingi guru agama. Kemudian diikuti seluruh warga sekolah, peserta didik, guru dan karyawan. Pembaca terjemahannya juga oleh peserta didik.

Kebiasaan ini sebenarnya dapat ditingkatkan lagi. Mungkin suatu saat hanya dibacakan beberapa ayat saja kemudian diulas terjemahannya secara mendalam oleh guru agama Islam. Hal ini perlu dilakukan agar pendengar dapat memahami mengapa ayat-ayat yang dibacakan diturunkan Allah Subhanahu Wataala.