“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau pengembara,” demikian pesan Nabi kepada Ibnu Umar, ketika itu. Ibnu Umar menegaskan, “Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari jangan menunggu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” Ini adalah sebuah peringatan. Kematian bisa datang tiba-tiba. Jika manusia tak menyiapkan diri, ia pasti akan merugi.

Hidup di dunia hanya sementara, teramat sayang jika harus berakhir sia-sia. Karenanya, memanfaatkan hidup dengan beramal-ibadah adalah langkah bijaksana. Sebaliknya, menjalani hidup seakan-akan kekal di dunia adalah perbuatan menjerumuskan yang berakhir sengsara.

Hiduplah seperti pengembara yang datang sekadar singgah. Tak hendak tinggal selamanya. Karena, ia tahu pasti akan meninggalkannya. Surga adalah kampung halaman manusia sebenarnya. Tempat tinggal terbaik untuk persinggahan selamanya. Siapa yang tak akan merasa rindu kembali ke sana.

Setiap pengembara pasti sadar diri, perjalanan jauh menguras energi. Tak cukup bekal sama halnya bunuh diri. Jika pengembara tak pandai menjaga diri, pasti akan sengsara di perjalanannya nanti. Dunia hanya tempat berteduh. Akhiratlah tempat manusia berlabuh.

Kita adalah pengembara. Tak akan pernah lama singgah di dunia. Akhirat sudah pasti menjadi tujuan akhirnya. Tak peduli siapa pun diri kita, raja ataupun rakyat jelata, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Perjalanan jauh yang akan ditempuh menyaratkan kita bersungguh-sungguh. Kalau tidak, sungguh manusia akan terjatuh. Patuhi perintah-Nya jauhi segala larangan-Nya, jalan kita selamat dunia dan akhirat. Wallahualam bissawab. (*)