Khalid Wahyudin

Khalid Wahyudin hanya seorang guru sekolah gunung yang tengah berpacu dengan asa terindahnya. Sejak 2009 hingga kini, saat amanah sebagai abdi negara diterima...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jaga Masa Depanmu, Pakailah Helm-mu!

Jaga Masa Depanmu, Pakailah Helm-mu!

Miris. Ngeri. Membaca berita pelajar yang terlibat dalam kecelakaan motor. Karena kecerobohan dan tak berhati-hati, kecelakaan itu terjadi. Banyak diantaranya berujung pada kematian. Nyawa pun melayang sia-sia. Membaca itu, terbayang siswa yang ugal-ugalan saat mengendarai motor. Jalan hitam yang tergelar merata menjadi ajang balapan. Semacam pembuktian kemahiran bermotor. Mereka abai dengan keselamatan diri sendiri.

Sekian bulan lalu, ada siswa jatuh karena balapan tak sah itu. Di antara ruas tulang kaki dan tangannya, ada yang patah. Beruntung tak ada masalah dengan kepala. Tak ada benturan. Emosi yang masih labil, salah satu pemicunya. Sepulang sekolah, ia bertemu pemuda tanggung kampung setempat. Mengajak siswa itu balapan. Awalnya ia tak mau, tapi karena terus diolok-olok, emosinya pun meletup. Ia terima tantangan itu. Kemudian, terjadi balapan yang berakibat kecelakaan itu. Nyawa memang tak melayang, hanya saja ia merebah di rumah memulihkan sakit sebulan lamanya.

Jauh sebelum itu, ada berita siswa meninggal dunia karena kecelakaan. Sepulang sekolah ia mengendarai motornya cepat. Entah karena terburu-buru atau alasan lainnya. Ia menyalip truk di depannya. Tak peduli jalan terlalu sempit untuk dilalui. Ia tak hati-hati. Tali tasnya tersangkut di bak truk. Ia tertarik jatuh ke kolong truk. Lalu, apa yang terjadi? Ah, tak perlulah diceritakan di sini. Siswa itu meninggal. Tak terselamatkan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Berulangkali kecelakaan motor terjadi pada siswa. Tak juga mampu membuat mereka jera. Sikap ugal-ugalan dan sok jagoan di jalan mereka tunjukkan. Hanya sekadar untuk gagah-gagahan mereka balapan. Katanya untuk sebuah kebanggaan. Tak tahulah kebanggaan seperti apa. Mungkin kalau menang, mereka merasa menjadi raja. Raja jalanan bermahkota khayalan.

Wahai anakku, lihatlah fenomena itu! Jangan sampai kalian terlibat kecelakaan. Cukup sudah apa yang sudah terjadi. Jangan ditambah lagi. Kami sungguh tak sanggup kehilangan dirimu. Jadi, maafkan kalau kami harus paksakan ini. Wajib pakai helm, itu aturan tegas di sekolah ini. Tak ada kecuali. Tak ada toleransi. Kami harap kau mengerti!

Karena kami peduli masa depanmu, memakai helm itu wajib bagimu. Jaga kepalamu, jaga masa depanmu! Sedikit paparan ini, menjadi alasan mengapa saat berkendara motor ke sekolah, kamu wajib pakai helm? Bukan sekadar bahwa helm pelindung kepala. Setidaknya, karena helm itu.

Pertama. Melindungi kepalamu jika terjadi kecelakaan. Kepala bagian sangat vital yang harus dilindungi. Kebanyakan kecelakan motor berakibat benturan pada bagian kepala. Kalau tak gegar, biasanya nyawa yang akan melayang. Sungguh aku tak sanggup membayangkan nyawamu akan melayang. Ah, jangan sampai itu terjadi. Jauh! Jauhlah dari itu!

Kedua. Menggunakan helm di pagi hari saat berangkat sekolah mencegahmu dari masuk angin. Harus kamu ingat! Sekolah kita adalah sekolah pegunungan. Masuk angin lumrah terjadi. Hal itu bisa membuatmu tak enak badan dan mual-mual. Akibatnya, kamu tak bisa konsentrasi dalam belajar. Kalau kamu begitu, bagaimana ilmu itu meraga dalam jiwamu.

Ketiga. Melindungi kepala dari sengatan matahari saat kamu pulang sekolah. Panas di kepala membuat kita gerah. Konsentrasi menurun, emosi pun bisa pecah. Helm itu mengademkan kepalamu. Mengademkan emosi yang kadang meletup tak terkendali. Menjagamu tetap berakal sehat, tak mudah terprovokasi oleh tantangan balapan yang menyulut emosi. Biarkan saja mereka mengataimu tak jantan. Karena jantan bukan dinilai dari seberapa kencang kamu memacu motormu. Jantan adalah mereka yang sanggup menahan emosinya agar tak menjalar liar.

Ke-empat. Hari-hari ini adalah musim hujan. Helm itu menjagamu bertahan dari terpaan hujan yang terlalu. Terpaan hujan bisa berakibat sakit kepala. Ia bisa mengacaubalaukan imunitas tubuhmu. Kamu bisa tak tahan dan jatuh dalam demam. Sudahlah kamu jangan sampai begitu, cukup gurumu saja yang merasakannya.

Lebih dari semua itu, anakku, alasan utama kenapa kamu harus mengenakan pelindung kepala itu, adalah karena kami menyayangimu dan kami peduli masa depanmu. Adakah yang lebih penting dari itu?

Tak usah iri hati, jika kamu temukan pelajar sekolah lain tak memakai helm di jalan. Itu bukan aksi gaya, tapi tingkah sok jagoan berbalut kecerobohan. Jelas! Contoh yang tak baik bagimu. Jangan ditiru! Jika sekolahnya tak mewajibkan itu, abaikan saja. Itu urusan dalam negeri mereka. Cukup catat baik-baik, sekolah kita mewajibkan itu! Jika kamu anak yang berbudi, kamu pasti akan menaatinya dengan senang hati. Jadi, jaga kepalamu! Jaga masa depanmu! Pakailah helm itu! (*)

SMP Negeri 2 Pagerwojo (Sangdewo), Tulungagung, memiliki aturan ketat tentang kewajiban memakai helm. Aturan itu berlaku sejak pertengahan 2015 lalu. Kini, aturan yang awalnya sedikit dipaksakan itu, telah menjadi budaya. Masyarakat sekitar pun tak asing lagi dengan kebiasaan ini, hingga sampai menyakini bahwa yang memakai helm pasti siswa Sangdewo, sementara yang tak pakai adalah siswa sekolah lain.

Sendirian atau berboncengan, wajib memakai helm.

Semoga seterusnya akan menjadi budaya. Selamanya. Insyaallah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat Pak Khalid...

12 Feb
Balas

Terima kasih, Bu Rini Yuliati.

13 Feb

Mantul bapak ... keren bangettt sekolah nya ... semoga bisa menginspirasi sekolah lain. Barakallah

12 Feb
Balas

Amin. Jazakillah Bu Fera susanti.

13 Feb

semoga itu bukan ceritanya pak Kukuh ya kang Khalid!!!

13 Feb
Balas

Amin. Hahaha

13 Feb

Karen pak

21 May
Balas

Mantab,keren, menginspirasi dan bermanfaat.Sukses selalu Pak

17 Oct
Balas



search

New Post