Tenyata belajar daring tidak mudah, saya membayangkan bagaimana sulitnya orangtua membimbing anak-anaknya, apalagi yang tidak mengerti internet. Padhal seungguhnya hampir semua hal ada di sana, tinggal mengerti kata kuncinya untuk mencari pasti ketemu. Contohnya seperti yang sering saya lakukan, hobi mencari ilmu melalui selancar di internet selalu saya lakukan, sehingga tidak semua hal harus bertanya atau diajarin orang lain.

Tiba-tiba malam ini anak saya yang baru smester dua menelepon mendapatkan soal yang susah “gak ngerti” katanya. Sayapun ingat unruk menghitung data menggnaan rumus saya daa membuat jadwal pelajaran, sayapun lalu ingin mengajari caranya, saya juga cari-cari buku statistika bekas kuliah dulu, tapi saya ingat kemarin saya tawarkan untuk dibawa, dan ternyata sudah dibawa. Sayapun terpaksa mempelajari soalnya terlebih dulu, meskipun waktu kuiah kemarin juga beruang kali remedi, tetapi untuk tugas anak saya, masih mampu, mengerti, apalagi sudah menggunakan rumus.

Jadi ingat masa kuliah, remidi sampai empat kali untuk tugas pertama, paniknya minta ampun, akhirnya setelah dipanggil yang ketiga kalinya, saya kerjakan ulang persis seperti pekerjan pertama, dan lulus. Saya jadi tertawa, lha kenapa yang pertama disalahkan, “remedial” tulisannya, Untuk membantah saya tidak berani, yang penting saya ubah saja, terakhirnya sama dengan yang pertama, oalah.

Sebenarnya statistik ada materi kuliah anak saya mudah, tetapi karena dulu tidak sekolah SMA, itu mungkin menjadi kendala. Dulu dari SMK pun jurusannya RPL(Rekayasa Perngat Lunak), sehingga matematikanya emang sangat sedikit. Memang dulu takut disekolahkan SMA karena takut matematika, daripada membut depresi aya menglah dia masuk ke SMK, tidak taunyaketemu statistika di kuliah. Terpaksa les privat, untuk saja saya mengerti materi ini, meskipun bukan guru matematika.