Khalimatus Sa'diyah

Nama : Khalimatus Sa'diyah Alumnus IAIN Sunan Ampel tahun 1992 Alumnus Universitas Negeri Malang tahun 2009...

Selengkapnya
Navigasi Web
Analogi Inspiratif – Dua Tangan dan Dua Telinga

Analogi Inspiratif – Dua Tangan dan Dua Telinga

Mata pelajaran Bahasa Arab termasuk salah satu mata pelajaran yang sulit bagi anak-anak Madrasah Aliyah pada saat ini. Apalagi bagi mereka yang tidak pernah mendapatkan mata pelajaran ini di sekolah sebelumnya. Hal ini menjadikan tantangan berat bagi guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

Berbagai macam metode dan trik jitu telah diterapkan oleh ibu Kumala dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Arab, agar mudah diterima oleh anak-anak. Media pembelajaran dan alat peragapun juga selalu disiapkan oleh ibu Kumala. Kali ini ibu Kumala menggunakan contoh-contoh kalimat dalam Bahasa Arab yang dituliskan pada potongan-potongan kertas kecil. Masing-masing anak, mendapatkan satu lembar kertas kecil itu.

Ibu Kumala memberikan instruksi kepada anak-anak untuk memperhatikan bacaan kalimat yang akan dicontohkan oleh ibu Kumala. Setiap anak yang memegang kertas dengan kalimat yang diucapkan oleh ibu Kumala diminta untuk berkumpul menjadi satu kelompok. Ternyata dari setiap kalimat yang terucap itu ada empat atau lima anak. Hingga terbentuklah enam kelompok. Begitulah kiranya cara ibu Kumala dalam menentukan anggota masing-masing kelompok.

Setelah semua anak berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing, anak-anak mulai mempelajari makna kata demi kata dari kalimat yang diberikan. Kemudian mereka memahami isi kalimat tersebut. Sesi berikutnya adalah masing-masing anak mempresentasikan hasil diskusinya dengan Bahasa mereka sendiri. Ada kalimat perumpamaan yang sangat menarik, yaitu: “KUN KAL YADAINI WA LAA TAKUN KAL UDZUNAINI”. Makna kalimat itu adalah: “Jadilah seperti kedua tangan dan jangan menjadi seperti kedua telinga”.

Analogi Kedua Tangan

Tangan ada dua, yakni tangan kanan dan tangan kiri. Masing-masing tangan punya tugas sendiri-sendiri. Tangan kanan, kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang baik, seperti: makan, minum, berjabat tangan, mempersilahkan, menulis, atau mungkin dalam menunjukkan sesuatu. Sedang tangan kiri, biasanya kita gunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan barang kotor dan terkena najis. Ketika kita sedang berjalan, tangan selalu bergantian. Saat kita melangkahkan kaki kiri, tangan kanan kita di depan dan tangan kiri di belakang. Begitu juga sebaliknya. Bila kedua tangan sedang beristirahat, keduanya bersedekap, kehangatan terasa. Kala kedua tangan sama-sama berupaya mengangkat suatu barang, maka kekuatan tercipta. Ketika satu tangan terluka, tangan yang satunya sanggup mengobatinya. Jari manis di tangan kananpun juga tidak pernah iri ketika saat jari manis tangan kiri mendapatkan cincin pernikahan.

Sungguh indah analogi kedua tangan ini jika diterapkan dalam suatu ‘teamwork’. Keberadaan kedua tangan yang saling melengkapi ini, akan membentuk solidnya suatu team. Job description yang jelas dari masing-masing anggota team akan menjadi penggerak roda perkembangan team ke arah pencapaian suatu tujuan. Keterbukaan dan saling pengertian dari masing-masing anggota menjadikan keseimbangan perjalanan team tersebut. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” adalah peribahasa yang tepat untuk melukiskan kebersamaan dalam suatu pekerjaan. Rasa empati yang tinggi mennjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bersama. Jika salah satu anggota merasa sakit karena sesuatu hal, maka anggota yang lain akan menjadi obat pelipur lara baginya. “Rizki tidak akan lari kemana” menjadi prinsip utama dalam sikap menata hati untuk tidak menjadi orang serakah. Demikian indah lukisan makna dari analogi kedua tangan dalam kerja teamwork.

Bagaimana dengan analogi kedua telinga? Sehingga kita tidak boleh menjadi seperti kedua telinga.

Kita mempunya dua telinga. Telinga kanan dan kiri, keduanya ada di kepala. Meskipun ada di satu tempat yang sama yakni kepala, telinga tidak pernah berjumpa satu sama lainnya. Telinga sering berebut untuk menangkap suara. Telinga tidak saling membantu. Ketika telinga kanan menghadap ke arah timur, maka telinga kiri menghadap ke arah barat. Jika telinga kiri menghadap ke arah selatan, telinga kananpun menghadap ke arah utara. Begitulah Allah memberikan perumpamaan yang bisa diambil pelajaran darinya. Janganlah engkau seperti kedua telinga, ketika kita berada dalam suatu teamwork. Jangankan untuk membantu sesamanya, bertemu saja tidak pernah. Mana mungkin kita bisa memahami satu sama lainnya, kalau kita selalu berbalik arah. Apabila dalam suatu team, kita tidak pernah saling menyapa dan tidak pernah saling memahami, apa yang akan terjadi? Jika dalam suatu team tidak ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, dan saling berebut jabatan, apa yang kita rasakan?

Maha benar Allah, yang tidak pernah salah design dalam memberikan perumpamaan-perumpamaan agar kita bisa mengambil pelajaran darinya. Besar harapan kami, untuk bisa menjadi seperti kedua tangan dalam kerja team. Teamwork yang dicontohkan dalam ajaran Islam sebagaimana disebutkan dalam Al-qur’an surat Al-Maidah ayat 2, sebagai berikut: “… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Perintah untuk bersabar dalam kerja teamwork disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berbunyi, “Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas perlakuan mereka adalah lebih baik dan besar pahalanya daripada mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas perilaku mereka” (Imam Ahmad).

Adapun hadits yang menyebutkan tentang perintah menolong siapapun, baik yang terzhalimi maupun yang menzhalimi. Rasulullah saw bersabda, “Tolonglah saudaramu yang menzhalimi dan yang terzhalimi”. Maka para sahabat bertanya, “Menolong yang terzhalimi memang kami lakukan, tapi bagaimana menolong orang yang berbuat zhalim?”. Rasulullah menjawab, “Mencegahnya dari terus menerus melakukan kezhaliman itu berarti engkau telah menolongnya”. (Bukhari dan Ahmad).

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah untuk menjadi lebih baik dan lebih bijak dalam berucap, bertindak, dan bersikap. Hingga pada saatnya nanti kita mengakhiri hidup ini dengan ‘khusnul khotimah’. Aamiiin Allahumma Aamiiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah... Pesan yg cukup mendalam. Seperti grup kita Ayoo Menulis ya... teamwork dan support system... hampir sama kyknya ya??

23 Apr
Balas

Aaamiiin.. Aaamiiin.. Aaamiiin ya Rabbal alamiiin.

23 Apr
Balas

Luar biasa bu halimah. Inspiratif banget

22 Apr
Balas

Terima kasih bu Alfi. semoga menginspirasi.

22 Apr
Balas

Aamiin Allahumma Aamiiin. Thanks berat bu Im.

23 Apr
Balas

Aamiiin, insyaAllah semoga group kita semakin solid

23 Apr
Balas

subhanallah. semoga kita menjadi teamwork seperti pesan rosullulloh

23 Apr
Balas



search

New Post