DIALOG DALAM CERPEN
DIALOG DALAM CERPEN
Oleh Khatijah, S.Pd
Guru SMPN 1 Tapen Bondowoso Jawa Timur
#TantanganGurusiana
Tantangan Hari Ke-102
Ketika kita menulis jenis cerita, baik cerpen maupun novel, tidak lepas dari penulisan dialog para tokoh. Sebuah cerita tanpa dialog akan terasa hambar dan kurang menarik. Dialog merupakan ucapan langsung yang disampaikan oleh tokoh. Sebuah dialog bisa diikuti oleh narasi atau dialog tag. Penulisan dialog dalam cerita harus benar. Hal ini dilakukan agar maksud kalimat tersebut dapat ditangkap dengan jelas oleh pembaca.
Ketika kita membaca cerita, sering kita jumpai penulisan dialog yang salah. Kesalahan penulisan terletak pada penggunaan huruf dan tanda baca. Agar kita menuliskan dialog dengan benar, kita harus selalu ingat akan aturan yang ada. Aturan-aturan itu dapat kita temukan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman ini mengatur pemakaian tanda baca dan pemakaian huruf.
Berikut ini contoh penulisan dialog dalam cerpen atau novel. (1) “Sudah mau pulang?” Tanya Krisna. (2) “Belum”. Jawab Dahlia.
Penulisan dua contoh kalimat di atas, tidak tepat. Alasan bahwa kedua penulisan kalimat di atas salah adalah sebagai berikut. Kesalahan kalimat nomor (1) terdapat pada penulisan huruf “t” pada frase “Tanya Krisna”. Seharusnya huruf t pada kata “tanya” menggunakan huruf kecil. Kadang-kadang juga kita menemui penulisan salah seperti berikut ini. “Sudah mau pulang?”, tanya Krisna. Kesalahan kalimat tersebut adanya tanda koma setelah dialog yang sudah menggunakan tanda tanya. Contoh penulisan kalimat nomor (1) yang benar adalah sebagai berikut. “Sudah mau pulang?” tanya Krisna.
Sedangkan kesalahan contoh kalimat nomor (2) terdapat pada penggunaan tanda baca dan huruf besar. Pada contoh tersebut, kata “Belum” sebagai ucapanlangsung diakhiri dengan tanda titik. Seharusnya setelah kata “Belum” diikuti tanda koma karena kalimat tersebut belum selesai. Kesalahan kedua adalah ketidaktepatan letak tanda baca titik (seharusnya koma) setelah tanda petik akhir. Seharusnya tanda koma diletakkan sebelum tanda petik akhir. Kesalahan ketiga yaitu penggunaan huruf kapital pada kata “Jawab” yang seharusnya huruf “j” ditulis dengan huruf kecil. Penulisan contoh (2) yang benar adalah sebagai berikut. “Belum,” jawab Dahlia.
Frase “tanya Krisna” dan “jawab Dahlia” merupakan bagian kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, yang disebut dialog tag. Seperti yang tertulis di shireishou.com dialog tag adalah keterangan kalimat langsung yang tidak bisa berdiri sendiri (berupa frasa). Dialog tag yang tertulis setelah petikan langsung ditandai dengan kata kerja sahut, gumam, kata, jawab, jerit, pinta, teriak, tanya, dll.
Kedua contoh kalimat (1) dan contoh kalimat (2) merupakan kalimat langsung yang menggunakan dialog tag di belakang kutipan langsung.
Berikiut ini adalah contoh dialog yang menggunakan dialog tag di depan kutipan langsung. (3) Dahlia berkata, “Saya baru saja datang.” (4) Krisna bertanya, “Siapa nama temanmu itu?”
Penulisan contoh kalimat (3) dan (4) benar. Berikut penjelasannya. Jika dialog tag berada di awal kalimat, tanda baca koma diletakkan di antara dialog tag dan petikan langsung. Huruf awal kalimat pada dialog tag contoh nomor (3) dan nomor (4) huruf kapital. Demikian juga huruf awal kata kalimat pada petikan langsung juga menggunakan huruf kapital.
Kita harus dapat membedakan dengan penulisan dialog berikut ini. Contoh (5) “Bagaimana keadaanmu, Dahlia?” Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya. (6) “Ayo, ikut aku!” Dahlia mengajak Krisna. (5) “Ia memang baik hati.” Krisna memuji orang itu. (7) Krisna tersenyum. “Kamu memang anak yang manis.”
Penulisan ketiga kalimat tersebut benar. Kalau kita cermati ketiga kalimat contoh (5), (6), dan contoh (7) memang berbeda dengan kalimat contoh (1),(2),(3), dan contoh (4). Perbedaannya terletak pada penggunaan huruf kapital pada huruf awal kata setelah dialog. Selain “Krisna” dan “Dahlia” sebagai nama orang yang harus diawali dengan huruf kapital, alasan lain mengapa diawali dengan huruf kapital yaitu karena setelah dialog pada kedua kalimat tersebut merupakan kalimat narasi. Jadi, kalimat “Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya” dan “Dahlia mengajak Krisna” merupakan kalimat yang berbeda dengan yang terdapat di antara petikan langsung. Ini yang disebut dengan narasi. Demikian juga dengan kalimat “Krisna memuji orang itu”
Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat.
Bondowoso, 25 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dapat wawasan baru. Terima kasih, Bu Khatijah.
Sama-sama Bu Yuli, sukses selalu ya
Memang pelajaran ttg nulis dialog yg sy tunggu. Terimakasih kepada sang penulis "Sekeping Rindu" .
Alhamdulillah, semoga bermanfaat Ustad...
Makasih ilmunya
Iya Bu, sama-sama.
Sangat bermanfaat. Makasih
Ya,Bu sama-sama, terimakasih sudah hadir. Sukses selalu buat Ibu.
Makasih infonya..sangat bermanfaat..salam sayang bunda
Salam sayang takkan hilang, terima kasih jiga sufah hadir.
Alhamdulillah tambah ilmu. Terima kasih ibu guru..
Alhamdulillah terima kasih supportnya Ibu KS
Alhamdulillah, trimakasih bu..saya juga dapat ilmu lagi nih,..lumayan jatuh bangun dlm KBBI dan PUEBI,..jzakillah bu..jd amalan pahala ilmunya..salam hormat
Aamiin yarobbalalamiin, terima kasih telah mampir, sukses selalu buat Pak Eko.
Bener banget bu. Kadang terabaikan karena menulis terbawa suasana cerita.dan kurang koreksi juga
Ya Bu, terima kasih sudah hadir. Semoga sukses selalu.
Terimakasih ilmunya
Sama-sama, Bu...sukses selalu..
Ok, bagus sekali untuk kelestarian penulisan bagasa Indonesia yang benar
Terima kasih Bapak