Khairul Bariyyah

Lahir, besar, dan sekolah di Kabupaten Batubara. Melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Negeri Medan dan saat ini masih berjuang menyelesaikan program Pascasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ngamplop

Ngamplop

Suatu hari, rekan kerjaku, Miss Ana, minta untuk tukar jadwal mengawas ujian. Ia akan pergi memenuhi panggilan dari wali kelas anaknya yang bersekolah di kota lain, sekitar 20 kilometer dari lokasi sekolah. Tepat pada hari perjanjian tukar, ternyata Miss Ana sudah bertemu pada hari sebelumnya. Aku menanyakan perihal pemanggilan tersebut. Apakah si anak melakukan perkelahian atau tindakan tidak baik lainnya?

Ia mengatakan bahwa anaknya tidak seperti itu. Anak itu masuk ke dalam sepuluh besar di kelas. Sang wali memanggil orang orang tua wali yang tertentu saja perihal kelanjutan sekolah si anak, apakah akan melanjutkan di kota yang sama, atau sekolah favorit lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk tindakan "cuci raport" agar nilai si anak memenuhi standar nilai Sekolah yang dituju. Wah miris, pikirku.

Aku teringat serial drama Korea, berjudul Doctor Cha. Singkat cerita pemain utama drama itu, Doctor Cha, minta tukar jadwal jaga di rumah sakit dengan rekan sejawatnya. Ia harus menjumpai wali kelas putri kedua nya yang duduk di kelas tiga SMA. Wali kelas tersebut menjelaskan peningkatan prestasi sang putri dan kelanjutan sekolah yang akan di pilih anaknya. Tahap persiapan masuk universitas membutuhkan biaya yang tidak murah. Wali kelas menjelaskan nilai-nilai anaknya yang layak masuk jurusan seni.

Apa korelasi nya?

Sekolah yang punya tradisi tersebut berbeda dengan sekolah yang ada di drama Korea itu. Untuk masuk ke sekolah Favorit, orang tua menggelontorkan dana besar untuk anaknya belajar. Dana itu bukan untuk melakukan “Pencucian Raport”. Kita tidak bisa pungkiri, ada juga sekolah “nakal” di Korea. Namun semangat juang Siswa di sana, jauh lebih besar daripada siswa di daerah sini. Bahkan sanggup bunuh diri, jika tidak lulus ataupun tidak masuk ke universitas favorit.

Kembali ke Miss Ana tadi, keputusan apa yang akan diambilnya, ia belum tahu. Ia akan berkonsultasi dengan suami dan anaknya terkait pemilihan sekolah yang akan di tuju.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya, sukses Bu

12 May
Balas

Makasi Bu

13 May
Balas



search

New Post