Khatijah, S.Pd

Khatijah adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 1 Tapen Bondowoso Jawa Timur. Menulis adalah hal yang menjadi hoby. Kegiatan menulis yang pal...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gamang 2

Gamang @2

Oleh: Khatijah

“Oh, jadi siapa ayah kandung, Seruni?” tanya Pak Kyai terbata.

“Pak Kepala Desa. Pak Wiryo, Kyai,” jawab bapak nyaris tak terdengar di pendengaranku.

Pak Kyai, Bu Nyai, juga Yudhis tampak terperanjat. Mereka saling berpandangan, lalu berganti memandang ke arahku dan ke arah bapak.

“Benar begitu, Seruni.” Pak Kyai meminta penegasan dariku. Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

“Kalau begitu, kita harus undang beliau ke sini. Secara terus terang Pak dan Seruni harus bilang tentang hal ini. Kira-kira Pak Wiryo setuju gak ya dengan rencana ini?” tanya Pak Kyai seolah-olah ditujukan pada dirinya sendiri. Ada keraguan terbersit di sana.

“Mohon maaf, apa tidak lebih baik kita matur dulu, kepada beliau secara resmi, Pak Kyai.” Tiba-tiba Yudistira menyela dengan santun.

“Benar sekali katamu Yudis. Setelah ini, kita temui beliau bersama-sama. Lebih cepat lebih baik.” Pak Kyai terlihat begitu antusias untuk segera mengesahkan pernikahanku dengan Yudhis.

“Sebaiknya, saya dan Seruni menunggu di rumah saja, Kyai.” Bapak memberikan usul seolah mewakili isi hatiku yang menolak menemuai ayah di rumahnya.

“Gak bisa begitu. Kita bersama-sama ke sana. Biarlah saya yang tanggung jawab atas semua rencana ini. Yang penting kita harus mempertemukan dua calon mempelai ini dengan walinya. Jangan sampai ada kesalahan yang kita buat. Pernikahan itu tidak bisa kita bikin main-main. Untung Bapak berterus terang. Kalau tidak, sangat berbahaya. Bisa-bisa pernikahan nanti tidak sah. Ini akan menjadi petaka karena akan membiarkan pasangan berbuat zina. Kalau ada orang yang mengangkat anak wajib merelakan anak perempuan tersebut dinikahkan oleh walinya. Kalau bapaknya masih ada ya bapaknya yang harus menjadi wali. Jadi, kalau Pak Kades itu ayah kandung Seruni, ya beliaulah yang wajib menjadi walinya karena beliau masih hidup.” Begitu Pak Kyai memberikan nasihat sekaligus petunjuk kepada bapak.

Bapak mengangguk-anggukkan kepala. Aku membaca roman wajahnya, kali ini dia benar-benar paham terhadap penjelasan Pak Kyai. Aku pun merasa lega dengan penjelasn itu.

“Astagfirullah.”

Spontan bisik itu keluar dari bibirku. Aku merasa beruntung sekali ayah membuka tabir yang lama tersimpan. Sehingga aku bisa terhindar dari perbuatan dosa.

****

Matahari sudah berada di posisi sebelah barat. Pak Kyai melipat surban dan sajadahnya. Sebagai imam salat Asar sudah selesai. Para jamaah salat yang kebanyakan para santri itu sudah berhamburan keluar masjid setelah menyelesaikan zikirnya. Aku masih duduk bersimpuh bersama beberapa santriwati. Tiba-tiba Bu Nyai memberikan isyarat kepadaku. Aku pun segera bangkit dan melangkah pelan menuju ke tempatnya berdiri. Anak-anak santri perempuan itu tak henti memandangku saat Bu Nyai menggandeng tanganku. Mukena dan sajadah yang ada di tangannya diletakkannya di lemari kaca yang yang terdapat di pojok ruangan masjid itu. Aku juga mengikuti. Mukena-mukena itu terlipat rapi. Ada beberapa yang digantung. Semua tampak bersih dan wangi. Ada petugas khusus yang mencuci dan menyeterika alat salat bagi muslimah itu.

Di luar masjid. Yudistira berdiri mematung dengan lengan bersedekap. Di sebelah barat agak jauh berdiri bapak yang masih memakai baju koko. Pak Kyai dan Bu Nyai pun menghampiri mereka untuk langsung menuju tempat mobil di parkir. Ternyata segala sesuatu sudah disiapkan untuk segera dibawa ke rumah ayah. Yudistira sendiri akhirnya yang menyetir.

Baru saja mobil bergerak keluar dari pintu gerbang, tiba-tiba sebuah mobil ambulans melaju cepat. Yudistira mengerem mobil yang disetiri. Meski tak ada yang berkomentar, aku bertanya-tanya siapa yang ada di dalam ambulans tersebut. Mobil yang dikendarai Yudistira berjalan dengan kecepatan sedang. Setirannya sangat halus. Ini juga menunjukkan dia seorang yang berperangai halus, tidak kasar.

Bondowoso, 22 September 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yg menarik

22 Sep
Balas



search

New Post