Khairul Ismi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKAN KALENG-KALENG

BUKAN KALENG-KALENG

Menurut beberapa sumber, adalah Mael Lee (seorang youtuber dari Medan) yang mempopulerkan istilah ini. Melalui kanal youtube-nya, Mael Lee menggunakan istilah ini untuk memberikan deskripsi tentang sesuatu, seseorang, atau suatu peristiwa yang bukan sembarangan. Pada bagian lain, penulis juga menemukan makna dari istilah ini yang identik dengan sesuatu yang asli atau original, bagus, dan bermutu tinggi.

Berangkat dari istilah ini, penulis mencoba membuat semacam analogi film serial tentang kisah Nabi Yusuf as dengan kisah lain dalam film-film atau serial-serial lainnya yang bertema “hampir serupa” seperti percintaan dua insan, perebutan kekuasaan, atau iri dan dengki antar persaudaraan yang berujung perebutan warisan. Hasilnya, penulis tetap mendapuknya sebagai “hiburan” terbaik meskipun kontroversi menyertai serial berbudget jutaan riyal Iran ini.

Penulis berpendapat, film yang mengangkat kisah tentang kejadian-kejadian penting dalam kehidupan nabi Yusuf as atau yang bersumber dari kisah yang ada dalam al Qur’an lainnya, maka sudah barang tentu tidak bisa sembarang orang yang dapat menggarapnya. Untuk itu sutradara Farajullah Salahshur begitu berhati-hati dalam penggarapan serial yang dikemas sebanyak 45 episode dengan durasi masing-masing 45 menit itu (di youtube yang penulis tonton terdiri dari 34 episode dengan durasi masing-masing sekitar 1 jam). Konon, sang sutradara melibatkan 20 orang penulis untuk melakukan riset selama 8 tahun untuk menyusun skenario film yang disandarkan pada kitab-kitab tafsir, hadits, fiqih, dan tarikh sehingga terkumpul sekitar 2000 lembar naskah. Tidak cukup sampai di situ, sineas berkebangsaan Iran itu juga melakukan seleksi ketat (casting) yang melibatkan 3000 aktor untuk menentukan pemeran sang nabi Yusuf as.

Hasilnya, film yang digarap selama 4 tahun ini berhasil membawa penulis seperti menapaki perjalanan waktu menembus kehidupan ribuan tahun lalu. Meneropong keindahan seni arsitektur Mesir kuno yang dipadu dengan budaya dan ilmu pengetahuan yang pesat di zaman itu. Lebih dari itu, penulis seolah merasakan bagaimana konspirasi para saudara nabi Yusuf as yang diceritakan dalam al Qur’an hadir di depan mata. Penuh drama kedengkian hendak menghilangkan jejak nabi Yusuf as ke dalam sumur yang gelap, melebihi konspirasi jahat para saudari Purbasari dalam dongeng Lutung Kasarung.

Bahkan, penulis larut dalam nestapanya Zulaikha yang merindukan seorang lelaki yang dicintainya. Kisah kerinduan Anjali kepada Rahul dalam Kuch Kuch Hota Hai kalah dahsyat jika dibandingkan bagaimana Zulaikha mencintai seorang lelaki yang cinta kepada Maha Cinta yang dengan cinta-Nya menggiring nabi Yusuf as untuk kemudian juga mencintai Zulaikha. Atau, merasakan bagaimana deskripsi QS Yusuf : 92, bagaimana pemaafnya nabi Yusuf as terhadap saudara-saudaranya yang pernah menyakitinya. Sungguh bukan kisah yang kaleng-keleng. Tidaklah mengherankan, jika perjalanan tentang nabi Yusuf as yang diceritakan Allah swt kepada Rasulullah saw dan umatnya itu diawali dengan “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau itu termasuk orang yang tidak mengetahui.” (QS 12 : 3).

