Kas Pani

Ternyata waktu begitu cepat berlalu, lari bagaikan kilat. Kalau dari dulu aku tahu seperti itu, tentu tiada kesia-siaan dilakukan. Kas Pani, pengawas sekolah SM...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maukah Ditusuk Pisau Berkali-kali ? Sakit tentu.

Maukah Ditusuk Pisau Berkali-kali ? Sakit tentu.

Berikan saja maaf padanya, " sebuah nasihat indah yang mudah diucapkan, namun teramat sulit dilaksanakan.

" Enak saja memberi maaf. " Jawaban yang kerap didengar dari seseorang yang pernah tersakiti.

Jikapun ada orang yang memberi maaf atas " brutalisme " yang ia terima, manusia ini luar biasa, punya jiwa besar dan tidak pendendam.

Sulitkah memaafkan ? Tentu. Memaafkan bertentangan dengan karakter dasar manusia yang ingin membalas setiap perlakuan tidak adil yang ia terima. Tapi, apakah setiap perlakuan buruk yang diterima mesti dibalas dengan perlakuan sama?

Ketika seorang Nelson Mandela yang pernah dipenjara 27 tahun oleh lawan politiknya bebas, ia ditanya, apakah masih dendam atas kekerasan yang pernah dilakukan padanya ? Dengan tenang Nelson Mandela menjawab, " Memang ada rasa marah, bahkan takut karena kehilangan kebebasan sekian lama. Namun, jika saya melangkahkan kaki keluar dari penjara dan tetap menyimpan dendam, itu berarti saya masih terpenjara oleh mereka. Karena saya ingin bebas sepenuhnya, saya tinggalkan kemarahan dan memaafkan semua yang terjadi, " ujar Mandela.

Dunia takjub, terkesima dengan jawaban mantan pemimpin Afrika Selatan ini. Ia melepaskan masa lalunya, bukan melupakannya. Mandela telah sukses mengubah masa lalu yang menyakitkan menjadi menyenangkan. Masa lalu katanya, sudah mati, selesai dan tidak akan kembali lagi.

Saya pernah membaca, ketidakmampuan seseorang memaafkan orang lain, diibaratkan seperti tertusuk pisau. Bayangkan bagaimana rasa sakitnya. Tapi tentu setelah ditusuk, sangat bodoh bila kita mengulangnya kembali.

Memaafkan, berarti berhenti menusukkan pisau ke diri sendiri, sebab kita sadar betapa sakitnya akibat tusukan itu.

Seseorang yang ingin sampai ke tujuan, tetapi membawa ransel yang isinya penuh dengan batuan, tentu sangat sulit berjalan dan cepat lelah. Alangkah baiknya bebatuan dibuang lebih dahulu agar beban menjadi ringan.

Begitulah analogi memaafkan. Ringankanlah beban dengan memaafkan orang lain.

Apakah saya dan Anda sanggup ? Mari kita mencobanya.]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maaf, Pak. Penulisan kata 'di Tusuk' pada judul seharusnya 'Ditusuk'. Sebab, 'di' tsb bukan 'kata depan' melainkan 'awalan' sehingga penulisannya harus dirangkai dg kata berikutnya.

01 Nov
Balas

Oke. Terima kasih, Pak.

02 Nov
Balas

Ceritanya menarik. Terima kasih sudah folow saya. Saya follback ya Pak. Folower ke-65. Semoga sehat selalu aamiin

02 Nov
Balas

Iya. Terima kasih

04 Nov



search

New Post