Khalid Wahyudin

Khalid Wahyudin hanya seorang guru sekolah gunung yang tengah berpacu dengan asa terindahnya. Sejak 2009 hingga kini, saat amanah sebagai abdi negara diterima...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kamu dan Sejuta Rasa tentang Kelas Itu

Kamu dan Sejuta Rasa tentang Kelas Itu

Kelas itu tak ubahnya rumah bagimu. Tempat kita biasa belajar bersama, berbincang, bercanda, dan tak jarang mengudarkan keluh-kesah. Kamu dengan gurumu atau mereka teman sekolahmu. Kelas tempat kita kembali, memulai pelajaran dari pagi hingga tengah hari. Jika kelas berasa surga, kita akan betah di dalamnya.

Kelas itu adalah sahabat setiamu. Sepanjang waktu menemanimu tanpa mengeluh. Sepanjang waktu ia menelan celotehan, omelan, juga bentakanmu. Ia mendengar saat kamu merasani gurumu. Ia melihat saat kau berdebat soal sahabat. Ia menjadi saksi saat kau bangga bercerita sejuta mimpi. Atau, ketika kau asyik mengaji kisi-kisi menghadapi ujian nanti. Kelas itu menyimpan sejuta rasa dalam catatan hariannya.

Kelas itu seperti ruang tamu. Etalase yang memajang kreativitasmu. Dinding-dindingnya dipenuhi motivasi. Udara yang berputar dalam ruangannya menawarkan mimpi dan harapan. Kelas itu cermin bagaimana dirimu. Ejawantah dari sikap disiplin, rasa percaya diri, dan kerja keras. Tak lupa sikap pantang menyerah dan tak mudah putus asa, juga hal utama lainnya. Bekal sikap hidupmu kelak di masa depan.

Kelas itu bercerita nikmatnya detik demi detik belajar bersamamu. Kamu yang begitu dengan sikapmu. Ramai sendiri, tak serius, asyik berbincang dengan teman, melupakan guru yang menerangkan pelajaran di depan. Kadang kamu seperti itu, tapi tak selalu. Seringnya, kamu murid yang sopan dan rajin. Keluar kelas selalu meminta izin. Baju seragam selalu rapi saat datang maupun pulang. Itulah kenapa, cerita kelas itu penuh makna.

Aku menikmati detik-detik yang berlalu. Membersamaimu dalam belajar, hal terindah yang pernah ada. Meski tak selalu, dan kamu kecewa padaku karena itu. Kadang kenyataan mengingkari harapan. Gurumu manusia biasa bukan dewa pengetahuan, hingga tahu segalanya. Dia bukan malaikat hingga bisa melakukan segalanya dalam sekejap.

Sayangnya, kadang kelasmu penuh debu. Hingga ia tampak malu untuk bertemu. Hanya ia tak bisa mengatakannya. Debu itu melekat di kaca-kaca jendelanya. Sampah bertebaran di lantainya. Sementara, meja dan kursi tak tertata rapi. Kelas itu menangis sendu. Namun, tak mau menampakkannya padamu.

Kelas itu bagai istana. Sangat menyenangkan. Bersih, harum, dan indah. Hingga siapa saja kerasan dan betah berlama-lama. Maka, kelasmu sudah seharusnya begitu. Sejuta rasa dalam catatan hariannya akan menjadi kenangan berharga. (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya seperti membaca tulisan Dr Dale Carnegie dan Anne Craig PhD. Sebuah tulisan yang bernas dan bertenaga. Keren, Pak. Oya, kata "itu" harus ditulis kapital pada judul. Matur nuwun.

18 Jan
Balas

Terima kasih, Gurunda. Barakallah.

18 Jan

Gambarnya sungguh menarik, apalgi tulisannya, dirangkai begitu indah, kereen Pak Khalid...sukses selalu

18 Jan
Balas

Terima kasih. Tulisan Bu Marlupi juga tak kalah menarik. Punya daya pikat. Barakallah.

18 Jan

Tulisan Pak Khalid selalu terangkai indah dibalut diksi melangit dan sarat makna. Ruang kelas pun menjadi "sesuatu", karena untaian kata penuh makna digoreskan Pak Khalid dengan kelembutan kasihnya yang tiada tara terhadap para siswa. Sukses selalu dan barakallah

18 Jan
Balas

Terima kasih, Bu Siti Ropiah. Untaian kata penuh inspirasi dan motivasi ini, memantik energi untuk terus menulis. Kalau bisa tiada henti. Suksek dan sehat selalu, Bu. Barakallah.

18 Jan

Terima kasih, Bu Siti Ropiah. Untaian kata penuh inspirasi dan motivasi ini, memantik energi untuk terus menulis. Kalau bisa tiada henti. Suksek dan sehat selalu, Bu. Barakallah.

18 Jan

Catatan yang sangat rapi pak guru yang satu ini. Barakallah pak Wahyddin

18 Jan
Balas

Wow...memaknai kelas dengan kedalaman hati dan pengetahuan, menjadi sesuatuu banget.

18 Jan
Balas

Wow...begitukah? Tetap semangat. Menulis terus menulis. Barakallah.

18 Jan



search

New Post