Sedikit banyak, penulis menyesal mengapa baru sekarang menyaksikan kisah terbaik ini dalam bentuk visualnya berupa film/serial TV. Tidak lain karena memang ada beberapa kontroversi yang menyebabkan adanya keberatan terhadap penayangan film ini. Beberapa di antaranya adalah, menampakkan figur nabi Ya’qub as dan nabi Yusuf as melalui aktor, atau menampakkan figur malaikat Jibril as. Namun, terlepas dari hal itu, serial TV ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tontonan sinetron yang berkedok film religi namun mengumbar hedonisme dan jauh dari nilai-nilai agama Islam. Bahkan, penulis mendapatkan hikmah dari setiap dialog yang terlontar dalam setiap episodenya yang kemudian menjelma menjadi quote.

Beberapa quote yang penulis dapat (beberapa diantaranya mengalami editing, namun tidak melenceng dari dialog yang terjadi) pada setiap episode bisa disimak sebagai berikut:

· Episode 1:

o Malaikat bersujud kepada manusia, tapi manusia malah bersujud kepada berhala

· Episode 2:

o Dunia ibarat penginapan. Ada ada yang datang, ada pula yang pergi

o Kedengkian adalah mengharap lenyapnya nikmat Allah

· Episode 3:

o Memaafkan adalah hiasan para nabi

· Episode 4:

o Pikiran pendosa: lakukan kesalahan lalu bertobat

o Berpura-pura jadi orang baik itu tidak sulit

· Episode 5:

o Hewan buas pun tak menumpahkan darah saudaranya

o Nafsu membuat keburukan seakan-akan sebuah kebaikan

o Kesabaran itu indah

· Episode 6:

o Dunia bagai sumur yang gelap bagi orang yang beriman

· Episode 7:

o Orang-orang besar, tak akan mengambil kembali hadiah mereka

· Episode 8:

o Kalau sangkar burung itu indah, apakah artinya burung itu tidak lagi terkurung?

· Episode 9:

o Tunas yang baru tumbuh, bisa dibentuk sesuka hati kita

· Episode 10:

o Duka karena kematian orang terkasih ada batasnya, namun duka karena berpisah dengannya akan abadi

o Segala sesuatu yang mentah akan menjadi matang dengan berusaha

· Episode 11:

o Cinta itu suci dan seorang pecinta tak mungkin berkhianat

o Seorang pecinta tak akan membiarkan kesucian hati dinodai.

o Hawa nafsu jangan diartikan sebagai cinta

o Setiap masa memiliki tuntutannnya sendiri

o Ketampanan/kecantikan ibarat suara merdu yang dapat membawa bencana bagi pemiliknya

o Sisir berada di atas kepala ketika ia bisa merapikan rambut

· Episode 12:

o Pengkhianatan tidak sama dengan ketaatan

o Tindakan terbaik adalah membalas dengan yang setimpal

o Hukuman berat akan menyadarkan orang yang dikuasai hawa nafsu

· Episode 13:

o Burung elang yang mampu terbang tinggi tak mungkin terperangkap ke dalam sarang Gagak

o Anak didik kenabian tak mungkin tertipu oleh muslihat para pemuja nafsu

o Terburu-buru bukanlah tindakan yang benar

o Hanya Dia yang patut mendapat takzim, bukan kita

o Ketika Dia mencintai seorang hamba, Dia akan memberikan ujian kepada hamba itu

· Episode 14:

o Tidak ada orang yang mendapatkan manfaat dari suatu permusuhan

o Kebencian hanya akan melipatgandakan derita

· Episode 15:

o Kebencian yang dipupuk dalam hati, hanya akan membuatnya gelap gulita

o Pahit dan manis kehidupan adalah alat tempa bagi diri

o Jangan berjalan di bawah matahari jika kepala hanya terbuat dari lilin

o Teman setiap orang adalah apa yang disembahnya

o Orang yang menyembah benda mati hanya akan mendapat kegelisahan

o Setiap makhluk di dunia ini memiliki sebuah misi dan tujuan

o Dengan jasmani yang suatu saat hancur, maka tidak perlu mengejar angan-angan panjang dan kosong

