#47

                Dari zaman sekolah sampai zaman kuliah keberanian dan kepandaian saya menulis  hanya sampai di buku diary saja. Mungkin karena suka memendam perasaan sendiri,  begitu  mengalami masalah pelarian saya langsung ke buku diary. Di sanalah saya menumpahkan segala gundah gulana, sampai tersusunlah beberapa baris kalimat. Lama kelamaan lembaran-lembaran  diary itu pun penuh  terisi.

            Ketika membaca sebuah novel saya termasuk orang yang suka baper, larut dalam cerita yang disuguhkan pengarang. Terkadang membuat saya melupakan pekerjaan yang lain. Belum berhenti membacanya sebelum menamatkan novel tersebut. Hal ini yang selalu membuat saya terkagum-kagum kepada para penulisnya kok bisa-bisanya ya mereka mengaduk-aduk perasaan saya.

            Berdasarkan  kedua pengalaman di atas, saya juga pengen bisa menyampaikan keinginan dan perasaan yang saya rasakan dan menuangkannya dalam  sebuah tulisan. Walaupun mungkin tidak akan sehebat para penulis best seller, paling kurang tulisan saya nanti akan ada yang membacanya.

            Gayung pun bersambut ketika seorang teman menawarkan untuk mengikuti kelas menulis. Awalnya saya ragu untuk mengikutinya tetapi setelah dipikir-pikir lagi dan dorongan dari teman tersebut, saya pun ikut dalam kegiatan MWC (Media Guru Writing Camp) yang diselenggarakan oleh KPPL Kemenag Sumbar di Padang.

            Banyak pengalaman yang sangat berarti saya dapatkan selama mengikuti kegiatan tersebut, ditambah lagi dengan nara sumber yang sangat luar biasa memotivasi peserta untuk melakukan kegiatan menulis. Alhamdulillah akhirnya saya bisa mengeluarkan sebuah buku perdana dan beberapa buku antologi.

            Saya sangat yakin bahwa tulisan yang saya tuangkan dalam sebuah buku  belum ada apa-apanya jika disandingkan  dengan buku teman-teman para gurusianer. Apatah lagi dengan penulis keren lainnya. Tetapi saya merasakan ada kebahagiaan tersendiri dalam diri dengan telah terbitnya buku karangan sendiri. O..ternyata saya juga bisa mengeluarkan sebuah buku walau masih jauh dari kesempurnaan dalam segi isi dan tatanannya. Tapi itu tidak jadi masalah.

            Untuk bulan-bulan berikutnya hari-hari selalu diisi dengan menulis menulis menulis, tidak lengkap rasanya kalau belum berhasil mengeluarkan sebuah tulisan. Ditambah lagi banyaknya tantangan yang diberikan oleh CEO Media Guru untuk memantik semangat para guru penulis  melahirkan tulisan-tulisannya.

Dikarenakan kesibukan dan mampetnya ide untuk dijadikan bahan tulisan, beberapa saat pernah fakum dalam kegiatan tulis menulis. Tetapi ternyata candu menulis itu tidak bisa ditinggalkan. Kegiatan menulis dirutinkan kembali. Walaupun terkadang belum punya ide apa yang akan ditulis nantinya, tetap saja memaksakan diri di depan laptop berdamai dengan mata yang mengantuk. Karena tekat harus bisa mengeluarkan tulisan setiap harinya.  

Menulislah dengan menulis engkau akan merasakan asiknya bermain dengan kata-kata, belajar menyampaikan ide lewat tulisan dan bisa saja tulisan yang kita anggap biasa tapi bagi orang lain begitu bermanfaat. Terlebih lagi banyak orang yang menyukai apa yang kita tulis. Membuat menulis itu menjadi …sesuatu…banget..

Payakumbuh, 15-02-2021