Khalimatus Sa'diyah

Nama : Khalimatus Sa'diyah Alumnus IAIN Sunan Ampel tahun 1992 Alumnus Universitas Negeri Malang tahun 2009...

Selengkapnya
Navigasi Web
Analogi Inspiratif - Sebatang Pensil dan Goresan Kehidupan

Analogi Inspiratif - Sebatang Pensil dan Goresan Kehidupan

Hari Rabu adalah hari yang paling disenangi oleh anak-anak kelas XI Agama. Karena pada hari itu ada pak Mufid yang akan mengajar Ilmu Kalam di kelas itu. Bagi anak-anak, pak Mufid ialah sosok seorang guru yang kehadirannya sangat dinantikan. Betapa tidak....? Disamping kesabarannya, pak Mufid guru inovatif yang kreatif. Selalu saja ada hal baru yang disampaikan oleh pak Mufid di dalam kelas. Dengan senyumnya yang khas, pak Mufid mengucapkan salam saat masuk kelas. Dengan semangat pula anak-anak menjawab salam pak Mufid. Kemudian setelah menyapa anak-anak dan mengecek kehadiran siswa di kelas itu, pak Mufid mulai bertanya dengan pertanyaan yang sangat simple. “Anak-anak, apakah kalian punya pensil?” Serentak anak-anakpun menjawab: “Punya... pak?” “Siapa yang bisa bercerita tentang pensil?” Anak-anakpun mulai saling memandang ke teman-teman lainnya. “Emang pensil ada ceritanya, pak?” tanya salah satu anak. “Semua yang ada di dunia ini mesti punya cerita” jawab pak Mufid. “Baiklah, perhatikan tayangan video berikut ini” kata pak Mufid. Anak-anak mulai siap menyaksikan tayangan videonya. Di layar LCD terpampang jelas judul video tersebut. KISAH SEBATANG PENSIL Pada mulanya, sang pembuat pensil berkata kepada pensil. “ Ada lima hal yang anda harus ketahui sebelum aku mengutusmu ke dunia. Ingatlah kelima hal itu dan anda akan menjadi pensil terbaik yang pernah ada”. PERTAMA “Anda mampu membuat karya-karya besar, jika anda membiarkan diri anda dalam tangan seseorang yang memegang anda”. KEDUA “Dari waktu ke waktu, anda akan merasakan pengalaman yang menyakitkan diri anda. Pengalaman ini adalah tuntutan mutlak untuk menjadi pensil terbaik”. KETIGA “Anda memiliki kemampuan memperbaiki kesalahan apapun yang anda telah lakukan”. KEEMPAT “Bagiann terpenting dari dirimu adalah bagian yang ada bagian yang paling dalam dari dirimu”. KELIMA “Apapun kondisinya, anda harus terus menulis. Anda harus tetap meninggalkan jejak yang jelas, sekalipun dalam kesulitan yang sangat sulit”. Pensil memahami, berjanji untuk mengingat, dan kemudian masuk ke dalam kotak dengan penuh pemahaman akan tujuan sang pembuatnya. Sekarang gantilah kata “PENSIL” dengan “NAMA ANDA SENDIRI”. Ingatlah selalu dan jangan pernah melupakannya, dan anda akan menjadi seorang pribadi yang baik. PERTAMA “Anda akan mampu membuat hal-hal besar, jika anda membiarkan diri anda dituntun oleh tangan sang PENCIPTA. Dan membiarkan sesama mengakses segala talenta yang anda punya”. KEDUA Dari waktu ke waktu, anda akan mengalami pengalaman yang menyakitkan melalui berbagai kesulitan dan masalah. Tetapi pengalaman ini memang anda butuhkan untuk menjadi pribadi yang kokoh”. KETIGA “Anda memiliki kemampuan memperbaiki setiap kesalahan yang anda lakukan. Dan karena hal itulah anda akan tumbuh dan berkembang”. KEEMPAT “Bagian terpenting dari dirimu adalah bagian terdalam dari jati dirimu. KELIMA “Pada setiap jalan yang anda lalui anda harus meninggalkan kata yang jelas. Apapun situasinya, anda harus terus melayani PENCIPTA dalam segala hal. Dari analogi ini kita dapat mengambil pelajaran: 1. Pensil akan berguna karena ada tangan yang menggerakkannya. Kitapun juga akan berguna karena ada Allah yang selalu membimbing dengan kehendakNya. 2. Dalam proses menulis, terkadang pensil harus terhenti karena harus masuk rautan agar lebih tajam. Hal ini membuat pensil kesakitan. Kitapun juga kadang-kadang harus merasakan penderitaan dan kesakitan agar kita bisa menjadi lebih baik. 3. Pensil punya kesempatan untuk menghapus goresan kata yang salah. Kitapun juga punya kesempatan untuk bertaubat atas dosa-dosa kita. 4. Bagian terpenting dari pensil adalah warna hitam bagian dalamnya. Bagian terpenting kita adalah dalam hati kita. 5. Setiap pensil selalu meninggalkan goresan. Kitapun juga sama akan ada goresan dalam hidup kita. Karenanya kita harus lebih berhati-hati dalam menggoreskan pensil kehidupan kita. Setiap orang sama seperti pensil diciptakanoleh sang PENCIPTA secara unik dengan tujuan tertentu.Dengan memahami dan mengingatnya, marilah kita melanjutkan panggilankita. Sebagai apapun diri kitamarilah kita menjalin hubungan yang erat dengan sang PENCIPTA dan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat. Aamiiin Allahumma Aamiiin
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post