· Episode 16:

o Meski manusia hidup seribu tahun, pada akhirnya ia akan mati juga

o Hanya nabi dan kekasih Tuhan yang menyambut kematian dengan gembira

o Menanam tunas iman itu mudah, yang sulit adalah menjaga dan menumbuhkannya

o Cinta itu suci dan tidak bersarang di hati yang kotor

· Episode 17:

o Tanda-tanda kekuasaan Allah yang menjadi petunjuk, hanya akan membawa kerugian bagi orang zalim

o Kita tak selalu punya kebebasan dalam menjalankan tugas kita

o Kabar terpenting adalah kabar tentang kematian

o Tahta kekuasaan itu tidak berubah, hanya penguasanya yang terus berganti

· Episode 18:

o Akal mengatakan bahwa kita harus selalu berhati-hati

· Episode 19:

o Orang yang bertugas membawa kasih sayang bagi semua manusia, tak mungkin membalas dendam

o Orang berakal harus mewaspadai peringatan

o Siapapun yang menaiki pundak orang lain, ia pasti akan jatuh

o Apa pentingnya penampilan luar, jika hati bening seperti cermin

· Episode 20:

o Segala sesuatu adalah mungkin, maka tak ada yang perlu dicemaskan

· Episode 21:

o Pedang yang terburu-buru dicabut dari sarungnya, bisa saja melukai pemiliknya

o Orang takut mati karena dia tak punya pelindung seperti Tuhan

· Episode 22:

o Orang yang berusaha pasti akan mendapat hasilnya

o Orang yang tak menyimpan bekal di dunia tak akan memiliki apapun di hari akhir

o Perumpaan paceklik seperti hari kiamat, maka jika menanam di tujuh tahun masa dunia, akan memanen di tujuh tahun masa akhirat

· Episode 23:

o Seorang pecinta akan menyerupai perilaku kekasih yang dicintainya

o Para pria memendam banyak rahasia yang tak ingin diungkapkan

· Episode 24:

o Tiap rahasia akan terbongkar suatu hari nanti

· Episode 25:

o Jika senjata lisan gagal, maka gunakan senjata pedang

· Episode 26:

o Perlu banyak pengorbanan untuk mencapai nilai-nilai mulia

· Episode 27:

o Semua kesulitan dalam perjalanan merupakan berkah, bukan penghalang

· Episode 28:

o Cinta itu urusan hati, tak ada kaitannya dengan logika

· Episode 29:

o Pecinta seharusnya mengikuti kekasihnya (yang dicintainya)

o Mengulang suatu kebohongan akan membuat si pembohong sendiri mempercayainya

· Episode 30:

o Sujud adalah wujud penghambaan yang terindah

o Bulan tak mungkin bersembunyi di balik awan selamanya

· Episode 31:

o Hati orang yang telah menggiring manusia kepada kekafiran, tak mungkin disinari petunjuk

o Hidup yang penuh tipu muslihat akan membuat hati buta dan tuli

· Episode 32:

o Tuhan menerima amal hamba-Nya yang sholih dan mencatatnya dalam kitab amal

· Episode 33:

o Orang yang telah menghamba kepada Tuhan tidak akan menjadi budak penguasa manapun

· Episode 34:

o Fajar adalah saat pengabulan doa

o Manisnya pertemuan telah melenyapkan pahitnya perpisahan

Konklusi

Menutup tulisan ini, penulis berharap kepada setiap penikmat film agar mampu untuk menyaring setiap tayangan yang ditontonnya. Terlebih lagi jika film tersebut diangkat dari kisah dalam al Qur’an. Benar bahwa film seri nabi Yusuf as ini adalah serial yang menceritakan perjalanan tentang kehidupan nabi Yusuf as yang bersumber dari al Qur’an, tetapi para pemerannya bukanlah nabi melainkan aktor yang sudah barang tentu memiliki sifat kebanyakan manusia yaitu tidak terjaga dari dosa. Meski demikian, penulis berharap film atau serial sejenis semakin banyak diproduksi oleh para sineas muslim sehingga tayangan yang disaksikan bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan. Wallahu a’lam.

Waringinkurung, Agustus 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post