RUANG SUNYI
Oleh Khairul Azan
Desiran angin begitu terasa
Hinggap ditelinga hembuskan rasa
Rasa yang selama ini dijaga
Kini hanya tinggal kenangan menerpa jiwa
Kenangan itu muncul disetiap detik
Mulut hanya terbungkam
Tak kuasa untuk berucap
Mungkin kerena kelunya lidah atas luka yang kau tancap
Aku memilih hidup dalam ruang sunyi
Menikmati lembaran-lembaran buku yang kulahap setiap hari
Menuliskan rangkaian kata yang keluar dari kepala
Karena mulutku tak lagi mampu berbicara
Ruang Sunyi, 2/5/19
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar