"Liga adalah wadah bagi pemain timnas kita. Dan Erick Thohir, berdasarkan jejak rekamnya, dianggap mampu membawa liga kita ke arah yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya."

Piala Dunia Qatar 2022 memang menarik. Salah satu sisi menariknya adalah kemenangan tim-tim yang secara statistik tidak diunggulkan. Kita sebut saja, Arab Saudi dan Jepang.

Kemenangan ini selain membawa semangat kepada timnas lain (lebih-lebih mereka yang berasal dari Asia), juga memberikan pelajaran berharga yang sangat mungkin kita aplikasikan di Indonesia. Apalagi, saat ini muncul nama Erick Thohir di tengah persiapan KLB di bulan Januari 2023 yang penulis anggap mampu untuk berkaca dari negara-negara Asia lain yang saat ini telah ikut kompetisi Piala Dunia.

Dalam hal ini, penulis yakin segenap penggemar sepak bola di Indonesia percaya bahwa kemajuan suatu tim itu adalah akumulasi dari berbagai upaya. Dalam rangka itulah, mari kita bedah apa saja upaya yang bisa kita lakukan untuk memajukan sepak bola kita, mengacu pada tata kelola sepak bola di Arab Saudi dan Jepang.

Memperkuat Liga

Pertama, mari kita lihat Arab Saudi. Jika kita pelajari, pemain Timnas Arab Saudi mayoritas bermain di liga nasional, 12 di antaranya bahkan berasal dari klub yang sama: Al Hilal SFC, sebuah klub ibu kota di Arab Saudi.

Lantas apa menariknya?

Informasi ini memberikan gambaran bagi kita bahwa liga-liga yang ada dalam skop nasional, sangat penting untuk diperkuat, baik secara pengelolaan, maupun secara kualitas permainan.

Liga-liga yang eksis dalam ranah nasional, adalah wadah bagi para pemain yang ada di negara tersebut. Lebih-lebih jika kita mengacu pada sepak bola Indonesa, yang di mana para pemainnya tak begitu banyak bermain di luar negeri, maka penguatan liga menjadi lebih urgen untuk diterapkan.

Sayangnya, liga-liga yang kita punya masih sangat lemah dan perlu banyak ditingkatkan, oleh karena itu PSSI butuh sosok yang mampu mengelola liga agar lebih maju. Berdasarkan penilaian masyarkat, tujuan ini sangat mungkin diraih apabila PSSI dipimpin oleh orang seperti Erick Thohir.

Memperkuat liga, menjadi hal yang mestinya dikerjakan sejak lama, sebab liga yang kuat, tentunya juga akan memunculkan pemain yang unggul.

Mendengar Aspirasi

Selain perihal liga, ada juga hal lain yang sepertinya penting diterapkan oleh PSSI. Ini menyangkut bagaimana organisasi tersebut dalam mendengar aspirasi masyarakat.

Dua lembaga survei, yakni Polling Institute dan Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mereka. Temuannya, Erick Thohir menjadi sosok yang paling tinggi elektabilitasnya dan dianggap mampu memimpin PSSI selanjutnya oleh masyarakat.

Nahasnya, hasil ini masih banyak yang menolak. Padahal sebagai sebuah organisasi besar yang menjadi tempat mimpi masyarakat Indonesia, utamanya para pecinta bola, berlabuh, segala bentuk asprasi ini mestilah menjadi pertimbangan. Lebih-lebih di tengah kekecewaan masyarakat pasca terjadinya tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Dalam hemat penulis, munculnya sosok Erick Thohir tak bisa dianggap sebagai hal sepele. Para pecinta bola saat ini tentu saja tahu bagaimana jejak rekam Erick Thohir dalam mengelola sepak bola. Jadi fakta inilah yang seharusnya menjadi acuan kita bersama, sehingga kita bisa terhindar dari sikap-sikap antipati terhadap segala bentuk aspirasi.